Langsung ke konten utama

BAHAN IBADAH RUMAH TANGGA

 BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 1:1-22

MEMAHAMI RENCANA ALLAH DALAM KETERPURUKAN

Kekasih Tuhan.. Ada banyak cara Tuhan dalam membentuk spiritualitas manusia, kita dibentuk oleh Allah dengan pergumulan, pengujian, pencobaan bahkan juga penindasan. Namun di dalam semuanya itu, ketika diperhadapkan dengan situasi tersebut, kita di tuntut untuk melihat dan menemukan maksud Allah dalam mengijinkan semua hal itu terjadi.

Dalam teks pembacaan hari ini, kita dapat melihat pertanggungjawaban Allah dalam mempersiapkan  dan memenuhi akan panggilan-Nya terhadap Bangsa Israel menjadi umat pilihan Allah (Kejadian 46:3-4). Mereka yang hidup sebagai orang-orang yang ada dalam tanah perbudakan merasakan banyaknya penderitaan dan juga penindasan. Hal ini tidak mudah bagi mereka untuk melewati proses tersebut.

Setelah Yusuf mati (ay. 7) kekuatan Bangsa Israel yang ada di tanah Mesir menjadi melemah dan merekapun dijadikan sebagai hamba yang akan diperbudak untuk kepentingan bangsa Mesir. Bersamaan dengan itu, jumlah Bangsa Israel yang semakin banyak mengancam keberadaan orang-orang Mesir (ay. 12-14). Bahkan untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan Bangsa Israel, anak laki-laki mereka dibunuh (15-22).

Dari kisah ini ada beberapa hal yang dapat kita temukan akan rencana Allah bagi Bangsa Israel.

Ketika Yusuf dan orang-orang yang berkuasa mati, Allah tidak meninggalkan mereka untuk ada dalam keterpurukan. Allah tidak meninggalkan mereka lebih lama merasakan penindasan dan penderitaan.

Ketika mereka merasakan penindasan, rencana Allah sedang mempersiapkan keselamatan dalam menepati janji-Nya untuk membebaskan mereka dari tanah perbudakan yaitu dengan cara ketika Musa lahir, ia tidak di bunuh sekalipun pada saat itu anak- laki yang baru lahir harus dibunuh.

Kekasih Tuhan…Dalam kehidupan kita saat ini, kita tidak pernah terlepas dari yang namanya pergumulan kehidupan.  Ada bebrapa hal yang dapat kita pelajari dari teks pembacaan kita saat ini.

Allah mengijinkan persoalan dan pergumulan terjadi di dalam keluarga adalah bagian dari pembentukan iman. Dengan meyakini bahwa di dalam persoalan dan pergumulan itu ada maksud dan rencana Allah yang mau dinyatakan di dalam rumah tangga. 

Pergumulan dan pencobaan yang terjadi kita dapat merefleksikan bahwa sebagai keluarga kita perlu menghadirkan Allah di tengah-tengah keluarga karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia. Kesetiaan Allah kita dapat melihat dalam kehidupan Bangsa Israel. Allah tetap menjaga janji-Nya dalam memilih mereka sebagai Umat pilihan Allah sekalipun mereka beberapa kali melupakan Allah di dalam kehidupan mereka

 Allah yang berinisiatif untuk mendamaikan diri-Nya dengan manusia, bukan manusia yang berupaya memperbaiki hubungannya dengan Allah. Ia mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk menderita sengsara bagi manusia untuk menebus dosa-dosa manusia. kita dapat melihat kasih Tuhan yang terus terjadi di dalam kehidupan rumah tangga kita masing-masing. Ada banyak hal yang Tuhan ingin tunjukan di dalam kehidupan kita. Allah hanya menginginkan respon kita dalam menikmati Kasih Karunia yang telah Allah berikan.

Kekasih Tuhan.. kita akan melanjutkan kehidupan kita di dalam dunia ini, yang Allah inginkan ialah ketaatan dan kesetiaan kita akan perintah-perintah Allah yang telah dinyatakan di dalam kehidupan dengan merespon panggilan Allah agar kita dapat membuka ruang bagi Allah di dalam kehidupan kita yang dimulai dari dalam keluarga kita masing-masing.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Yoel 3:1-8.

Kekasih Tuhan..beberapa hal yang kita lihat dari teks pembacaan kita saat ini, dan menjadi refleksi kita secara bersama;

I. Panggilan Kembali kepada Allah: Kitab Yoel dimulai dengan panggilan kepada orang-orang untuk berbalik kepada Allah dalam pertobatan yang tulus. Ayat-ayat ini mengingatkan kita bahwa meskipun mungkin kita telah menjauh dari Tuhan dalam perbuatan dan pikiran, Dia senantiasa memberi peluang bagi kita untuk kembali kepada-Nya. Pertobatan bukan hanya menghindari hukuman, tetapi juga merupakan panggilan untuk mengalami kasih dan pemulihan yang dalam dari Allah.

II. Hari Tuhan dan Penghakiman: Ayat-ayat berikutnya memberikan gambaran tentang "Hari Tuhan" yang mendekat. Ini adalah waktu ketika Allah akan menghakimi segala sesuatu sesuai dengan keadilan-Nya. Bagi yang telah mendekat kepada-Nya, ini adalah berita yang menghibur, tetapi bagi mereka yang tetap dalam pembangkangan, hari ini adalah panggilan untuk merenungkan perbuatan mereka dan berbalik kepada Allah sebelum terlambat. Pesan ini mengingatkan kita tentang kepastian penghakiman Allah dan urgensi untuk memiliki hubungan yang benar dengan-Nya.

III. Pemulihan dan Restorasi: Meskipun ayat-ayat ini membicarakan tentang penghakiman, ada juga janji pemulihan dan restorasi bagi mereka yang berbalik kepada Tuhan. Allah adalah Allah yang murah hati dan penyayang, dan Dia merindukan untuk memberikan pemulihan dan berkat-Nya kepada umat-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat 8, Allah akan mengumpulkan dan melindungi umat-Nya dari bahaya dan ancaman. Pesan ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga berfokus pada pemulihan dan kebaikan-Nya.

IV. Pesan untuk Generasi Kini: Meskipun pesan ini terutama ditujukan kepada umat Israel pada waktu itu, kita dapat mengambil pelajaran yang berharga dari ayat-ayat ini. Kita dipanggil untuk berpaling kepada Tuhan dalam pertobatan, memprioritaskan hubungan kita dengan-Nya, dan hidup dengan tanggung jawab dan integritas. Kita harus mempersiapkan diri menghadapi hari-hari mendatang dengan hati yang rendah dan tekun dalam iman.

Kekasih Tuhan.. Allah mengingatkan kita akan pentingnya pertobatan dan kesiapan menghadapi penghakiman-Nya. Mari kita menjawab panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Kita diberi harapan bahwa Allah adalah Allah yang memberikan pemulihan dan restorasi, dan kita dapat mengandalkan-Nya dalam segala hal. Marilah kita hidup dengan kerendahan hati, berbalik kepada Tuhan, dan bersiap menghadapi masa depan dengan keyakinan bahwa Dia adalah Allah yang baik dan setia. Kiranya pesan dari Kitab Yoel menguatkan dan mengarahkan kita dalam perjalanan iman kita.

Dalam Kitab Yoel 3:1-8, kita disajikan dengan gambaran tentang panggilan pertobatan, penghakiman, dan pemulihan. Pesan ini tidak hanya berbicara kepada umat Israel pada waktu itu, tetapi juga memberikan pengajaran yang relevan bagi kita hari ini. Pertama, panggilan untuk kembali kepada Allah dalam pertobatan tetap berlaku. Kita diingatkan untuk berpaling dari jalan-jalan yang salah dan menjalani hidup yang mencerminkan ketaatan dan kasih kepada-Nya.

Kedua, pesan tentang penghakiman mengajarkan kita tentang kepastian bahwa Allah akan menghakimi segala perbuatan. Hal ini merupakan panggilan untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan dan menjalani hidup dengan integritas, tahu bahwa setiap tindakan dan niat kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Namun, di tengah penghakiman, terdapat janji pemulihan dan restorasi bagi mereka yang berbalik kepada-Nya. Allah adalah Allah yang penuh kasih dan memberi kesempatan bagi kita untuk memulihkan hubungan yang mungkin telah terganggu dengan-Nya.

Ketiga, kita diberi harapan bahwa Allah adalah Allah yang murah hati dan berkenan memberikan berkat-Nya kepada umat-Nya yang berbalik kepada-Nya. Dalam Kitab Yoel, kita melihat bahwa Allah bukan hanya Allah yang menghukum, tetapi juga Allah yang memberikan kesempatan untuk hidup yang lebih baik dan penuh makna. Pesan ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber harapan dan pemulihan dalam setiap situasi. Marilah kita merespons panggilan untuk berbalik kepada-Nya, hidup dengan integritas, dan memiliki keyakinan bahwa Dia adalah Allah yang baik dan setia dalam setiap tahap hidup kita.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 2:1-10

ALLAH YANG MEMILIH, ALLAH YANG BERTANGGUNGJAWAB 

Kekasih Tuhan.. ketika manusia diciptakan Allah ke dalam dunia ini, Allah telah mempersiapkan segala sesuatu yang baik terjadi di dalam kehidupannya. Allah tidak merencanakan sesuatu yang buruk terjadi di dalam kehidupan manusia, Allah tidak membiarkan manusia berjalan sendiri bahkan ketika manusia diciptakan Allah telah mempersiapkan segala sesuatu yang indah. Penyataan Allah dan perlindungan Allah dinyatakan di dalam kehidupan Nabi Musa ketika Allah mempersiapkannya sebagai orang yang akan di utus untuk membebaskan Bangsa Israel dari Tanah Perbudakan (Dalam Perjanjian Lama 2 istilah  kejadian besar yang terjadi; 1. Perbudakan terjadi di tanah Mesir; 2. Pembuangan terjadi di tanah Babel). Musa dipersiapkan Allah untuk menjadi penyambung lidah Allah dalam pembebasan itu, namun karena kekuasaan pemerintahan Raja Mesir maka Musa akan di bunuh.

Melihat peristiwa besar dalam masa kecilnya, bisa saja pada saat ia di sembunyikan oleh orangtuanya ia akan ketahuan. Namun karena rencana Allah yang ingin dinyatakan di dalam kehidupannya ia tidak dapat ditemukan oleh tentara-tentara Mesir. Kelahirannya di dalam dunia sebenarnya dinantikan oleh orangtuanya, namun kelahirannya bertentangan dengan keberadaan dan aturan yang diberlakukan di Tanah Mesir. Yokebed ibu Musa dan Miryam saudari perempuan Musa percaya bahwa Tuhan akan melakukan hal besar terhadap bayi kecil dan tidak berdaya itu. Tetapi mereka tidak berdiam diri atau berpangku tangan, mereka mengambil langkah-langkah kecil yang diperlukan, yakni membuat sebuah peti pandan, meletakkan Musa di dalamnya dan melepaskan peti itu di sungai Nil. Apa yang dilakukan oleh keluarga Musa ini sangat berbahaya. Tapi mereka sudah siap dengan segala resiko jika rencana itu gagal karena mereka mengasihi Musa. Allah memilih Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari raja Mesir (Firaun). Jadi Allah menjaga bayi Musa agar tidak mati. Allah juga merencanakan agar Musa dibesarkan di istana Firaun dalam artian bahwa Allah yang memilih, Allah bertanggungjawab.

Kekasih Tuhan..Melihat dari peristiwa kelahiran Musa dan karya Allah dalam kehidupan Musa, Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dri kisah kelahiran Musa ini.

Rencana Tuhan bagi kita adalah rencana yang baik. Tuhan tidak merancangkan sesuatu yang buruk terjadi di dalam kehidupan kita manusia. Dalam peristiwa kelahiran kita di dalam dunia ini ada banyak karya Allah yang dinyatakan dengan talenta kita masing-masing. Tentu ketika kita diciptakan dengan talenta masing-masing, ada yang memiliki talenta tetapi biarlah talenta yang kita miliki kita kembalikan semuanya itu kepada Allah dan untuk memuliakan nama Allah. Kita tidk pernah tahu kenapa kita dilahirkan di dalam dunia ini tetapi yang pasti ialah rancangan Allah terjadi bagi kita untuk mendatangkan damai sejahtera di dalam dunia ini. Di dalam rumah tangga kita masing-masing kita diberikan tugas untuk melayani. Orang tua mendidik anak-anak dengan memberikan contoh, anak-anak mendengarkan pengajaran dan didikan orang tua. Orang tua membiasakan diri melibatkan diri dalam persekutuan gerejawi, orang tua mengajarkan anak-anak membaca Firman Tuhan, berdoa, memiliki waktu pribadi dgan Tuhan di dalam kesibukan kita masing-masing oleh karena itu wajah Yesus Kristus terpancar di dalam kehidupan berumah tangga (Imago Dei).

Menghadapi tantangan krisis, perkembangan teknologi dan lain sebagainya, kita dituntut untuk bertahan hidup. Tentu dalam perjuangan kita, kita tidak bisa jalan sendiri untuk melewatinya, kita membutuhkan Allah sebagai penolong untuk dapat melewati peristiwa dan dinamika kehidupan. Oleh sebab itu, melihat kesetiaan Allah di dalam kehidupan bangsa Israel, ini juga yang menjadi contoh bagi kita untuk tetap setia kepada Allah. Kesetiaan Allah juga dapat kita lihat dalam karya penyelamatan-Nya di dalam diri Tuhan Kita Yesus Kristus. Ia sebagai Tuhan berinkarnasi dan hidup bersama-sama dengan manusia, Ia yang Kudus merelakan diri-Nya disiksa, dimaki, dihina, diludahi, dipukul, dicambuk, disalib bahkan mati bagi manusia untuk menebus dosa-dosa manusia. Penyataan keselamatan itu juga yang kita nikmati sehingga hari ini Kita tidak perlu menderita seperti apa yang telah dilakukan oleh Yesus karena penderitaan itu yang mengantarkan kita pada keselamatan. Yesus telah berkorban bagi kita, kita tidak perlu berkorban bagi Allah tetapi kita dituntut untuk meresponi panggilan Allah di dalam kehidupan kita

Ada beberapa tokoh dalam teks pembacaan, Orang tua dan Kakak Musa, Putri Firaun atau Raja Firaun. Di manakah kita memposisikan diri kita?        

AMIN




BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Mazmur 15:1-5

Kekasih Tuhan..beberapa hal yang kita lihat dari teks pembacaan kita saat ini, dan menjadi refleksi kita secara bersama;

I. Kediaman Allah dan Kriteria Kehidupan: Dalam ayat pertama, Mazmur menanyakan siapa yang akan diijinkan tinggal di kediaman Allah dan berdiam di bukit-Nya yang kudus. Hal ini mengingatkan kita bahwa Allah mengundang kita untuk hidup dalam persekutuan yang erat dengan-Nya, tetapi tidak semua cara hidup memenuhi kriteria-Nya. Kita harus memiliki standar hidup yang diterima oleh Allah.

