YESUS SEBAGAI PEMBEBAS
ROMA 8:1-17
Kekasih Tuhan... Suatu teori Teologi pembebasan yang berkembang dalam akhir abad ke-20 sampai awal abad ke 21 yang diuraikan oleh seorang Teolog Imanuel Gerrit Singgih dalam bukunya "Berteologi dalam Konteks,". Pemikirannya tentang suatu pendekatan teologi yang berakar pada pengalaman dan perjuangan masyarakat tertindas. Singgih menekankan bahwa teologi harus relevan dengan konteks lokal, mencakup pemahaman terhadap sejarah, budaya, serta situasi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa teologi pembebasan memberi prioritas pada orang miskin dan tertindas, melihat mereka bukan sebagai objek belas kasihan tetapi sebagai subjek aktif dalam teologi. Teologi ini mendorong tindakan praksis, yang berarti umat Kristen harus terlibat dalam tindakan nyata untuk mendukung keadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak mereka yang terpinggirkan. Melalui teologi pembebasan, Singgih mengajak gereja dan umat Kristen untuk tidak hanya berfokus pada kehidupan spiritual saja karena Yesus sebagai pembebas telah melakukan karya penyelamatan sehingga sebagai orang Kristen harus terlibat aktif dalam upaya mengatasi ketidakadilan di masyarakat sebagai wujud representasi dari karya keselamatan yang diperoleh sebagai orang percaya.
Kekasih Tuhan..Hari ini kita akan merenungkan Yesus sebagai pembebas melalui Roma 8:1-17, Paulus mengungkapkan dengan jelas bagaimana Yesus Kristus telah membebaskan orang percaya dari hukuman dosa yang memberikan hidup baru dalam Roh. Ada beberapa hal yang menjadi point' perenungan hari ini
1. Pembebasan dari Hukuman dapat kita temui dalam ayat 1-4. Paulus mulai dengan pernyataan yang penuh pengharapan: "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." Ini adalah jaminan bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus. Orang percaya tidak lagi hidup dalam ketakutan akan hukuman karena dosa, karena Kristus telah menanggung hukuman itu di kayu salib. Dia tidak hanya membayar harga dosa tetapi juga memberikan kita Roh Kudus untuk membimbing kita dalam hidup yang baru. Paulus juga menegaskan bahwa Hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan karena kelemahan manusia yang berdosa. Keselamatan dan pembebasan dari dosa datang melalui Yesus Kristus dan karya Roh Kudus. Roh Kudus memampukan orang percaya untuk hidup dalam kebenaran dan memenuhi tuntutan Hukum Taurat. Dengan demikian, keselamatan adalah karya Allah sepenuhnya, dari awal hingga akhir, dan bukan hasil usaha manusia menjalankan Hukum Taurat.
2. Hidup dalam Roh dalam ay. 5-11; Paulus melanjutkan dengan menjelaskan perbedaan antara hidup menurut daging dan hidup menurut Roh. Hidup menurut Roh berarti mengikuti pimpinan Roh Kudus sebagai orang percaya. Ini berarti hidup dalam kebebasan yang Yesus berikan, bukan dikendalikan oleh keinginan daging yang membelenggu. Roh Kudus membangkitkan orang percaya dari kematian rohani dan memberikan kita kehidupan yang benar, sehingga orang percaya dapat mengalami kelepasan sejati dan hidup dengan penuh sukacita dalam Kristus.
3. Anak-anak Allah dan Pewaris dalam ay. 12-17; Akhirnya, Paulus menggarisbawahi bahwa sebagai orang percaya kita adalah anak-anak Allah. Sebagai orang percaya bukan lagi hamba dosa, tetapi anak-anak yang dikasihi dan memiliki hak sebagai pewaris bersama dengan Kristus. Ini adalah jaminan bahwa kita memiliki masa depan yang penuh harapan, dan hubungan kita dengan Allah adalah hubungan yang penuh kasih dan penuh kuasa. Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan identitas baru kita dan mengalami hidup yang melimpah dalam Kristus.
Kekasih Tuhan... Yesus adalah pembebas kita, dan melalui-Nya, kita mengalami kebebasan dari hukuman, kekuatan untuk hidup dalam Roh, dan identitas sebagai anak-anak Allah. Mari kita bersyukur atas anugerah ini dan hidup dalam kebenaran yang telah diberikan kepada kita sebagai orang percaya dengan mempresentasikan dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari dalam rumah tangga yang berdampak bagi sesama ciptaan.
Dalam konteks mengenang kemerdekaan Indonesia, kita bisa merenungkan tentang Yesus sebagai Pembebas dengan mengingat perjuangan bangsa kita yang telah meraih kemerdekaan dari penjajahan. Kemerdekaan ini bukan hanya sekadar kebebasan dari penindasan fisik, tetapi juga menjadi simbol perjuangan untuk meraih kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan.
Kekasih Tuhan..kita dalam suasana memperingati hari kemerdekaan sebagai masyarakat Indonesia, bercermin dari Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk membebaskan kita dari belenggu dosa dan kematian. Seperti halnya para pahlawan bangsa yang berjuang untuk kebebasan Indonesia, Yesus berkorban demi kita agar kita dapat hidup dalam kebebasan sejati. Pembebasan dari Yesus membawa kita pada kehidupan baru, di mana kita tidak lagi diperbudak oleh dosa, ketakutan, dan keputusasaan. Sebagai warga negara yang telah merdeka, kita diingatkan untuk terus bersyukur dan menghargai kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata. Demikian juga, sebagai orang percaya, kita diajak untuk hidup dalam kemerdekaan rohani yang telah Yesus anugerahkan, dengan menjalani hidup yang memuliakan Tuhan dan membawa damai serta kasih bagi sesama.
Dengan mengenang kemerdekaan Indonesia, kita diingatkan bahwa kebebasan adalah anugerah yang harus kita jaga dan perjuangkan. Begitu pula dengan kemerdekaan yang Yesus berikan, marilah kita hidup dalam kebebasan itu dengan penuh syukur, selalu mengandalkan Dia, dan menjadi saksi kasih-Nya di dunia ini.
Kekasih Tuhan..sebagai rumah tangga Kristen , penting untuk memahami dengan baik spiritualitas dan tanggung jawab dalam mengajarkan identitas sebagai pengikut Yesus Kristus. Hal ini dapat menjadi tantangan jika pemahaman spiritualitas orang tua masih kurang. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pengajaran dan didikan yang benar kepada anak-anak mereka, termasuk mengajarkan nilai-nilai spiritual. Ini melibatkan menyempatkan waktu untuk membaca firman Tuhan, berdoa, dan beribadah bersama sebagai keluarga agar dapat menjauhkan diri dari dosa yang mendatangkan maut. Dengan demikian, orang tua dapat membantu anak-anak memahami Yesus Kristus sebagai pembebas, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada kehidupan rumah tangga sebagai keluarga Kristen dan untuk kepentingan bersama dalam kehidupan persekutuan.
Kekasih Tuhan..pada akhirnya Yesus Kristus hadir sebagai pembebas kita yang sejati. Ia membebaskan kita dari segala dosa yang menghimpit, memberikan kita kehidupan baru yang penuh harapan dan kedamaian. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus menanggung hukuman dosa kita dan memberi kita jalan menuju kebebasan sejati. Di dalam Dia, kita tidak lagi diperbudak oleh dosa atau rasa takut, melainkan hidup dalam kebebasan yang dipenuhi oleh kedamaian dan sukacita yang melimpah.
Yesus membebaskan kita bukan hanya dari dosa, tetapi juga kerapuhan kita sebagai ciptaan . Dia menuntun langkah kita, memberikan kita kekuatan dan keberanian untuk menghadapi setiap tantangan dengan keyakinan bahwa kita tidak pernah sendiri. Dengan Yesus sebagai pembebas kita, hidup kita menjadi terang yang bersinar, memancarkan kasih dan kebenaran kepada dunia di sekitar kita seperti yang dikatakan dalam teori Imanuel Gerrit Singgih dalam Teori "Teologi Pembebasan".
Amin
Komentar