II. Karakteristik Hidup yang Berkenan: Ayat-ayat berikutnya memberikan daftar karakteristik yang diperlukan untuk hidup yang berkenan kepada Allah. Ini termasuk integritas dalam perkataan dan tindakan, kejujuran dalam hubungan, tidak mencemarkan diri dengan kebohongan, menghindari memfitnah, menghormati sesama, dan menghormati janji meskipun dengan kerugian bagi diri sendiri. Selain itu, kita juga harus menjauhkan diri dari penindasan dan menolak suap yang berdampak merugikan. Semua karakteristik ini mencerminkan kerinduan kita untuk hidup dalam kebenaran dan kasih.

III. Manfaat dari Hidup yang Berkenan: Kitab Mazmur ini menegaskan bahwa mereka yang hidup dalam cara yang benar dan berkenan kepada Allah akan tetap teguh dan tidak goyah. Mereka akan mendapatkan tempat bersemayam di hadapan Tuhan dan di dalam komunitas orang percaya. Hidup yang berkenan kepada Allah membawa berkat, perlindungan, dan kedamaian yang berasal dari hubungan intim dengan-Nya.

IV. Teladan dalam Kristus: Kita melihat gambaran yang lebih sempurna tentang hidup yang berkenan kepada Allah dalam kehidupan Yesus Kristus. Dia adalah contoh yang sempurna dari kejujuran, integritas, kasih, dan kerendahan hati. Dalam iman kepada-Nya, kita memiliki kekuatan untuk meniru karakter-Nya dan mempraktikkan nilai-nilai yang ditekankan dalam Mazmur ini.

Kekasih Tuhann..hidup yang berkenan kepada Allah adalah tujuan yang patut diperjuangkan. Dalam dunia yang penuh dengan godaan dan tekanan, kita diundang untuk hidup dengan integritas, menghormati sesama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang benar. Melalui pengorbanan Kristus dan kuasa Roh Kudus, kita memiliki kemampuan untuk tumbuh dalam karakter yang menyenangkan hati Allah. Marilah kita tetap teguh dalam iman, menjalani hidup yang mencerminkan Kristus, dan merenungkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mazmur: "Siapa yang diijinkan tinggal di kediaman Allah?" Kiranya kita semua menjadi contoh hidup yang berkenan kepada-Nya.

Dalam Kitab Mazmur 15:1-5, kita diberi pandangan tentang karakteristik hidup yang berkenan kepada Allah. Ayat-ayat ini menjadi peta jalan bagi kita dalam menjalani kehidupan yang mencerminkan integritas, kasih, dan kebenaran. Di tengah arus dunia yang seringkali membingungkan dan mempertanyakan prinsip-prinsip yang kokoh, Mazmur 15 memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana hidup sebagai orang percaya yang menghormati hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Sebagai orang percaya, mari kita merenungkan dan menerapkan pelajaran dari Mazmur 15 dalam kehidupan kita sehari-hari. Marilah kita hidup dengan kejujuran, menghindari celaan dan fitnah, serta menghormati janji-janji kita. Marilah kita menjadi pribadi yang berpegang teguh pada nilai-nilai Allah, bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan kesaksian tentang kasih dan hikmat Allah kepada dunia yang memerlukan contoh hidup yang benar. Dengan hidup yang berkenan kepada Allah, kita memberikan kesaksian yang kuat tentang karakter dan kebesaran-Nya.

AMIN

BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 3:18-31

Kekasih Tuhan... Dalam teks ini ada beberapa hal yang terkandung; Pertama, sebuah keteladanan dan rasa hormat yang Musa lakukan terhadap Mertuanya dan ini dapat menjadi suatu pandangan yang baik dalam cara bersikap dari seorang anak kepada orang tua. Ia berpamitan dengan mertuanya, karena ia tahu, ada pekerjaan Allah yang harus ia kerjakan. Kedua, kemahakuasaan Allah terhadap Alam semesta. Terbukti bahwa Allah memiliki kuasa terhadap bangsa Israel dan juga terhadap bangsa Mesir, ketika Firaun tidak melepaskan Bangsa Israel, maka dengan sendirinya Allah yang akan membinasakan orang-orang yang menindas. Keempat, kekecewaan Allah terhadap utusan-Nya jika tidak dengan sepenuh hati dalam mewartakan keselamatan Allah. Musa hampir saja di lenyap dibunuh oleh Allah karena bersungut-sungut ketika menerima pengutusan Allah. Kelima, kepekaan Zipora istri Musa dalam memperdamaikan hubungan Musa dengan Allah dengan memberikan anaknya disunat sebagai tanda perjanjian mereka dengan Allah. Keenam, panggilan yang sama bagi bangsa Israel dan Harun yang juga mendapatkan keselamatan untuk keluar dari Tanah Perbudakan dan menuju ke Tanah Perjanjian.

Kekasih Tuhan... kita dapat melihat bagaimana keterpurukan Bangsa Israel dalam teks-teks sebelumnya, kita melihat bagaimana Allah berkarya di dalam kehidupan mereka. Dan ketika mereka mendengarkan berita pembebasan itu, ada sebuah kelegaan dalam pengharapan yang mereka terima. Tuhan akan mulai melakukan karya-Nya dan berurusan dengan bagian-bagian di dalam hidup mereka yang selama ini tersembunyi dan terabaikan. Tuhan adalah Allah yang tegas dalam kedaulatan-Nya. Penyerahan diri yang total terhadap kehendak-Nya tidak serta-merta membenarkan perbuatan- perbuatan salah atau dosa yang selama ini tertutupi atau tersembunyi.

Kekasih Tuhan... sekembalinya Musa ke Mesir ada secercah harapan bagi mereka. Sudah sekian lama mereka menderita dan ditindas sebagai budak, sudah sekian lama mereka tidak mengenal bahkan mengetahui kepada siapa mereka harus menyembah dengan baik. Namun dengan berita yang mereka dengarkan melalui Musa dan Harun, mereka tahu benar akan ada karya Allah, ada harapan baru bagi mereka.

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kisah ini, yang dapat kita refleksikan dalam kehidupan rumah tangga kita saat ini.

 Perintah Allah terhadap Musa untuk memberikan pembebasan,  sudah dinyatakan dan juga kita menyaksikan pembebasan yang sama yang telah dikaruniakan Allah di dalam diri Yesus Kristus. Janji Allah untuk memperdamaikan diri-Nya dengan manusia sudah ada. Tetapi kadang sebagai orang percaya kita masih mendua. Tahu benar bahwa keselamatan itu ada namun masih berada dalam zona nyaman kita. Kita masih berdiam diri dengan keadaan masing-masing.

Kepekaan Seorang istri terhadap suami adalah hal yang penting untuk dapat kita refleksikan secara bersama sama. Bagaimna peran suami dan istri dalam rumah tangga. Rumah tangga yang takut akan kehendak Allah. Zipora tidak hanya mementingkan keselamatannya sendiri, tetapi ketaatannya yang mau pergi bersama sama dengan Muda. Ketaatan ketika Musa sedang mengalami sakit. Ketaatan itu juga yang menjadi pembelajaran bagi kita bersama demi kemuliaan nama Tuhan.

Musa mengalami tantangan imannya tersendiri dalam pasal-pasal sebelumnya, bangsa Israel memiliki tantangannya sendiri. Begitu juga dengan kehidupan berumah tangga kita saat ini. Ketika kita mampu menghadirkan Allah dalam rumah tangga, melakukan kehendak Allah, mentaati perintah-Nya, maka Allah yang telah membebaskan Bangsa Israel, Allah yang sama pula yang akan menyelamatkan kita dari pergumulan yang kita hadapi. Dalam terang iman Kristen kita percaya bahwa kehidupan rumah tangga tidak terlepas dari Allah. Baik sebagai suami harus mampu membawa istri dan anak-anak pada jalan keselamatan, istri mampu membawa suami dan anak-anak ke jalan keselamatan dan pada akhirnya kita mampu berdampak bagi semua orang di dalam setiap tugas pelayanan kita masing-masing.

Kekasih Tuhan janji Allah kepada keselamatan bagi Bangsa Israel, adalah janji yang sama bagi kita sebagai milik kepunyaan Kristus dan dengan selalu mengingat akan kebenaran Firman Tuhan serta melakukannya.  

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 3:1-12

Mendekatlah Kepada Allah dan Ia Akan Mendekat PadaMu

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan...

Musa dalam kehidupannya di tanah Midian adalah sebagai seorang pelarian, sebagai seorang pendatang asing. Hal ini dikarenakan ia lari dari masalah yang dihadapinya, ia lari dari Firaun (sebutan bagi raja Mesir). Firaun mengetahui perbuatan yang dilakukan Musa, yaitu membunuh orang Mesir. Oleh karena itu, Firaun berencana untuk membunuh Musa, dan hal tersebut diketahui oleh Musa, ia merasa takut dan pada akhirnya lari ke tanah Midian. 

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan

Ketika Musa mengetahui bahwa Allah ada didekatnya, menampakkan diri kepadanya, ia menutupi mukanya, malu dan takut memandang Allah. Setelah ia tahu bahwa nyala api itu merupakan terang ilahi, matanya silau oleh karenanya. Ia tidak merasa takut melihat semak duri yang menyala itu, sampai ia paham bahwa Allah berada di dalamnya. Allah memberi sebuah panggilan yang penuh rahmat, yang segera dijawab Musa dengan kesiapan penuh (ay. 4). Ketika melihat Musa memperhatikan semak duri menyala itu dan mendekat untuk memeriksanya dengan meninggalkan tugas, Allah pun memanggilnya. Seandainya saja ia meremehkan begitu saja penampakan itu, sesuatu yang tidak pantas diperhatikan, maka mungkin saja Allah akan meninggalkan tempat itu dan tidak berkata apa pun kepadanya. Namun, ketika Musa berpaling dan memandang semak itu, Allah pun memanggilnya. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin bersekutu dengan Allah haruslah menaruh perhatian dengan sungguh-sungguh kepada-Nya dan menghampiri-Nya, yaitu dengan melaksanakan semua ketetapan yang di dalamnya Ia berkenan menyatakan diri serta kuasa dan kemuliaan-Nya, meskipun dalam semak duri sekalipun. 

Dari hal ini dapat kita pelajari beberapa hal,

1. Semakin kita melihat Allah, semakin besar pula kita terdorong untuk menyembah Dia dengan rasa hormat.

2. Penyataan kasih karunia dan perjanjian Allah dengan kita bahwa Dia mengasihi kita, sudah seharusnya meningkatkan rasa hormat kita disertai kerendahan hati kepada-Nya.

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan...

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Allah memanggil keluarga di tempat ini, seperti Musa mendekat kepada Allah karena kepekaan-Nya dalam panggilan akan suara Allah, mari kita juga bersama-sama peka terhadap panggilan pelayanan yang Allah telah berikan kepada kita melalui setiap tanggungjawab yang diemban. Sama seperti Allah mengutus Musa, (ayt.10). Kita juga dipanggil untuk menjadi utusan merangkul orang-orang yang jauh dari Allah, membantu orang yang berada dalam pergumulan apapun itu dengan cara yang ditentukan Allah dan biarlah semuanya itu dilakukan dengan penuh kasih atas dasar karena Allah telah terlebih dahulu melayani kita dengan kasihNya.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

1 Korintus 2:6-16

Kekasih Tuhan..beberapa hal yang kita lihat dari teks pembacaan kita saat ini, dan menjadi refleksi kita secara bersama;

I. Kebijaksanaan Dunia vs. Kebijaksanaan Rohani: Dalam awal ayat, Paulus menggambarkan perbedaan antara kebijaksanaan dunia dengan kebijaksanaan yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Kebijaksanaan dunia seringkali didasarkan pada akal budi manusia dan pemikiran manusiawi, sementara kebijaksanaan rohani adalah pencerahan ilahi yang diberikan kepada orang percaya melalui Roh Kudus.

II. Menerima Hikmat Allah: Paulus menjelaskan bahwa hikmat rohani ini adalah hikmat yang sejati dan dalamnya, yang tersembunyi bagi dunia, tetapi diungkapkan kepada mereka yang percaya. Kita sebagai orang percaya menerima hikmat ini melalui pengenalan akan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Ini adalah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada kita untuk memahami maksud-maksud-Nya.

III. Pengaruh Roh Kudus: Roh Kudus, yang mengetahui pikiran Allah, adalah yang memampukan kita untuk memahami hikmat rohani ini. Dia menjelma dalam kita, memberi kita pengertian, dan membimbing kita ke dalam pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran Allah. Dengan kehadiran-Nya dalam diri kita, kita dapat membedakan antara apa yang dinyatakan oleh dunia dan apa yang diajarkan oleh Roh Kudus.

IV. Penghakiman dan Kepahitan Dunia: Paulus menyampaikan bahwa orang yang tidak memiliki Roh Kudus tidak mampu memahami kebijaksanaan rohani ini. Mereka mungkin melihatnya sebagai kebodohan. Namun, bagi kita yang memiliki Roh Kudus, kebijaksanaan ini adalah cahaya yang menerangi jalan kita dan membantu kita mengatasi penghakiman dan kepahitan dunia.

V. Pemikiran Kristus: Ayat-ayat terakhir menegaskan bahwa kita memiliki pemikiran Kristus. Ini adalah hikmat yang memungkinkan kita untuk memahami rencana dan tujuan Allah. Sebagai orang percaya, diundang untuk berpikir seperti Kristus, melihat dunia melalui kebijaksanaan-Nya dengan prinsip-prinsip-Nya.

kekasih Tuhan.. dalam dunia yang penuh dengan berbagai pandangan dan ajaran, kita diberi kehormatan untuk memahami hikmat rohani yang berasal dari Allah sendiri. Marilah kita terus mencari pemahaman yang lebih dalam melalui Roh Kudus, agar kita dapat hidup dengan hikmat dan pemahaman yang benar. Marilah kita menjalani hidup kita dengan mengedepankan pemikiran Kristus dan hidup yang berkenan kepada-Nya. Dalam 1 Korintus 2:6-16, kita diperkenalkan kepada hikmat rohani yang menjadi anugerah bagi kita sebagai orang percaya. Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa kebijaksanaan dunia tidak dapat dibandingkan dengan kebijaksanaan yang berasal dari Allah melalui Roh Kudus. Hikmat rohani ini mengungkapkan pemahaman lebih dalam tentang rencana dan tujuan-Nya. Saat kita merenungkan ayat-ayat ini, kita diingatkan tentang pentingnya memiliki perspektif yang benar dalam hidup. Ketika kita hidup dalam pemikiran Kristus dan mendengarkan panduan Roh Kudus, kita mampu mengatasi pengaruh negatif dunia dan hidup sesuai dengan rencana ilahi.

Marilah kita merangkul hikmat rohani ini dengan hati yang tunduk dan beriman. Dalam setiap situasi, mari kita berusaha untuk mengerti maksud Tuhan dan mengambil keputusan yang bijaksana sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya. Kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa membimbing kita ke dalam pemahaman yang lebih dalam tentang firman-Nya. Marilah kita hidup sebagai orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus, menerima hikmat rohani-Nya, dan berjalan dalam kebenaran serta kebijaksanaan-Nya, sehingga kita menjadi cahaya yang menerangi dunia yang penuh dengan kebingungan dan gelap. Dengan hikmat rohani ini, kita dapat membedakan apa yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah, dan hidup sebagai saksi yang kuat bagi kemuliaan-Nya.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 3:13-22

Rancangan-Mu Bukanlah Rancanganku

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan...

Allah dalam rancangan-Nya mengeluarkan bangsa Israel untuk keluar dari tanah Mesir, Ia menggunakan Musa sebagai alat-Nya. Musa menginginkan petunjuk tentang jawaban apa yang bisa diberikannya kepada bangsa Israel, ketika jika diperhadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan oleh bangsa Israel. Dapat kita lihat bahwa dari sikap Musa, menunjukkan bahwa orang-orang yang ingin membawa nama Allah, harus ada kesiapan dalam dirinya dan kesiapan itu juga tentunya dari Allah sendiri. Setiap kali kita hendak melakukan apa pun bersama Allah, patutlah bagi kita, dan memang sudah merupakan kewajiban kita, untuk mengetahui nama-Nya(Ayt.14). Bahwa Ia ada dari diri-Nya sendirinya. Keberadaan-Nya berasal dari diri-Nya sendiri, dan tidak bergantung pada hal lain apa pun. Manusia terhebat dan paling baik harus berkata, karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada. Tetapi hanya Allah saja yang dapat berkata dengan mutlak, lebih dari makhluk ciptaan apa pun, baik manusia maupun malaikat, bahwa AKU ADALAH AKU. 

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan...

Jika kita membaca dari ayat 16-22, menjelaskan tentang rencana Allah dalam membawa keluar bangsa Israel dari tanah Mesir. Jika Allah mau, Ia bisa saja langsung melunakkan hati Firaun untuk melepaskan bangsa Israel. Namun Ia mau, agar orang- orang yang telah menindas umat pilihan-Nya menebus perbuatan mereka dengan cara yang diinginkan Allah. Agar mereka juga bisa tahu dan mengenal Allah bangsa Israel yang Maha Segalanya. Rencana Allah bukanlah sesuatu hal yang biasa. Dari bacaan kita hari ini, dapat kita pelajari beberapa hal, 

1. Ketika Allah memberi kita kesempatan dan hati untuk melayani-Nya, maka itu merupakan pertanda baik akan berbagai kemurahan selanjutnya yang akan diberikan oleh-Nya kepada kita. 

2. Rancangan Allah bukan dan tidak akan pernah sama dengan rancangan manusia. Jalan yang Allah tempuh tidak sama dengan jalan yang ditempuh manusia. 

Oleh karena itu, AKU ADALAH AKU, yang tidak bergantung pada siapa dan apapun, melainkan Dia yang membimbing kita kepada satu tujuan luar biasa menggunakan rancangan-NYA, dan Ia juga akan selalu menggendong agar kita selalu pada jalan-Nya. 

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 6:1-12 

KEBERPIHAKAN ALLAH BAGI ANAK-ANAK-NYA YANG BERHARAP PADA-NYA

Kekasih Tuhan…dalam penyataan-Nya kepada Nabi Musa, lewat hamba-Nya, Allah selagi memberikan sebuah penegasan tentang eksistensinya-Nya sebagai Allah. Hakikat Allah yang dinyatakan dalam kemahakuasaan Allah dan juga mujizat-mujizat yang sudah dilakukan dan akan dilakukan. Di dalam  penindasan sebagai bangsa yang diperhamba, Bangsa Israel kehilangan arah dan bahkan kehilangan pengharapan untuk mendapatkan pembebasan. Dalam teks teks sebelumnya, beberapa kali Allah menunjukan kemahakuasaan-Nya sebagai Allah baik dalam peristiwa “di tanah Perbudakan” bahkan dalam pengutusan Nabi Musa sebagai perpanjangan Tangan Allah dalam membebaskan Bangsa Israel. 

Kekasih Tuhan… dalam pembacaan saat ini, Allah menyatakan Firman-Nya tentang keberadaan-Nya sebagai Tuhan yang telah mengikat perjanjian dan menampakan diri kepada nenek Moyang Bangsa Israel. Penampakan kepada Abraham (Kejadian 12:1-20) yang di dalamnya menjelaskan pemanggilan Abraham ke tanah perjanjian, penampakan Ishak (Kejadian 25:11); penampakan Allah terhadap Yakub (Kejadian 35:9-10). Dalam hal ini, Allah kembali mempertegas keberadaan Allah sebagai Allah yang Mahakuasa dan juga perjanjian yang telah diberikan kepada nenek moyang mereka (ay. 2 dan 3). Dalam narasi ini, kita melihat Allah mengingat kembali bagaimana perjanjian itu dan juga jeritan penderitaan yang sedang dihadapi oleh mereka.  Dan di dalam janji Allah serta jeritan tangis mereka Allah berinisiatif untuk kembali lagi untuk memperhatikan keberadaan mereka (ay. 4-5). Kita dapat menemukan dua hal dalam inisiatif ini. Pertama, Allah Yang mendahului untuk memperdamaikan diri-Nya dengan Bangsa Israel, Kedua pembebasan bagi Umat pilihan-Nya. Ketiga, kemahakuasaan Allah bagi kehidupan seluruh alam semesta dan keberpihakan Allah bagi orang-orang kesayangan-Nya. 

Namun yang terjadi di sini dengan keberadaan mereka, mereka seperti kehilangan pengharapan akan kebebasan (ay. 8). Hal ini wajar-wajar saja bagi bangsa Israel. Alasannya ialah karena memang Angkatan-angkatan saat itu tidak mengenal baik akan Allah YHWH karena sudah sekian lama mereka tidak beribadah dengan baik dan benar dan juga mereka menganggap hal pembebasan ini adalah hal kemustahilan. Bahakan hal ini juga yang menjadi keputusasaan Musa, hal ini yang mematahkan semangat Musa dalam menyampaikan kabar keselamatan itu (ay. 11). Namun sesungguhnya ini bukan menjadi alasan utama bagi mereka untuk tidak percaya akan kemahakuasaan Allah atas kehidupan mereka. 

Kendati Demikian…sekalipun Bangsa Israel dan juga Musa kehilangan semangat. Allah terus memperbaharui akan keberpihakan Allah bagi mereka. Sehingga dengan kesabaran Allah. Allah memerintahkan Musa untuk menghadap kepada Firaun dan menyampaikan semua hal yang telah Allah lakukan atas kehidupan mereka.

Kekasih Tuhan.. beberapa hal yang menjadi pembelajaran kita di dalam rumah tangga kita saat ini..

Seringkali kita melupakan bahkan meragukan Tuhan yang berpihak atas kehidupan kita sebagai orang percaya. Kita masih terjebak dengan dua pilihan. Kita terjebak akan situasi yang kita hadapi dan kita melupakan Tuhan yang sesungguhnya memiliki banyak cara untuk dapat menyelesaikan persoalan kehidupan kita.

Yang Allah inginkan ilah penyerahan diri kita sebagai ciptaan-Nya untuk kita terus berharap kepada Dia. Sesungguhnya “orang Kristen tanpa pengharapan maka sia-sialah kehidupan kita”. Mari kita terus menyerahkan diri kita sebagai ciptaan-Nya untuk membiarkan Allah berkarya atas kehidupan kita saat ini.

Janji Allah di dalam kesengsaraan Yesus Kristus ialah janji akan keselamatan bagi kita. Keselamatan yang telah dinyatakan di dalam kematian Yesus Kristus sehingga kita dapat diampuni dosa-dosa dan pelanggaran kita dan kita akan hidup bersama-sama dengan Allah di dalam Kerajaan Allah yang telah dijanjikan kepada kita sebagai orang percaya.

Kiranya Firman ini menguatkan kita di dalam perjalanan kehidupan rumah tangga kita dan biarlah janji pengharapan dalam firman yang kita renungkan akan terus ada di dalam kehidupan kita dengan terus mengutamakan Tuhan di dalam setiap perjalanan kehidupan rumah tangga.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 6:27-7:1-13

Kekasih Tuhan..dalam teks pembacaan kita saat ini tidak terlepas dengan teks-teks sebelumnya. Baik dari kelahiran Musa sampai pada kisah pemanggilan Musa. Ada banyak hal yang terjadi berkaitan dengan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Allah kepada Musa bahkan sampai kepada janji Allah dan kemahakuasaan Allah untuk melawan kekuasaan Mesir terhadap bangsa Israel. Bukan hal yang mudah bagi Nabi Musa dalam menjalankan amanat Allah sebagai perpanjangan tangan Allah terhadap panggilan Allah kepada dirinya. ia berhadapan dengan ketidakpercayaan Bangsa Israel, pengerasan hati Firaun untuk membebaskan Bangsa Israel.  Dalam teks pembacaan saat ini, sekali lagi Nabi Musa meragukan dirinya sendiri sebagai utusan Tuhan. Ketika Allah telah melakukan semua mukjizat Musa masih terus meragukan dirinya, yang seharusnya, dengan komunikasinya dan juga tanda tanda yang telah diberikan Allah sudah menjadi kekuatan untuk dia menjadi penyambung kida Allah. Di dalam keraguannya pada Pasal 6:29, kita dapat melihat pada pasal sebelumnya pada Pasal 4:10. Namun sekali lagi, Allah tetap menjalankan karya lewat Nabi Musa. Allah memerintahkan kepadanya untuk menyampaikan dan menunjukan setiap karya-karya Allah. 

Ada beberapa hal yang menarik dari kisah ini. Yaitu;

Allah sengaja mengeraskan hati Firaun untuk menyatakan kemahakuasaan Allah. Ini masuk dalam rencana Allah (Kel. 7:13; 7:14; 7:22; 8:15; 8:32) dan pada akhirnya Firaun melepaskan bangsa Israel.

Allah di dalam kemahakuasaan-Nya, Ia mampu mengalahkan setiap penyihir-penyihir Firaun. Hal ini dapat kita melihat. Allah bukan hanya meyakinkan kemahkuasaan-Nya terhadap Firaun tetapi juga menyatakan kemahakuasaan itu kepada Musa dan Bangsa Israel yang pada saat itu tidak meyakini akan kemahakuasaan Allah mereka.

Hal yang terakhir ; apa yang telah dilakukan Nabi Musa bersama-sama dengan Harun; ialah awal dari semua karya Allah yang dibuktikan bagi mereka yang ada di Mesir. Bukan hanya soal pemanggilan. Tetapi juga pembalasan Allah terhadap keberpihakan Allah atas penderitaan yang selama ini Bangsa Israel rasakan. Allah tidak berdiam diri melihat semua hal yang terjadi, Allah turut mengambil bagian dalam setiap karya penyelamatan itu. Itu dapat kita lihat dalam teks-teks selanjutnya yang berkaitan dengan Ke-sepuluh Tulah yang menimpa kehidupan Bangsa Israel.

Kekasih Tuhan,,,.. dalam refleksi iman kita saat ini. Ada beberapa hal yang dapat kita refleksikan terkait dengan pemanggilan Musa.

Allah selalu merancangkan yang baik bagi kita ciptaan-Nya. Namun terkadang apa yang menjadi ukuran baik kita manusia tidak setara dengan ukuran baik Allah. Kita selalu meminta yang baik dari Allah namun ketika tidak sesuai dengan yang kita inginkan, terkadang kita meragukan dengan Allah tanpa kita mencari tahu apa yang Allah inginkan sehingga semua itu terjadi bagi kita.

Dalam Karya Penyelamatan Allah terhadap Bangsa Israel; adalah penggenapan janji Allah di dalam kehidupan bangsa Israel. Sampai Kapanpun karya penyelamatan ini tidak akan pernah dilupakan oleh Bangsa Israel. Karya penyelamatan yang kita rasakan saat ini ialah karya penyelamatan di dalam diri Yesus Kristus yang rela menderita bagi kita.

Bersama-sama memeriksa diri akan kelayakan kita memasuki kehidupan di dalam rumah tangga, dalam tugas kita saat ini, kita melihat dan memeriksa pelayanan kita di dalam kehidupan ini dan motivasi apa yang mendasari pelayanan kita. Baik panggilan kita dalam pekerjaan kita masing-masing, panggilan di gereja bahkan panggilan dalam rumah tangga kita masing-masing.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Matius 8:23-27

Konteks penulisan ini menggambarkan sebuah peristiwa yang menguji iman para murid Yesus. Mereka menghadapi badai hebat di danau, yang membuat mereka ketakutan. Di tengah situasi yang sulit ini, Yesus yang sedang tidur di perahu dipanggil oleh murid-murid-Nya untuk membantu mereka. Setelah dibangunkan, Yesus dengan kuasa-Nya menghentikan badai dan menenangkan danau. Kisah ini memiliki beberapa pesan yang dapat diambil. Salah satunya adalah tentang kuasa Yesus yang mengatasi bahaya dan mengendalikan alam. Ini juga merupakan pelajaran bagi para murid dan kita semua tentang pentingnya memiliki iman yang teguh dalam menghadapi cobaan dan kesulitan. Meskipun badai datang, Yesus adalah sumber kekuatan dan perlindungan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Kisah ini juga mencerminkan keprihatinan Yesus terhadap ketakutan dan keragu-raguan para murid-Nya. Pertanyaan-Nya kepada mereka, "Mengapakah kamu takut, hai orang-orang yang sedikit percaya?" menunjukkan dorongan untuk membangun iman mereka agar lebih kuat dan teguh dalam menghadapi tantangan hidup.Mari bersama-sama belajar dari kisah Yesus yang mengendalikan badai di danau Galilea. Ada beberapa hal yang menjadi refleksi secara bersama

I. Badai dalam Kehidupan: Kisah ini menghadirkan kita pada gambaran badai yang mewakili tantangan dan kesulitan yang kita alami dalam hidup. Badai bisa datang dalam berbagai bentuk: masalah keuangan, kesehatan, hubungan, atau bahkan perasaan cemas dan takut akan masa depan. Seperti perahu para murid di tengah danau yang diterpa badai, kita juga bisa merasa takut dan cemas di tengah badai kehidupan.

II. Kekurangan Iman dan Panggilan Percaya: Para murid, meskipun telah berjalan bersama Yesus, masih meragukan kemampuan-Nya dalam menghadapi badai. Mereka membangunkan Yesus dan berkata, "Tuhan, tolonglah kami, kami binasa!" Tanggapan Yesus yang mengatakan, "Mengapakah kamu takut, hai orang-orang yang sedikit percaya?" menyoroti pentingnya iman yang kokoh dalam menghadapi badai. Ini adalah panggilan bagi kita untuk percaya bahwa Allah berkuasa mengatasi segala sesuatu, meskipun situasi terlihat suram.

III. Kuasa Tuhan di Tengah Badai: Kisah ini mengingatkan kita bahwa Kristus adalah Penguasa alam semesta dan segala sesuatu tunduk kepada-Nya. Ketika para murid berteriak memohon tolong, Yesus menghardik angin dan danau itu, dan semuanya menjadi teduh. Ini menunjukkan bahwa kuasa Tuhan dapat mengubah situasi yang sulit menjadi damai. Ia memiliki otoritas atas badai dalam hidup kita.

IV. Belajar dari Respons Yesus: Respons Yesus kepada para murid adalah panggilan untuk memiliki iman yang lebih besar. Seperti Yesus tidur dengan tenang di tengah badai, demikian pula kita harus memiliki ketenangan dalam iman kita. Ketika kita menghadapi badai, kita harus berpegang pada janji Tuhan, mengingat sejarah-Nya yang penuh kasih, dan memercayai bahwa Dia akan mengatasi setiap situasi.

V. Mengambil Kedamaian dalam Kristus: Kisah ini mengingatkan kita bahwa kita dapat menemukan kedamaian dalam Kristus di tengah badai hidup. Seperti Yesus yang dengan satu perkataan mampu menghentikan badai, Dia juga mampu memberikan ketenangan dan penghiburan dalam setiap situasi. Kita perlu meletakkan iman kita pada-Nya, tahu bahwa Dia mengerti dan peduli terhadap perjuangan kita.

Kekasih Tuhan..dalam hidup ini, badai akan datang. Namun, kita memiliki Allah yang berkuasa untuk mengatasi setiap badai. Marilah kita belajar dari iman para murid dan respons Yesus, dan meletakkan iman kita sepenuhnya pada-Nya. Dalam iman, kita dapat menghadapi badai dengan ketenangan dan percaya bahwa Allah akan memberikan kedamaian di tengah segala sesuatu. Mari kita selalu mengandalkan-Nya, karena iman yang kuat mengatasi segala badai kehidupan. 

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 5:1-24

SEMAKIN KUAT TANGAN PENINDAS, SEMAKIN KUAT TANGAN PEMBEBAS

Bruce Lee adalah seorang aktor, juga seorang filsuf dan ikon budaya. Yang menjadi fondasi kungfunya adalah Wing Chun yang diajarkan oleh Yip Man. Bruce menemukan kungfu baru yang dia namai Jeet Kune Do. Pada mulanya, orang cenderung meremehkan Bruce yang bertubuh kurus dan kecil. Namun, hingga hari ini Bruce masih menjadi inspirasi dalam hal kekuatan, kecepatan dan fleksibilitas fisik. Hal ini berhubungan dengan disiplin yang Bruce terapkan dalam hal latihan fisik dan diet sehat. Musa pun pernah diremehkan oleh Firaun, saat ia dan Harun menghadap Firaun untuk menyampaikan perintah Tuhan. Tuhan ingin agar Firaun membiarkan umat-Nya pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Nya. Tetapi, Firaun mengatakan bahwa ia tidak mengenal Tuhan. Firaun menganggap ibadah kepada Tuhan sebagai bentuk kemalasan. Bagi Firaun, Tuhan yang tidak dia kenal ini tidak layak menerima persembahan kurban. Karena itu, Firaun semakin memberatkan pekerjaan bangsa Israel. Mereka harus menghasilkan jumlah batu bata yang sama, namun kali ini tanpa jerami. Mereka sendiri yang harus mendapatkan bahan baku untuk membuat batu bata itu. Akibatnya, Musa dan Harun menerima ocehan dan kemarahan dari para mandor Israel. Mereka datang kepada Musa dan Harun sambil mengungkapkan kekesalan mereka (ayt. 21). Musa merasa sangat sedih atas apa yang terjadi, tetapi Tuhan menegaskan bahwa Dia akan menunjukkan kekuatan-Nya.

Melalui bacaan kita hari ini, beberapa hal yang dapat kita pelajari, 

1. Musa mengalami masalah yang seakan-akan semakin berat. Bukannya menjadi pemimpin Israel, Musa bahkan dimusuhi oleh segenap bangsa Israel pada saat itu. Tetapi justru ketika masalah seakan-akan menjadi berat, di situlah waktu dimana sebentar lagi Tuhan akan menyatakan mujizatnya. Jika kita membaca ayat dan pasal selanjutnya, maka kita akan menemukan bagaimana Tuhan membuat 10 tulah yang luar biasa di Mesir, dan pada akhirnya Firaun mengijinkan bangsa Israel untuk pergi.

2. Mungkin ada di antara kita yang saat ini sedang mengalami masalah, dan walaupun kita sudah berdoa kepada Tuhan, tetapi masalah yang ada seakan-akan tidak kunjung selesai dan bahkan semakin bertambah berat. Tetapi, percayalah bahwa ketika kita sudah berdoa dengan sungguh-sungguh dan masalah yang ada seakan-akan semakin berat, justru di situlah sebentar lagi Tuhan akan menunjukkan kuasaNya yang luar biasa. Hanya sesaat lagi maka mujizat Tuhan akan kita terima dalam kehidupan kita. Syaratnya hanya satu: tetap percaya dan tetap mengimani bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anak-anakNya yang senantiasa berharap kepadaNya, dan kita akan melihat bagaimana tangan Tuhan yang kuat dan perkasa menolong kita tepat pada waktuNya.

Firman Tuhan berkata, “… justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9). Ego kamu bisa saja bergejolak setiap kali kamu diremehkan. Percayalah bahwa Tuhan itu adil dan tangan-Nya kuat. Semakin kuat tangan penindas, semakin kuat pula tangan Sang Pembebas!

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 6:13-26

Keturunan yang Diberkati Tuhan

Orang Tua yang patuh kepada Tuhan akan membawa anak-anaknya dekat kepada Tuhan. Anak-anak menyaksikan teladan orang tua dalam sikapnya sehari-hari, sehingga Tuhan berkenan kepada keluarga tersebut.

Hal ini terbukti dari nenek moyang Musa dan Harun. Mereka adalah bagian dari keturunan yang diberkati. Tuhan menyiapkan mereka menjadi pemimpin bangsa Israel.

Teks ini menjabarkan mengenai keturunan dari Ruben, Simeon, dan Lewi. Pada bagian ini, Alkitab memberi penekanan khusus pada garis keturunan Lewi. Pada perikop itu dituliskan, Lewi memperanakkan Gerson, Kehat, dan Merari.  Anak Kehat ada empat orang, yaitu Amram, Yizhar, Hebron dan Uziel. Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi istrinya. Kelak perempuan inilah yang melahirkan Harun dan Musa.

Tuhan memberi tugas penting kepada Harun dan Musa. Mereka diperintah untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menurut keluarga masing-masing (25).

Allah memiliki rencana besar dan mulia melalui keturunan yang telah Ia berkati. Perjanjian-Nya, sejak semula, untuk tetap memberkati bangsa Israel semakin jelas. Allah tidak membiarkan bangsa-Nya dalam perbudakan. Allah akan membebaskan mereka. Akan tetapi, Tuhan terlebih dahulu menyiapkan orang yang akan mengemban tugas itu. Allah memilih Harun dan Musa. Merekalah yang berbicara kepada Firaun agar membawa orang Israel keluar dari Mesir.

Sering kali kita tidak sadar bahwa rencana Tuhan amatlah besar. Bahkan, kita kerap meragukan betapa mulia rancangan-Nya. Allah sudah memulai program-Nya sejak dari kakek, nenek, dan orang tua kita. Mereka diberi tanggung jawab sebagai panutan agar kita bisa melihat rencana Allah terwujud. Artinya, Dia selalu bersungguh-sungguh dengan janji-Nya. Dia mengatur segalanya dengan baik, terukur, dan terperinci.

Perhatikan bagaimana Alkitab memperhatikan keluarga sebagai suatu keutuhan. Alkitab juga memperhatikan anggota orang-orang yang ada di dalam keluarga itu sebagai suatu pribadi yang utuh. Keluarga memang merupakan bagian penting dalam pelayanan kita karena keluarga punya peranan dalam hidup kita. Tak heran bila Tuhan juga mementingkan keluarga hamba-hamba-Nya. Karena itu kita harus menyadari pentingnya keluarga dan berusaha membina keluarga agar menjadi keluarga yang memuliakan Tuhan.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 9:1-12

Kekasih Tuhan... Beberapa saat waktu lalu kita diperhadapkan dengan dua sakit penyakit yang cukup terlintas dalam pikiran kita. Bahkan sampai hari ini juga masih terjadi diberbagai tempat. Yaitu; 1. Covid; dan. 2. ASF atau yang dikenal dengan penyakit babi. Tentu dalam peristiwa sakit penyakit ini sangat-sangat menjadi pergumulan bersama, baik dari pemerintah maupun dari gereja. Berbagai upaya dilakukan agar kedua virus ini bisa memiliki obat khusus yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Namun nyatanya kita belum mendapatkan obat yang tepat untuk menangani. Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Mesir ketika Allah memanggil Bangsa Israel, juga sedikit kembali kita melihat bagaimana peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita. Memang kedua hal ini berbeda, namun tersiksanya Bangsa Mesir karena Tulah yang mereka terima itu dapat kita gambarkan dalam kehidupan kita saat ini.

Kekasih Tuhan.. Gambaran Kitab Keluaran berisikan tentang perjalanan kehidupan Bangsa Israel, akan keterpanggilan mereka keluar dari Tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian. Rentetan peristiwa yang terjadi dalam keterpanggilan mereka berawal dari penderitaan, ketertindasan serta perbudakan. Hal yang menggerakkan hati Allah untuk memanggil mereka dan mengutus utusan-Nya Nabi Musa dan Harun sebagai perpanjangan Tangan Allah untuk membawa Bangsa Israel dari tanah Perbudakan serta menjadi perpanjangan Lidah Allah sebagai pembawa berita pembebasan baik Bangsa Israel ataupun kepada Firaun. Dalam perjalanan, pemberitaan akan hal itu tidak diindahkan oleh Firaun sehingga dengan berbagai mukjizat Allah menyatakan kemahakuasaan-Nya agar mereka semua percaya akan keberadaan Allah. Namun nyatanya, Firaun tetap mengeraskan hatinya untuk tidak melepaskan mereka. Dan untuk membuktikan kemahakuasaan Allah memperalat Firaun untuk membuktikan semuanya dengan memberikan 10 Tulah; Air berubah menjadi darah, Katak, Nyamuk, Lalat Pikat, Penyakit Sampar pada ternak, barah, hujan Es, Belalang, Gelap Gulita, dan Kematian Anak Sulung. Kekasih Tuhan... Pembacaan malam hari ini berbicara dalam dua Tulah. Yaitu penyakit Sampar pada Ternak dan Barah. Adapun beberapa hal yang terkandung dalam teks pembacaan:

Pernyataan Allah kepada Firaun ialah agar memberikan kelepasan bagi bangsa Israel agar mereka dapat beribadah dengan baik kepada Allah mereka. Tentu sebagai orang yang diperbudak bukan hal yang mudah untuk mereka beribadah degan baik. Oleh karena mereka dituntut untuk mengabadikan diri kepada Firaun untuk bekerja secara paksa dan juga di paksa untuk menyembah allah orang-orang Mesir. Selain itu, Allah juga memiliki kerinduan agar mereka kembali kepada Allah.

Penolakan akan pernyataan Allah yang dilakukan oleh Firaun sesungguhnya masih dalam skenario Allah yang mengeraskan hati Firaun. Semua ini ialah agar dewa-dewa serta orang-orang ahli sihir dan semua orang yang ada di Mesir melihat akan kemahakuasaan Allah. Pembuktian itu kita melihat bagaimana Allah memberikan Tulah ini dengan memisahkan harta kepunyaan dan hewan kepunyaan bangsa Israel agar tidak terkena penyakit Sampar dan juga tidak tertimpa barah api.

Kekasih Tuhan... Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari bersama sama hari ini.

Allah sebenarnya tidak merancangkan yang buruk terjadi kepada anak-anak-Nya yang dengan tulus ikhlas melakukan dan mendengarkan perintah Allah. Namun terkadang kemarahan Allah bagi kita jika kita benar-benar tidak mau menerima didikan dan pengajaran yang dari Allah. Namun hal ini juga Allah mampu untuk terus menjaga kemurkaan-Nya untuk tidak mendatangkan yang buruk terjadi. Kembali kita melihat kesetiaan Allah dengan memberikan Yesus Kristus sebagai pendamai untuk menderita sengsara bagi kita.

Melihat kembali kehidupan kita, terkadang kita memberontak terhadap panggilan Allah. Allah selalu memberikan nasihat melalui orang terdekat kita. Namun terkadang keegoisan kita yang menghantarkan kita untuk tidak menerima panggilan dan nasehat itu.

Panggilan Allah akan kembalinya mereka ke tanah perjanjian adalah bagian dari kesetiaan Allah di dalam kehidupan ciptaannya. Tentu kita mengalami pergumulan dalam kehidupan rumah tangga masing-masing. Mari kita memberikan kesempatan kepada Allah untuk mengambil bahagian dalam menjawab setiap pergumulan kita agar kita tetap merasakan kasih sayang Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Termasuk di dalamnya sakit penyakit yang terjadi.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

HABAKUK 1:12-17

Kekasih-kekasih Tuhan, keluarga yang berbahagia,.. Kita akan merenungkan sebuah bagian dari Kitab Habakuk, yaitu Habakuk 1:12-17. Bagian ini membawa pesan yang relevan bagi kita dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup kita dan juga di dalam memperingati hari kemerdekaan. Mari kita perhatikan bersama-sama:

Dalam perenungan keluarga, mari kita bersama-sama merenungi makna yang mendalam dari kalimat "Allah menyadari bahwa dalam semua kesulitan dan situasi sulit, Tuhan tetaplah Allah yang berdaulat dan penuh kuasa." Ketika kita menghadapi tantangan dalam kehidupan ini, penting untuk mengingat bahwa Allah tetap memegang kendali sepenuhnya. Seperti yang kita pelajari dari kisah Habakuk, sebuah contoh inspiratif tentang keimanan, kita dapat menemukan ketenangan dalam keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar di balik setiap situasi sulit. Meskipun terkadang sulit bagi kita untuk memahami rencana-Nya, kita bisa belajar untuk mengandalkan-Nya dengan sepenuh hati.Sebagai keluarga yang saling mendukung dan menguatkan, mari kita mencari hikmat dari pengalaman Habakuk. Dalam saat-saat ketidakpastian dan kesusahan, mari kita selalu mengingat bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan penghiburan kita. Seperti Habakuk yang memahami bahwa rencana Tuhan melampaui batas pemahaman manusia, kita juga dapat merangkul keyakinan bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita. Dalam bersatu sebagai keluarga yang penuh iman, kita bisa menemukan kedamaian dan ketenangan dalam menyikapi segala tantangan hidup, dengan percaya bahwa Allah tetap berkuasa dalam setiap aspek kehidupan .

Ayat 14-16: Di sini, kita melihat Habakuk berbicara tentang ketidakpastian dalam dunia ini. Dia menggunakan gambaran tentang ikan laut yang ditangkap oleh manusia sebagai perumpamaan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kita seringkali merasa seperti ikan laut yang bergerak tanpa henti dalam arus kesulitan dan tantangan. Namun, kita juga melihat betapa manusia merasa senang dan berbangga dengan pencapaian mereka sendiri.Dalam momen refleksi keluarga ini, mari kita merenungkan kata-kata bijak dari Habakuk yang membahas ketidakpastian dalam dunia ini. Dalam perumpamaannya tentang ikan laut yang ditangkap oleh manusia, kita diingatkan akan perjalanan hidup yang penuh tantangan. Seperti ikan laut yang bergerak tanpa henti dalam arus kesulitan, kita juga merasakan bagaimana hidup sering menghadirkan tantangan yang tak terduga. Namun, dalam ketidakpastian ini, mari kita merenungkan tentang kebijaksanaan yang bisa kita ambil dari Habakuk. Meskipun terjebak dalam arus sulit, kita dapat memilih untuk menjaga keteguhan hati dan iman, seperti ikan laut yang tidak berhenti berenang meskipun arusnya keras.

Sama seperti manusia yang merasa bangga dengan pencapaian mereka, mari kita juga merenungkan tentang bagaimana kita merayakan dan menghargai setiap pencapaian dalam keluarga ini. Kita bisa bersama-sama merayakan setiap langkah maju dan berbagi kebahagiaan dalam setiap momen berharga. Namun, seiring dengan kegembiraan ini, mari kita juga ingat untuk tetap rendah hati dan bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kita kemampuan untuk mencapai hal-hal besar dalam hidup. Semua pencapaian kita menjadi lebih bermakna ketika kita menyadari bahwa Allah adalah sumber kekuatan kita, dan melalui-Nya kita dapat menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan dengan penuh kerendahan hati.

Ayat 17:Habakuk mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, semua kebanggaan dan kesombongan manusia akan dihadapkan pada kenyataan. Kita semua akan dihadapkan pada Tuhan, dan saat itulah segala ketidaksetiaan dan kesombongan kita akan terbongkar. Inilah saat di mana kita akan menyadari betapa pentingnya mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita.Melalui renungan dari Kitab Habakuk ini, kita diajak untuk mengingat bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita dalam menghadapi kesulitan. Terlepas dari situasi apapun yang kita hadapi, kita dapat bersandar pada kesetiaan dan kuasa-Nya. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan selalu hadir untuk membimbing dan mendukung kita.

Dalam perenungan keluarga ini, marilah kita merenungi pesan mendalam yang terkandung dalam kata-kata Habakuk. Dia mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, kebanggaan dan kesombongan manusia akan diuji oleh kenyataan. Suatu saat, kita semua akan berhadapan dengan Tuhan, dan saat itulah segala tindakan tidak setia dan kesombongan kita akan terungkap. Ini adalah momen penting di mana kita akan menyadari betapa pentingnya bergantung sepenuhnya pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Pesan dari Kitab Habakuk ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan pengharapan ketika kita menghadapi tantangan hidup. Terlepas dari situasi apapun yang kita hadapi, kita dapat bersandar pada kesetiaan dan kekuasaan-Nya.

Sebagai keluarga yang saling mendukung, mari kita selalu mengingat betapa pentingnya membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhan. Melalui doa dan refleksi, kita dapat menemukan kekuatan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Mari kita tidak perlu merasa cemas, karena Tuhan selalu ada di sis kita, siap membimbing dan mendukung langkah-langkah kita. Dalam kebersamaan ini, kita bisa bersama-sama tumbuh dalam iman dan mengambil inspirasi dari kisah Habakuk, mengingat bahwa mengandalkan Tuhan adalah pondasi yang kokoh untuk mengarungi perjalanan hidup ini.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 9:13-35

Kekasih Tuhan...Kekasih Tuhan.. Gambaran Kitab Keluaran berisikan tentang perjalanan kehidupan Bangsa Israel, akan keterpanggilan mereka keluar dari Tanah Mesir menuju ke tanah perjanjian. Rentetan peristiwa yang terjadi dalam keterpanggilan mereka berawal dari penderitaan, ketertindasan serta perbudakan. Hal yang menggerakkan hati Allah untuk memanggil mereka dan mengutus utusan-Nya Nabi Musa dan Harun sebagai perpanjangan Tangan Allah untuk membawa Bangsa Israel dari tanah Perbudakan serta menjadi perpanjangan Lidah Allah sebagai pembawa berita pembebasan Bangsa Israel ataupun kepada Firaun. Dalam perjalanan, pemberitaan akan hal itu tidak diindahkan oleh Firaun sehingga dengan berbagai mukjizat Allah menyatakan kemahakuasaan-Nya agar mereka percaya akan keberadaan Allah. Namun nyatanya, Firaun mengeraskan hatinya untuk tidak melepaskan mereka. Dan untuk membuktikan kemahakuasaan Allah memperalat Firaun untuk membuktikan semuanya dengan memberikan 10 Tulah; Air Berubah Menjadi Darah, Katak, Nyamuk, Lalat Pikat, Penyakit Sampar Pada Ternak, Barah, Hujan Es, Belalang, Gelap Gulita, Dan Kematian Anak Sulung.

Kekasih Tuhan... Pembacaan malam hari ini berbicara tentang Tulah ke tujuh yaitu Tulah Hujan Es.. Adapun beberapa hal yang terkandung dalam teks pembacaan kita saat ini.

Penegasan Allah tentang keberadaan Allah sebagai Allah yang disembah oleh Bangsa Israel. Allah yang memiliki alam semesta ini termasuk hak kepemilikan Allah terhadap bangsa Israel yang telah dipilih oleh Allah (ay. 13) dan juga kebebasan Allah dalam memberikan hukuman kepada orang-orang Mesir yang tidak menaati akan perintah Allah oleh karena (ay.15).

Dalam karya penyelamatan Allah dalam pemanggilan-Nya terhadap bangsa Israel ada “misi”. Bukan hanya misi dalam karya penyelamatan itu sendiri, namun juga Misi untuk menunjukan kemahakuasaan dan bangsa Israel melihat dan percaya serta mengikuti/menyembah Allah Bangsa Israel (ay.16).

Penghukuman yang diberikan Allah ialah hukuman yang bersifat mengajarkan dan mengajak untuk manusia kembali kepada jalan-Nya. Penghukuman Hujan Es yang diberikan oleh kepada mereka, selain menyatakan misi pembebasan itu, Allah juga memberikan pilihan bagi mereka untuk ternak dan mereka sendiri selamat dari tulah tersebut dengan catatan mereka harus mendengarkan perintah Allah untuk membawa ternak mereka ke dalam rumah.

Kengerian yang terjadi dalam ayat 22-26. Kengerian akan bahaya dari tulah ini yang dapat menghancurkan seluruh yang ada dalam Alam semesta. Sekaligus juga untuk membuktikan bahwa yang memberikan tulah sekaligus peringatan itu, melalui perantara-Nya, Allah menghentikan peristiwa tersebut. 

Kekasih Tuhan, dalam pemanggilan iman kita masing-masing, kita perlu untuk menyadari segala sesuatu ada dalam kendali Tuhan. Namun seringkali kekerasan hati kita (sama seperti Firaun) membawa kita terjebak dengan ketidakpedulian  terhadap panggilan Allah. Merespon panggilan Allah dengan cara melihat kembali semua didikan dan pengajaran yang diberikan gereja, diberikan oleh orang tua dan setiap hal yang berkaitan dengan iman spiritualitas. Mari kita terus hidup sama seperti apa yang ditampilkan Tuhan akan menjaga kesetiaan-Nya dalam pemanggilan-Nya. Janji Allah dalam Yesus Kristus. Bersama-sama memeriksa diri akan kelayakan kita memasuki dalam tugas kita saat ini, kita melihat dan memeriksa pelayanan kita di dalam kehidupan ini dan motivasi apa yang mendasari pelayanan kita. Baik panggilan kita dalam pekerjaan kita masing-masing, panggilan di gereja bahkan panggilan dalam rumah tangga kita masing-masing

Kekasih Tuhan janji Allah kepada keselamatan bagi Bangsa Israel, adalah janji yang sama bagi kita sebagai milik kepunyaan Kristus dan dengan mengingat akan kebenaran Firman Tuhan.  

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Amos 3:1-8

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan..

Firman Tuhan yang datang bagi keluarga saat ini adalah, yang terkandung dalam Kitab Amos, yakni Amos 3:1-8. Kitab Amos menegaskan kebutuhan untuk mendengarkan suara Tuhan dan merasakan hadirat-Nya dalam kehidupan keluarga kita. Kita akan merenungi pesan Tuhan yang dapat membentuk fondasi yang lebih kukuh bagi hubungan keluarga kita dengan Sang Pencipta.

Pertama, kita harus menyadari bahwa Allah memiliki Hubungan Khusus dengan Keluarga. Pada ayat pertama, Amos mengingatkan kita tentang hubungan unik yang Allah miliki dengan umat-Nya.Sebagai keluarga spiritual, kita juga diberi panggilan istimewa untuk menjalin persekutuan dengan Allah. Ini menunjukkan pentingnya hubungan keluarga kita dengan-Nya.

Kedua, kita diajak untuk mendengarkan suara Tuhan.Ayat 3 menunjukkan betapa pentingnya mendengarkan suara Tuhan. Saat kita memusatkan perhatian kita pada suara-Nya melalui doa, meditasi, dan penghayatan Firman, kita mampu mengenali arahan dan panduan-Nya dalam kehidupan kita. Dalam konteks keluarga, mendengarkan satu sama lain dengan penuh perhatian adalah langkah penting dalam membangun hubungan yang sehat.

Ketiga, selalu ada konsekuensi atas keputusan dan tindakan kita ambil.Ayat 6-8 mengajarkan kepada kita bahwa Allah tidak bertindak secara sembarangan. Setiap tindakan dan keputusan memiliki akibat. Ini mengingatkan kita untuk bertindak dengan bijaksana dalam kehidupan keluarga. Ketika kita mengabaikan nilai-nilai rohaniah dalam lingkungan rumah tangga, dampaknya bisa merugikan.

Keempat, panggilan untuk bertobat.Sebagaimana Amos memanggil umat Israel untuk bertobat dan kembali kepada Allah, pada saat ini kita juga dipanggil untuk merenungkan kembali tindakan kita, kita ada sesuatu yang kita rasakan bahwa ini salah dihadapan Tuhan, mari sama- sama kita membenahinya. Membenahi hal- hal yang menyimpang dari kehendak Allah. Dan dengan secara bersama- sama, di dalam keluarga mengalami pertobatan, maka keluarga akan semakin mendekat kepada Tuhan, Tuhan akan melihat serta memperhitungkan setiap keputusan dan tindakan yang kita lakukan.

Saudara-saudara yang terkasih, melalui Amos 3:1-8, kita diajak untuk mendengarkan suara Tuhan dalam kehidupan keluarga kita. Panggilan ini mengingatkan kita akan hubungan khusus kita dengan Tuhan dan pentingnya hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Dengan mendengarkan dan patuh kepada Allah, kita dapat membangun fondasi yang teguh bagi hubungan keluarga yang kuat dan bermakna.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 11:1-10                                                  

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Tulah yang terakhir ini akan memberikan penderitaan yang lebih dibandingkan tulah-tulah sebelumnya. Tulah tersebut juga akan membuat ratap tangis yang hebat terjadi di Mesir (ayt.6) karena seluruh anak sulung di tanah Mesir, termasuk anak sulung Firaun akan mati, bahkan anak sulung hewan mereka juga akan bernasib sama (ayt.5). Meski telah diberitahukan oleh Musa tentang apa yang terjadi, Firaun tetap tidak mendengarkan Musa (ayt.9).

Tujuan tulah dijatuhkan kepada orang Mesir adalah untuk membuat mereka sadar bahwa Allah Israel lebih berkuasa daripada dewa-dewi Mesir, supaya mereka mau melepaskan umat Israel untuk beribadah kepada Tuhannya. Karena tidak kunjung bertobat, maka tulah demi tulah dijatuhkan. Semua tulah yang sudah dijatuhkan, memiliki satu kesamaan di dalam nuansa alami. Akan tetapi, tulah yang kesepuluh itu berbeda sama sekali. Tulah itu akan segera tiba dan diberitahukan pertama-tama kepada Musa dan orang Israel. Tulah ini memiliki sifat yang mematikan bagi orang-orang Mesir. Tulah ini akan merupakan pukulan telak yang membuat Firaun akhirnya menyerah (ayt 1). Selama ini, orang Mesir menganggap Firaun dan putra mahkotanya adalah allah. Dengan kematian putra mahkota (anak sulung Firaun), akan memperlihatkan bahwa kemenangan dan kekuasaan mutlak ada pada Allah Israel, yang selama ini mereka abaikan. 

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Dari kisah kesepuluh tulah, bahkan dari kisah tulah yang kesepuluh ini, beberapa hal yang menjadi refleksi iman kita, yaitu

1. Pemegang otoritas kehidupan kita adalah Allah. Janganlah kita menganggap hal apapun di dunia ini lebih penting daripada iman kita kepada Allah. Karena hal itu merupakan kesia-siaan. Seperti Firaun, ketika anak sulung yang diharapkan sebagai penerus, putra mahkotanya, meninggal dunia maka hilanglah harapannya. Oleh sebab itu, taruhlah harapan kita hanya pada Tuhan Allah, yang telah menciptakan dunia dan segala isinya.

2. Tidak jarang kita merasa hidup terus-menerus diliputi persoalan demi persoalan seperti yang dialami oleh bangsa Israel ketika mereka menjadi budak. Tuhan tidak langsung membawa kita keluar dari persoalan tersebut, melainkan membuat kita menunggu. Namun, sebagaimana janji-Nya yang akan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, janji itu juga berlaku bagi kita, umat yang bersedia setia dan taat di dalam penderitaan.

3. Bertahan dalam penderitaan tidak membuat kualitas keimanan kita menjadi lemah, namun sebaliknya akan semakin bernilai tinggi. Penderitaan tidak selama-lamanya menyertai kehidupan umat kepunyaan-Nya. Dengan cara-Nya, dan pada waktunya, Ia akan menyelesaikannya bagi kita, dan mengganti penderitaan itu dengan sukacita, asalkan kita tidak mengeraskan hati melawan Allah. Jangan sampai pada akhirnya hati kita membatu. Saat itu kita tidak lagi dapat bertobat!

Semoga firman Tuhan menolong dan memberkati keluarga dan kita sekalian. 

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Pengkhotbah 7:8-14

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan…

Firman Tuhan yang datang bagi keluarga yang hadir pada saat ini adalah yang ditulis oleh Raja Salomo. Ia menekankan ajaran tentang ketekunan dan kebijaksanaan dalam kita menjalani kehidupan berumah tangga. Beberapa hal penting untuk kita refleksikan secara bersama- sama adalah:

Pertama, Pada ayat 8, Salomo menekankan pentingnya menghargai hasil akhir lebih dari awalnya. Prinsip ini memiliki implikasi yang mendalam dalam keluarga kita. Dalam hubungan keluarga, kita diingatkan untuk memusatkan perhatian pada hasil jangka panjang, bukan hanya mengejar kesan awal yang indah. Bagaimana kita merawat, mendukung, dan menjaga keluarga kita di masa-masa akhir hidup kita akan mencerminkan kebijaksanaan kita.

Kedua,Ayat 9-10 mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa mengeluh tentang masa lalu. Terkadang, kita dapat terjebak dalam kekecewaan tentang masa-masa sulit dalam keluarga atau bahkan membandingkan masa lalu dengan saat ini. Namun, penting untuk belajar menemukan sukacita dalam setiap tahap perjalanan keluarga kita. Ini akan membantu kita lebih menghargai berkat-berkat dan kebijaksanaan Tuhan dalam perjalanan kita.

Ketiga, Salomo juga mengajarkan mengenai pentingnya ketekunan dalam menghadapi konflik dalam ayat 11-12. Konflik adalah bagian alami dari kehidupan keluarga. Namun, bagaimana kita berhadapan dengan konflik tersebut dengan kebijaksanaan dan ketekunan akan sangat memengaruhi suasana dan keharmonisan dalam keluarga.

Keempat, Ayat 13-14 mengingatkan kita tentang kelemahan manusia. Tidak ada keluarga yang sempurna, dan kita semua terpengaruh oleh dosa. Mengakui kelemahan kita dan ketergantungan kita pada Tuhan akan membantu kita menjaga kerendahan hati dan membangun dukungan dalam keluarga.

Oleh karena itu, Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan…

Pengkhotbah 7:8-14, mengajarkan serta mengingatkan kita bahwa ketekunan dan kebijaksanaan adalah prinsip-prinsip yang sangat berharga dalam membina keluarga. Memahami perjalanan kita bersama, menahan diri dari mengeluh, menghadapi konflik dengan bijaksana, dan mengakui kelemahan kita akan membentuk dasar yang kuat bagi hubungan keluarga yang sehat. Marilah kita bersama-sama hidup dalam keluarga dengan tekun dan bijaksana, tetap mengikuti rencana Tuhan, sehingga keluarga kita dapat menikmati kedamaian, kebahagiaan, dan semangat untuk memuliakan Tuhan.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 15:1-27

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan, Apa yang dirasakan, ketika sesuatu yang diharapkan telah kita terima? Misalnya, mendapatkan motor baru, kenaikan gaji, atau mungkin pertambahan usia? Tentu perasaan bahagia, senang, sukacita, karena apa yang diidam-idamkan dapat kita terima hanya karena perkenaan dan pertolongan Tuhan.

Perasaan yang sama juga dialami oleh bangsa Israel ketika mengalami pertolongan dari Tuhan. Bayangkanlah bala tentara Mesir dengan kekuatan yang besar, pasukan berkuda yang gagah perkasa disertai persenjataan yang lengkap. Semua itu pasti menimbulkan perasaan takut yang luar biasa pada pihak umat Israel, karena tidak memiliki kemahiran dalam berperang dan hanya memiliki persenjataan yang seadanya. Dalam situasi ketakutan demikian, Tuhan hadir untuk memberi pertolongan kepada mereka. Bala tentara bangsa Mesir yang besar diporak-porandakan dan dimusnahkan di Laut Teberau. Apa yang dilakukan bangsa Israel ketika mendapatkan pertolongan Tuhan? Mereka menaikkan pujian syukur kepada Tuhan dengan menyanyi dan menari (ayat 20-21). Pernyataan ungkapan syukur yang dilakukan oleh bangsa Israel membuktikan bahwa tanpa pertolongan Tuhan, mereka pasti dihancurkan tentara Mesir. Dengan kata lain, tanpa pertolongan dan campur tangan Tuhan, mereka tidak berarti apa-apa dan keselamatan tidak akan pernah dirasakan.

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan, bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah tidak terlepas dari campur tangan dan pertolongan dari Tuhan Yesus? Harus disadari bahwa setiap saat kita memerlukan perhatian dan pertolongan-Nya. hidup, keselamatan dan segala yang diperlukan ada dalam kuasa Tuhan Yesus dan Dia sanggup menyediakannya bagi kita. Pergumulan dan tantangan ada dalam kendali-Nya. Lalu bagaimana merespon kebaikan-Nya atas semua yang telah Ia hadirkan kepada kita dan keluarga? Tentu dengan mengucap syukur, menaikkan pujian, taat dan setia serta penyembahan kepada-Nya, sebab Ia layak menerimanya.

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Dalam ayat yang ke 22-27, menceritakan bagaimana Tuhan menyuruh bangsa Israel berjalan melewati padang gurun Syur. Setelah 3 hari berjalan di padang gurun, di bawah panas terik matahari, persediaan air mereka mulai habis dan tak satu pun mata air yang mereka temukan, sampai, akhirnya, Tuhan memimpin mereka ke Mara.

Dalam keadaan haus, lelah karena berjalan jauh, dan panas karena terik matahari, dapat kita bayangkan, mereka berlomba-lomba memperebutkan air itu.

Tapi, betapa kecewanya mereka, ternyata air itu tidak dapat diminum, karena rasanya pahit. Bayangkan, dalam keadaan haus dan lelah, mereka memiliki harapan, tapi ternyata berakhir pada kekecewaan. Tidak heran, kalau mereka bersungut-sungut kepada Tuhan. Secara manusiawi adalah hal yang wajar ketika bersungut- sungut. Namun, ketika tidak hanya bersungut namun juga kecewa dan menyalahkan Tuhan, karena mereka merasa Tuhan telah membawa mereka kepada penderitaan, bukan kebahagiaan seperti yang telah Ia janjikan. 

Yang menarik adalah, setelah mendengar sungutan bangsa Israel, Tuhan mengubah rasa dari air itu menjadi manis sehingga dapat diminum. 2 hal yang dapat kita pelajari sebagai refleksi iman kita, yaitu:

1.Pimpinan Tuhan tidak pernah salah. Kenapa Tuhan memimpin Israel ke Mara? Alasan yang paling mendasar adalah karena Israel membutuhkan air.

Namun, ternyata ada alasan yang lain, yakni Tuhan ingin menguji umatNya: Apakah mereka tetap percaya saat menghadapi “kepahitan”? Percaya bahwa pimpinan Tuhan tidak pernah salah? Ujian yang sama juga ditujukan kepada kita. Kadangkala, Tuhan terlihat memimpin kita ke arah yang salah, tapi di balik semua itu, sebenarnya, Tuhan sedang menguji kita untuk melihat apakah saat kita menghadapi pergumulan, kita tetap percaya kepadaNya?

Percaya bahwa pimpinan Tuhan tidak pernah salah, dan pasti ada maksud yang baik dalam setiap hal yang kita alami dalam hidup kita.

2.Tuhan mampu mengubah kepahitan dalam hidup kita

Selain keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah memimpin kita ke arah yang salah, kita pun harus memiliki keyakinan bahwa Tuhan mampu mengubah kepahitan dalam hidup kita. Tentu, bukan berarti hidup kita akan “lepas” dari masalah. Tapi, di tengah pergumulan-pergumulan hidup kita, kita tidak sendiri. Tuhan ada di sisi kita, memimpin dan menyertai kita. Bahkan, bukan hanya memimpin, Tuhan juga memberikan jalan keluar, saat kita menghadapi jalan buntu. Tuhan juga memberi kekuatan, saat kita jatuh ke dalam keputusasaan. Sehingga, apapun yang kita hadapi, kita tidak perlu khawatir/takut/cemas. Karena ada Tuhan di sisi kita. Keyakinan inilah yang akan membuat hidup kita terasa manis, meski kita menghadapi pergumulan seberat apapun. Karena itu, apapun yang kita hadapi, jangan ragu untuk tetap percaya kepada Tuhan.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Roma 14:1-12

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan…

Marilah kita bersama-sama merenungkan Firman Tuhan yang datang bagi kita pada saat ini dari surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, khususnya Roma 14:1-12. Dalam bagian ini, Paulus mengajarkan tentang pentingnya menerima dan menghormati sesama dalam keluarga orang beriman. Ada beberapa hal yang menjadi prinsip yang dapat membentuk dasar hubungan keluarga kita yang penuh dengan kasih dan pengertian.

Pertama, menerima sesama dalam perbedaan. Dalam ayat 1-3, Paulus menekankan pentingnya menerima saudara seiman yang memiliki pandangan atau keyakinan yang berbeda. Dalam keluarga rohani, juga dalam keluarga biologis, perbedaan pendapat dan keyakinan bisa muncul. Namun, prinsip menerima sesama dengan kerendahan hati dan tanpa menghakimi sangatlah relevan. Ini membangun kedekatan dan persatuan dalam keluarga.

Kedua, menghindari saling menghakimi.Ayat 4-6 mengajarkan agar kita tidak menghakimi saudara seiman berdasarkan perbedaan-perbedaan kecil. Setiap anggota keluarga memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Menghakimi orang lain hanya akan merusak ikatan kasih dalam keluarga. Sebagai keluarga Kristen, kita dipanggil untuk fokus pada pelayanan dan penghormatan terhadap Tuhan.

Ketiga, pertanggungjawaban individual. Paulus menegaskan pada ayat 7-9 bahwa kita semua bertanggungjawab atas hidup kita di hadapan Tuhan. Ini mengingatkan kita bahwa setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab pribadi dalam hidup sebagai orang beriman. Ini juga berlaku dalam keluarga, di mana setiap individu memiliki relasi khusus dengan Tuhan.

Keempat,menghormati hak Tuhan.Ayat 10-12 menekankan bahwa pada akhirnya, kita semua akan bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak seharusnya menghakimi atau merendahkan sesama saudara seiman. Menghormati hak Tuhan untuk menjadi Hakim adalah prinsip penting dalam keluarga sebagai orang beriman. Ini membantu kita menjaga suasana penuh damai dan persaudaraan yang dimana, didalamnya kita juga sudah menerapkan kasih sebagai hukum yang utama dan terutama dalam kehidupan sebagai orang Kristen.

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan…

Melalui Roma 14:1-12, kita diajak untuk menerima dan menghormati sesama dalam keluarga orang beriman dan bagi kehidupan bersosial kita. Dengan saling menerima dalam perbedaan, menghindari untuk saling menghakimi, mengenali pertanggungjawaban individual, dan menghormati hak Tuhan sebagai Hakim, kita dapat membangun hubungan keluarga yang penuh dengan kasih dan saling menghormati.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Keluaran 13:17-22

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Kisah bangsa Israel di padang gurun mengajarkan kita banyak hal. Perjalanan mereka diwarnai drama dan kisah-kisah menarik untuk kita pelajari. Bagaimana tidak, perjalanan yang memakan waktu 40 tahun itu menunjukan bagaimana Tuhan dengan setia menyertai umatNya. Pelajaran dari Kisah Perjalanan di Padang gurun:

1. Jalan Kita Berbeda dengan Jalan Tuhan Keluaran 13:17-18 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir." Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

Perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju tanah Kanaan sebenarnya dapat ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat. Namun Tuhan menuntun mereka melalui padang gurun. Tujuannya jelas disebutkan agar mereka tidak menyesal karena harus langsung menghadapi peperangan. Inilah gambaran kehidupan kita.  Terkadang jalan kita berbeda dengan jalan Tuhan. Sebagai manusia terkadang kita menginginkan sesuatu yang mudah dan cepat. Namun dari kisah ini kita belajar bahwa jalan Tuhan adalah yang terbaik. Percayalah, sekalipun seringkali jalan Tuhan dan jalan kita berbeda, tetapi jalan Tuhan selalu membawa kebaikan bagi kita. 

2. Penyertaan dan Tuntunan Tuhan Dalam ayat 21 yang berbicara mengenai tiang awan dan api. Dari kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun kita juga belajar mengenai penyertaan dan tuntunan Tuhan. Sekalipun jalan Tuhan seringkali berbeda dan tak terselami, tetapi kita selalu dapat percaya bahwa penyertaan dan tuntunan Tuhan sempurna atas hidup kita.

Penyertaan Tuhan selalu ada bagi kita. Baik siang maupun malam, baik di jalan yang rata maupun berliku, baik di jalan raya maupun di padang gurun, Tuhan selalu ada bagi kita. Bahkan Tuhan telah sediakan rancangan yang penuh damai sejahtera bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Dapat kita melihat juga di dalam Yeremia 29:11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Bagian kita adalah mempercayai penyertaan dan tuntunan Tuhan dengan jalan taat akan setiap perintah dan tuntunan Tuhan. Ketaatan inilah yang akan membawa kita sampai kepada rancanganNya yang indah atas hidup kita.

3. Kesetiaan Tuhan Tiang awan dan tiang api adalah lambang kehadiran Tuhan bagi umat Israel. Alkitab mencatat bahwa tiang awan dan tiang api itu tetap ada dan tidak pernah beralih dari bangsa Israel. Hal ini menunjukan betapa Tuhan setia terhadap umat-Nya. Sekalipun bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan kerapkali tidak setia kepada Tuhan, namun Tuhan tetap setia kepada umatNya. Demikian juga hidup kita. Sebagai manusia seringkali kita berlaku tidak setia, namun Tuhan tetap setia mengasihi kita.

Kesetiaan Tuhan membuat kita kuat menghadapi kehidupan ini sekalipun harus melalui "padang gurun". Disaat kita lemah dan hampir menyerah ingatlah selalu akan kesetiaan Tuhan yang tidak akan pernah berhenti bagi hidup kita.

Keluarga yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Padang gurun adalah gambaran perjalanan kehidupan yang tidak mudah dan penuh dengan halangan serta rintangan. Dari kisah perjalanan bangsa Israel di padang gurun kita dapat belajar mengenai jalan Tuhan, penyertaan dan tuntunan Tuhan serta kesetiaan Tuhan. Padang gurun bukanlah tempat yang menakutkan asalkan kita berjalan bersama dengan Tuhan.

AMIN

BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

NAHUM 1:9-15

Konteks penulisan Nahum 1:9-15 sangat penting untuk memahami makna dan pesan yang terkandung dalam pasal ini. Nahum adalah seorang nabi yang melayani pada abad ke-7 SM, dan kitab yang ditulis olehnya berisi nubuat tentang kehancuran dan penghakiman Allah terhadap bangsa Asyur.Dalam pasal ini, Nahum mengungkapkan hukuman yang akan datang atas kejahatan dan kekejaman bangsa Asyur. Nahum menyampaikan bahwa Allah tidak akan membiarkan dosa dan kezaliman mereka terus berlangsung tanpa hukuman. Allah yang adil dan kuat akan membalas kejahatan mereka dengan kekuasaan-Nya yang dahsyat.Konteks sejarah yang melingkupi penulisan pasal ini adalah ketika kekaisaran Asyur sedang mencapai puncak kekuasaannya. Mereka telah menaklukkan banyak bangsa dan memerintah dengan kejam. Nahum datang sebagai nabi yang menyampaikan pesan penghakiman Allah terhadap kejahatan mereka.

Pesan teologis yang muncul dari konteks penulisan Nahum 1:9-15 adalah:

Keadilan dan Kepedulian Allah: Pasal ini mengajarkan tentang keadilan Allah yang tak terbantahkan dan kepedulian-Nya terhadap kejahatan. Allah tidak akan membiarkan dosa dan kezaliman tanpa hukuman, tetapi pada saat yang sama, Dia juga memperhatikan dan peduli terhadap mereka yang menyerahkan hidup mereka kepada-Nya.

Kuasa Allah yang Dahsyat: Nahum menekankan kekuasaan Allah yang tak terbandingkan. Kehancuran dan kekuatan yang tak terelakkan akan menimpa bangsa Asyur sebagai hukuman atas dosa dan kejahatan mereka. Pesan ini mengingatkan mereka akan keagungan dan kekuasaan Allah yang patut dihormati dan diindahkan.

Perlindungan Allah terhadap Umat-Nya: Meskipun penghakiman Allah ditujukan kepada bangsa Asyur, pesan ini juga mengandung penghiburan bagi umat-Nya. Allah adalah pelindung yang setia dan dapat diandalkan bagi mereka yang bersekutu dengan-Nya. Mereka akan menemukan perlindungan di bawah sayap-Nya dan Dia akan menghukum musuh-musuh mereka.

Kesadaran akan Akhirat: Konteks penulisan Nahum 1:9-15 mengingatkan kita akan pentingnya memahami bahwa ada akhirat dan pertanggungjawaban atas perbuatan kita di dunia ini. Hukuman Allah atas kejahatan dan kezaliman yang dilakukan di dunia ini menunjukkan bahwa ada keadilan di hadapan-Nya.

Ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari Nahum 1:9-15:

Keadilan Allah: Pasal ini mengajarkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan akan menghukum kejahatan. Meskipun kejahatan dan ketidakadilan mungkin terjadi di dunia ini, Allah akan melakukan penghakiman-Nya dan memastikan bahwa keadilan akhirnya akan terpenuhi. Pelajaran ini mengingatkan kita untuk mempercayai bahwa Allah adalah Allah yang adil dan tidak akan membiarkan kejahatan terus berlangsung tanpa konsekuensi.

Kuasa Allah yang dahsyat: Nahum menggambarkan kekuasaan yang dahsyat dari Allah dalam menghancurkan musuh-musuh-Nya. Pesan ini mengajarkan bahwa tidak ada yang dapat melawan atau menghalangi kehendak Allah. Kuasa-Nya yang tak terbandingkan mengingatkan kita akan kebesaran-Nya dan membangkitkan rasa kagum dan hormat kita terhadap-Nya.

Perlindungan Allah terhadap umat-Nya: Meskipun Allah menghukum bangsa Asyur karena kejahatan mereka, pasal ini juga mengandung penghiburan bagi umat-Nya. Allah adalah tempat perlindungan yang kuat bagi mereka yang bersekutu dengan-Nya. Pelajaran ini mengajarkan bahwa kita dapat mencari perlindungan dan keamanan dalam hubungan intim kita dengan Allah, dan Dia akan melindungi dan menghukum musuh-musuh kita.

Pertobatan dan Pengampunan: Nahum memberikan pelajaran tentang pentingnya pertobatan. Dalam konteksnya, pesan ini ditujukan kepada bangsa Asyur, agar mereka bertobat dari perbuatan jahat mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah siap memberikan pengampunan kepada mereka yang benar-benar bertaubat dan berbalik dari jalan-jalan mereka yang sesat. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersedia bertobat dan mencari pengampunan Allah saat kita menyadari dosa-dosa kita.

Pengharapan bagi umat Allah: Pesan ini memberikan pengharapan bagi umat Allah bahwa pada akhirnya keadilan akan terpenuhi dan Allah akan melindungi dan menyelamatkan mereka. Meskipun dunia ini mungkin penuh dengan kejahatan dan ketidakadilan, kita dapat memiliki keyakinan bahwa Allah akan melindungi dan menyelamatkan umat-Nya pada waktunya. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman dan mengandalkan Allah dalam setiap situasi.

Dalam keseluruhan, Nahum 1:9-15 memberikan pelajaran tentang keadilan Allah, kuasa-Nya yang dahsyat, perlindungan-Nya terhadap umat-Nya, pentingnya pertobatan dan pengampunan, serta pengharapan yang ada bagi umat Allah. Pelajaran-pelajaran ini dapat membentuk iman kita, memberikan penghiburan, dan menginspirasi kita untuk hidup setia dan mengandalkan Allah dalam segala hal.

AMIN

BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 17:8-16

Kekasih Tuhan.. Amalek, Orang Amalek adalah suku pengembara atau sebuah ikatan suku-suku pengembara. Menurut Kejadian 36:12, mereka adalah sebuah kelompok bangsa Edom. Tempat kediaman mereka adalah daerah padang gurun antara Sinai dan daerah barat-daya Palestina. Orang Amalek masih keturunan Abraham dan Ishak, karena merupakan cucu Esau (Kejadian 36:12; 1 Tawarikh 1:36) yang adalah pemimpin bani Edom (Kejadian 36:16). Berita atau kabar tentang orang Amalek sebenarnya sudah diketahui oleh banyak orang. Termasuk bangsa israel mengenal mereka. Mereka di kenal sebagai pengembara yang merampas harta milik orang lain yang mereka jumpai dalam perjalanan (di era sekarang Begal).

Berjumpa dengan mereka, tentu menjadi pergumulan bagi Bangsa Israel, sesungguhnya mereka tidak memiliki mentalitas berperang dengan baik. Mereka sangat lama dalam sebagai budak dan belum berpengalaman yang banyak tentang peperangan. Namun, keterpanggilan Yosua sebagai pemimpin perang membawa mereka menuju kemenangan sekalipun ini peperangan pertama kali bagi mereka. Sesungguhnya juga peperangan tersebut bukan peperangan mereka saja. Namun juga peperangan Allah dalam keberpihakan Allah memanggil mereka sebagai umat Pilihan. 

Kekasih Tuhan..Perikop hari ini menceritakan bangsa Israel diperhadapkan dengan kesulitan, yaitu bangsa Amalek keturunan Esau, yang datang untuk berperang melawan mereka. Bangsa Israel merasa kebingungan, ketakutan, putus asa, dan merasa ini saat-saat akhir hidup mereka. Mereka juga bertanya-tanya di dalam hati, apa arti segala kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi? Melalui peristiwa ini, Allah hendak menunjukkan kuasa-Nya bahwa Dia selalu menyertai umat-Nya. Allah hanya meminta mereka tetap taat terhadap apa yang diminta-Nya. Saat bangsa Israel taat dengan memilih orang-orang yang disiapkan melawan bangsa Amalek dan membiarkan Musa memimpin mereka berperang dari puncak bukit, akhirnya mereka bisa mengalahkan Amalek. Kunci kemenangan mereka adalah taat mengikuti perintah Allah. Seperti sang ibu yang hancur hatinya, terkadang kita merasa tak sanggup untuk selalu memiliki keyakinan dalam menghadapi semua permasalahan hidup

Tuhan terkadang mengizinkan kesulitan terjadi di dalam hidup agar Anda bisa melihat kuasaNya bekerja. Dia mau karakter iman Anda dibentuk dan pengenalan akan Allah bertumbuh. Yakinlah kuasa Yesus besar dan mampu mengatasi setiap kesulitan hidup, yang perlu kita lakukan hanyalah taat pada perintah-Nya yang disampaikan melalui firman Tuhan.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 19:1-25

Kekasih-kekasih Tuhan.. Keluaran 19:1-2 menjelaskan bahwa pada bulan yang ketiga mereka sampai di padang gurun Sinai, di sana mereka berkemah mendirikan tempat untuk mereka tinggal dan beristirahat di sana. Kemudian dalam ayat 4 mengatakan bahwa Allah juga dapat memperhatikan Israel dan menuntun mereka dan bukan saja ke Sinai, tetapi juga kepada diri-Nya sendiri. Ungkapan ini menunjukan kasih Allah dan berlaku sebagai dasar dari ketaatan dan kewajiban perjanjian Israel kepada Allah.  ayat yang ke 5 Dalam ayat ini Allah mengharapkan agar mereka taat, menjadi hal yang begitu penting dalam mewujudkan maksud-maksud-Nya kelak bagi mereka. selain itu Allah menginginkan agar Israel harus menjadi harta kesayangan-Nya Allah (bnd. Ul. 4:10 Amos 3:2). Sebagai bagian dari maksud Allah di ayat yang ke 12-17, ketika Allah mengeluarkan Israel dari Mesir “mereka harus menjadi kerajaan imam” yaitu dipisahkan dan dikhususkan untuk pelayanan Allah dan suatu bangsa yang kudus. Dalam ayat selanjutnya Allah mengatakan kepada para tua-tua Israel dan Musa bahwa Gunung Sinai akan ditutupi asap, karena TUHAN segera turun ke atasnya dalam api. Dan asap itu mengepul seperti asap dari tempat pembakaran, dan seluruh gunung goncang. Lalu TUHAN turun atas gunung Sinai dan memanggil Musa ke puncak itu. Di ayat 18-25 Lalu TUHAN berfirman kepada Musa untuk turun dan memperingatkan bangsa itu agar mereka tidak mencoba menerobos untuk mendapatkan Tuhan atau melihat-Nya, sebab banyak di antara mereka akan mati bila mereka mendekat gunung dan Para Imam harus menguduskan diri supaya tidak dibinasakan. Setelah Musa mendengarkan perkataan dari Tuhan Ia pun dengan segera turun dari puncak itu lalu pergi kepada bangsa itu dan ia memberitahukan kepada mereka.

Kekasih-kekasih Tuhan.. Pada pasal yang telah didiskusikan ini adalah terjadi pada saat Musa memimpin bangsa Israel dari Mesir. Dalam perjalanan Allah membawa bangsa Israel ke Gunung Sinai, kejadian ini terjadi pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari Mesir. Setelah tiba di padang gurun Sinai mereka berkemah di depan gunung itu dan Musa naik ke gunung itu untuk menghadap Tuhan dan Tuhan berfirman kepada Musa, bahwa jika mereka sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku itu harus dijalankan. Dalam perjanjian ini Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai ‘pribadi’ yang maha dahsyat, yang mampu menepati janji-Nya dengan membawa bangsa Israel untuk mendiami tanah perjanjian di mana Allah Israel Allah atas segala Allah yang mampu menepati setiap janji-Nya. Yang dikehendaki-Nya ialah bagaimana bangsa Israel mampu dan setia dalam menjalankan perjanjian mereka dengan Allah. Perjanjian yang diadakan oleh Allah merupakan usaha pertama untuk menuliskan kehendak Allah bagi seluruh umat manusia di dalam kata kata manusia. Dalam perjanjian ini secara umum ada tiga unsur yaitu, tindakan Allah, tanggapan Israel dan kewajiban Israel. Dalam perjanjian ini Allah terlebih dahulu mengasihi bangsa Israel dan terlebih memilih, buktinya sebelum bangsa Israel sampai kepada Gunung Sinai banyak hal yang Allah sudah buat dalam kehidupan mereka selama mereka di Mesir dan akhirnya Allah berinisiatif untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Allah menyertai mereka hingga menyeberang Laut Teberau hingga sampai pada Gunung Sinai. Kejadian yang terjadi di Gunung Sinai merupakan pertama kalinya Allah bertemu dengan orang-orang Israel sebagai Bangsa yang dipilih oleh Allah. Allah menunjukkan kuasa-Nya dan membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan untuk menjadikan mereka umat-Nya dan membuat perjanjian dengan mereka supaya mereka hidup sesuai dengan yang diperintahkan-Nya. Karena Allah itu kudus maka mereka pun harus hidup kudus di hadapan-Nya dengan menaati perintah-Nya, jika mereka berlaku menyimpang dari hadapan-Nya maka mereka akan kehilangan berkat yang Allah yang disediakan bagi mereka yaitu tanah yang dijanjikan oleh Allah.  Kekasih Tuhan. Suatu hal yang menjadi dasar yang baik adalah hidup dalam kekudusan di situasi dunia mengesampingkan perihal kekudusan hidup. Dimana kita perlu untuk hidup sesuai firman Tuhan. Sebagai orang yang mengakui bahwa dirinya beriman tetapi tidak melakukan perintah Tuhan makan sia-sialah hidupnya. Karena itu, kita perlu menata hidup dalam terang dan ketaatan kepada firman Allah sebagai konsekuensi anugerah Allah yang telah diberikan kepada kita.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

2 SAMUEL 7:1-17

Kekasih Tuhan…Konteks penulisan 2 Samuel 7:1-17 adalah saat Daud menjadi raja atas seluruh Israel setelah kematian Raja Saul. Pada saat ini, Israel sedang mengalami periode kestabilan politik dan kekuatan militer yang kuat di bawah kepemimpinan Daud.Pada awal pasal ini, Daud telah menetap di istana kerajaannya dan memiliki kedamaian di sekitarnya. Dalam hatinya, Daud merasa terdorong untuk membangun sebuah rumah bagi Allah, yaitu Bait Suci, sebagai tempat untuk menempatkan Tabut Perjanjian yang mewakili hadirat Allah di antara umat-Nya.

Daud berbicara kepada nabiNatan tentang keinginannya tersebut, dan awalnya Natan memberikan persetujuan kepada Daud untuk melanjutkan rencananya. Namun, Allah memberikan wahyu kepada Natan dan memerintahkan dia untuk memberitahu Daud bahwa Allah tidak akan membiarkan dia membangun Bait Suci, melainkan Allah akan membangun rumah bagi Daud yang berkelanjutan.Dalam wahyu itu, Allah menegaskan bahwa Ia telah mengangkat Daud dari gembala domba menjadi raja atas Israel, dan Ia telah memberikan keberhasilan dan kejayaan kepadanya. Allah berjanji kepada Daud bahwa keturunannya akan memerintah atas Israel selamanya, dan Allah akan menjadikan keturunannya sebagai raja yang berdaulat.

Konteks penulisan ini menunjukkan pentingnya keinginan Daud untuk membangun Bait Suci bagi Allah. Meskipun niatnya murni, Allah menegaskan bahwa itu bukanlah tugas yang akan dilakukan oleh Daud, tetapi oleh keturunannya. Allah memperlihatkan kerelaan-Nya untuk memberikan janji dan karunia-Nya kepada Daud dan keturunannya secara berkelanjutan.Selain itu, konteks ini menunjukkan kebesaran Allah dan kesetiaan-Nya terhadap perjanjian yang telah Dia buat dengan Daud. Allah menjanjikan keberlanjutan keturunan Daud dan kerajaan-Nya atas Israel. Ini adalah penggenapan dari janji-Nya kepada Daud sebagai "rumah" yang akan Ia bangun bagi Daud secara abadi.Konteks ini juga menggarisbawahi peran penting Nabi Natan sebagai perantara wahyu Allah kepada Daud. Natan menjadi saluran komunikasi Allah untuk menyampaikan rencana-Nya kepada Daud dan menegaskan janji-janji-Nya.Dalam keseluruhan, konteks penulisan 2 Samuel 7:1-17 menunjukkan kesetiaan Allah terhadap Daud dan janji-Nya. Hal ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya merencanakan dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah, serta menghormati dan mempercayai janji-janji-Nya. Refleksi teologis dari pasal ini mengajak kita untuk percaya dan mengandalkan Allah yang setia dalam memenuhi janji-janji-Nya dan mengarahkan langkah-langkah kita dalam hidup.

Refleksi teologis dari 2 Samuel 7:1-17 menghadirkan beberapa aspek penting dalam pemahaman kita tentang Allah, hubungan manusia dengan-Nya, dan rencana-Nya yang besar. Berikut adalah beberapa refleksi teologis yang dapat diambil dari pasal ini:

Allah sebagai Inisiator dan Pelaksana Rencana: Pasal ini menunjukkan bahwa Allah adalah Inisiator utama dari rencana-Nya. Meskipun Daud memiliki keinginan yang baik untuk membangun Bait Allah, Allah mengendalikan rencana-Nya dan menunjukkan kepada Daud bahwa itu bukan tugasnya, tetapi tugas keturunannya. Hal ini mengajarkan kita untuk mempercayai dan tunduk kepada Allah, mengakui bahwa Dia memiliki otoritas penuh dalam menetapkan dan melaksanakan rencana-Nya.

Janji Allah yang Terpercaya: Allah memberikan janji yang kokoh dan terpercaya kepada Daud. Allah menjanjikan bahwa keturunannya akan membangun rumah yang langgeng dan takhta yang abadi. Melalui janji ini, Allah menegaskan bahwa rencana-Nya untuk menyelamatkan dan memuliakan umat-Nya tidak akan pernah gagal. Hal ini mengajarkan kita untuk mempercayai janji-janji Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya dan mengandalkan-Nya sepenuhnya.

Ketaatan dan Kerendahan Hati: Daud menunjukkan ketaatan dan kerendahan hati yang besar dalam menerima keputusan Allah. Meskipun ia memiliki keinginan yang baik untuk membangun Bait Allah, ia menerima bahwa itu bukan tugasnya dan dengan rendah hati menerima rencana Allah yang lebih besar. Hal ini mengajarkan kita untuk memiliki sikap ketaatan dan kerendahan hati dalam hidup kita, untuk mengakui bahwa Allah adalah Yang Maha Bijaksana dan kita harus bersedia menyerah kepada rencana-Nya.

Hubungan Kekeluargaan dengan Allah: Allah menegaskan hubungan keluarga yang istimewa dengan Daud dan keturunannya. Allah menyatakan bahwa Dia akan menjadi Bapa bagi keturunan Daud dan bahwa hubungan mereka akan langgeng. Melalui hubungan ini, Allah menunjukkan kasih-Nya yang mendalam dan kepedulian-Nya yang abadi terhadap umat-Nya. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan intim dengan Allah sebagai Bapa kita dan pentingnya membangun hubungan yang kokoh dan abadi dengan-Nya.

Penggenapan dalam Yesus Kristus: Refleksi teologis terpenting dari pasal ini adalah penggenapan janji Allah dalam Yesus Kristus. Yesus adalah keturunan Daud yang membangun rumah yang langgeng dan takhta yang abadi. Melalui hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya, Yesus membangun gereja-Nya sebagai rumah rohani yang abadi bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk memandang Yesus sebagai Sang Mesias yang menggenapi janji Allah dalam sejarah keselamatan.

Dalam keseluruhan, 2 Samuel 7:1-17 menghadirkan refleksi teologis yang mengajarkan kita tentang kebesaran Allah, janji-Nya yang terpercaya, ketaatan dan kerendahan hati, hubungan keluarga dengan Allah, dan penggenapan janji dalam Yesus Kristus. Melalui pemahaman ini, kita dapat memperdalam hubungan kita dengan Allah, mengandalkan janji-Nya, dan hidup dalam ketaatan dan kerendahan hati di hadapan-Nya.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 20:18-21

Kekasih Tuhan… Kehadiran Allah tampak di atas gunung Sinai dalam rupa awan, petir dan guruh. Musa naik ke atas gunung untuk mewakili mereka dan Allah memulai dengan memberi aturan-aturan pokok perjanjian yang terkenal dengan sebutan Dasa Titah atau Sepuluh Perintah Allah. Hal tersebut merupakan aturan-aturan pokok dari suatu kesepakatan mengenai bagaimana Allah dan umat Israel akan saling berhubungan dan hubungan Bangsa Israel dengan sesama. Setelah itu muncul serentetan perintah lainnya yang menjabarkan Dasa Titah utama secara lebih rinci, ada aturan tentang tata cara ibadah umat Israel, bagaimana mereka hidup bersama dan semua ini membentuk bangsa Israel menjadi bangsa yang penuh keadilan dan kemurahan hati yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Musa menuliskan seluruh hukum, lalu dia membawanya turun kepada umat Israel untuk mereka mempersiapkan diri masuk dalam Tanah Perjanjian dengan Allah. Begitu mereka masuk ke dalam hubungan perjanjian ini, Allah membawa hubungan ini ke tahap selanjutnya, Allah mengatakan kepada Musa bahwa Dia ingin hadirat-Nya yang kudus, baik itu turun dan tinggal di tengah-tengah bangsa Israel.

Kekasih Tuhan.. Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya jika melihat kemuliaan dan keagungan Tuhan secara langsung? Seringkali ketika kita melihat dalam tokoh-tokoh Alkitab dalam Kitab Suci bertemu dengan hadirat Allah, hal itu digambarkan sebagai pengalaman yang luar biasa. Keagungan dan kemuliaan Tuhan membuat mereka merasa kagum, heran, takut, dan menyembah. Kita membaca salah satu perjumpaan Israel dengan kehadiran Tuhan sedemikian rupa, hal ini membuat mereka terguncang dan ketakutan. Namun kehadiran Tuhan tidak dimaksudkan untuk menjauhkan mereka dari-Nya tetapi untuk mengarahkan mereka kepada-Nya sehingga mereka dapat mengasihi, menghormati, dan melayani Dia dengan segenap hati mereka. Melihat kemuliaan-Nya dan mendengar suara-Nya berarti memiliki dampak yang mengubah hidup bangsa yang “masih muda” ini. Pada saat ini, mereka harus menyadari kebesaran Tuhan mereka sehingga mereka akan terus berjalan di jalan-Nya. Jadi Musa memberi tahu orang-orang untuk tidak takut kepada YHWH (baca Yahweh), karena Dia membuktikan kepada mereka agar mereka takut akan Dia. Orang-orang gemetar ketakutan saat mereka melihat kemuliaan Allah dan mendengar suara-Nya. Mereka mundur agak jauh, takut untuk mendekat. Mereka memberi tahu Musa bahwa dia harus berbicara kepada mereka untuk Tuhan, karena mereka takut jika Tuhan berbicara kepada mereka, mereka akan mati di hadapannya atau mendengar suara-Nya. Tanggapan Musa kepada mereka adalah Jangan takut. Dia menjelaskan bahwa Tuhan tidak mengungkapkan dirinya atau berbicara untuk mengusir mereka tetapi untuk menarik mereka kepada-Nya. Allah menginginkan mereka tahu siapa Allah dan hidup dalam Allah. Dia ingin menguji atau membuktikan mereka dengan memberi mereka pengingat terus-menerus tentang Dia sehingga mereka dapat berhati-hati untuk menepati perjanjian-Nya. Dia ingin mereka mengetahui berkat dan kegembiraan yang datang dari berjalan di jalan. Tujuannya bukan untuk mengusir mereka tetapi untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan-Nya.

Kekasih Tuhan.. Takut yang alkitabiah akan Tuhan memiliki pandangan yang benar tentang Tuhan, terutama mengingat keberdosaan kita. Berulang kali Kitab Suci mengajarkan kita bahwa Allah itu sempurna dan kebenaran dan kekudusan. Ketika kita memasuki hadirat Tuhan, itu tidak dimaksudkan untuk menjadi pengalaman yang nyaman. Perikop kita mengingatkan kita bahwa kita tidak datang kepada Tuhan dengan syarat kita dan tidak dapat memaksakan jalan kita ke hadirat Tuhan. Kehadiran Tuhan adalah pengalaman yang menakjubkan, mendorong ibadah, dan mengubah hidup.

Kekasih Tuhan.. Untuk berjalan bersama Tuhan dan menikmati Dia sepanjang hidup dan kekekalan kita. Kita tidak dapat melarikan diri dari latar belakang perjanjian dari teks kita. Tuhan rindu untuk menjalin hubungan dengan umat-Nya. Dia menunjukkan kepada mereka apa artinya hidup dalam hubungan dengannya. Dia mengungkapkan dirinya kepada mereka sehingga mereka dapat mengetahui kemuliaan-Nya dan keinginan untuk mendekat kepada-Nya. Dalam Memberi mereka hukum, Dia memberi tahu bagaimana mereka akan melakukannya. Dia tahu mereka akan kehilangan kemuliaan-Nya, dan mereka akan berjuang untuk berjalan di jalan-Nya. Melalui sistem pengorbanan, Dia memberi mereka sarana untuk mengatasi masalah dosa dalam hidup mereka dan memulihkan persekutuan dengan-Nya. Selain itu, hukum itu harus mempersiapkan mereka untuk kedatangan seseorang yang akan melakukan apa yang tidak dapat mereka lakukan – menjaganya dengan sempurna atas nama mereka. Allah bermaksud agar hukum itu menuntun kita kepada Kristus sebagai penebus, pengharapan, dan sumber sukacita abadi kita. 

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

kisah para rasul 6:1-7

Kekasih-kekasih Tuhan..Konteks penulisan Kisah Para Rasul 6:1-7 terjadi dalam awal perkembangan gereja mula-mula setelah kenaikan Yesus ke surga. Pada saat itu, gereja sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dan banyak orang yang memeluk iman Kristen.

Dalam pasal sebelumnya, terutama Kisah Para Rasul 2:42-47, kita melihat gambaran awal gereja, di mana orang-orang percaya hidup dalam persekutuan yang erat, mempelajari ajaran rasuli, berbagi harta mereka, dan menjalani kehidupan rohani yang saling melayani. Namun, dalam perkembangan gereja yang pesat ini, muncul juga tantangan dan persoalan yang perlu diatasi.Ketika kita memasuki Kisah Para Rasul 6:1, kita melihat bahwa masalah mulai muncul dalam pelayanan sehari-hari gereja. Terdapat keluhan dari orang-orang Helenis, yaitu orang-orang Yahudi yang lahir dan dibesarkan di luar Israel dan menggunakan bahasa Yunani, bahwa janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan pemberian makanan sehari-hari. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan dan ketidakadilan di antara anggota gereja.Tantangan ini dihadapi oleh rasuli yang melayani gereja pada saat itu. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat mengurus semua kebutuhan gereja secara efektif, sementara tetap memegang teguh pelayanan firman dan doa. Oleh karena itu, mereka mengajukan solusi dengan memilih tujuh orang yang penuh dengan Roh Kudus, yang memiliki kepercayaan yang baik dan memiliki hikmat, untuk mengurus pelayanan pemberian makanan tersebut.

Dalam konteks ini, Kisah Para Rasul 6:1-7 menunjukkan bagaimana gereja mula-mula menghadapi tantangan dalam pertumbuhan mereka. Mereka mengakui pentingnya menjaga integritas pelayanan dan menyelesaikan masalah secara bijaksana. Solusi yang ditemukan adalah memilih dan mengangkat pemimpin yang dianggap penuh Roh Kudus untuk mengurus tugas praktis, sehingga rasuli dapat fokus pada pelayanan firman dan doa.Kisah ini juga menekankan pentingnya kerjasama dan peran setiap anggota gereja. Dengan membagi tanggung jawab dan mendelegasikan tugas, gereja dapat menjaga keadilan, pelayanan yang efektif, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.Kisah Para Rasul 6:1-7 memberikan kita inspirasi untuk memahami pentingnya kepemimpinan yang bijaksana dan kolaborasi dalam gereja, serta mengatasi tantangan dan perselisihan dengan cara yang mencerminkan kasih dan hikmat Tuhan.

beberapa refleksi teologis yang berharga bagi kehidupan gereja dan pengikut Kristus. Berikut ini adalah beberapa refleksi teologis yang mungkin diambil dari pasal ini:

Pentingnya Keadilan dan Kepemimpinan yang Bijaksana: Dalam kisah ini, gereja mula-mula dihadapkan pada ketidakadilan dalam pelayanan sosial kepada janda-janda. Rasuli mengenali pentingnya memperbaiki masalah ini dan memilih tujuh orang diaken untuk menangani tugas tersebut. Hal ini mengajarkan kita pentingnya memperhatikan keadilan sosial dan memilih pemimpin yang bijaksana yang mampu menangani masalah dengan keadilan dan kebijaksanaan.

Pentingnya Peran dan Pelayanan Setiap Anggota Gereja: Kisah Para Rasul 6:1-7 menggarisbawahi pentingnya peran dan pelayanan setiap anggota gereja. Rasuli mengajak gereja untuk memilih tujuh orang yang penuh Roh Kudus dan berkualitas baik untuk mengurus tugas pelayanan praktis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota gereja memiliki peran dan pelayanan yang penting dalam membangun dan melayani gereja.

Kesatuan dan Kolaborasi dalam Gereja: Dalam menghadapi masalah dan tantangan, gereja mula-mula menunjukkan kesatuan dan kolaborasi. Rasuli dan anggota gereja bekerja sama untuk mencari solusi yang bijaksana dan membagi tanggung jawab. Ini mengajarkan kita bahwa kesatuan dan kolaborasi dalam gereja sangat penting dalam mengatasi tantangan dan melayani dengan efektif.

Prioritas Firman Tuhan dan Doa: Meskipun rasuli mengangkat tujuh diaken untuk mengurus tugas pelayanan praktis, mereka menekankan bahwa mereka sendiri akan terus melayani firman Tuhan dan doa. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menjaga prioritas rohani dan mengabdikan diri dalam doa dan pemahaman Firman Tuhan dalam pelayanan gereja.

Kerja Roh Kudus dalam Seleksi Pemimpin: Dalam pemilihan tujuh orang diaken, rasuli mencari mereka yang penuh Roh Kudus dan hikmat. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja Roh Kudus dalam seleksi dan pengangkatan pemimpin gereja. Kesadaran akan kehadiran dan bimbingan Roh Kudus dalam proses pemilihan pemimpin gereja adalah refleksi teologis yang penting.

Dalam keseluruhan, Kisah Para Rasul 6:1-7 mengajarkan kepada kita tentang pentingnya keadilan, peran dan pelayanan setiap anggota gereja, kesatuan dan kolaborasi dalam gereja, prioritas firman Tuhan dan doa, serta peran Roh Kudus dalam seleksi pemimpin gereja. Refleksi teologis dari pasal ini mengajak kita untuk mengaktifkan nilai-nilai ini dalam kehidupan gereja dan pelayanan kita untuk kemuliaan Tuhan dan pengembangan gereja yang sehat dan kuat.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN  20:22-26

Kekasih Tuhan.. Ringkasan Ibadah dalam pengertian kekristenan adalah perintah Tuhan, yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang ditebus dan diselamatkan melalui Tuhan Yesus Kristus. Pertanyaan yang mendasar PART saat ini ialah Apa yang dimaksud dengan ibadah orang beriman? Menurut Alkitab, apa itu ibadah? Bagaimana kita menjalani ibadah dalam kehidupan gereja dan di dalam rumah tangga? Dalam perjalanan keterpanggilan Bangsa Israel, Kitab Keluaran sangat penting, baik ditinjau dari sudut pandang orang Yahudi maupun dari sudut pandang orang Kristen saat ini. Di dalamnya terdapat riwayat mengenai peristiwa-peristiwa yang didasarkan pada keyakinan-keyakinan tentang Allah, hukum-hukum, serta peraturan untuk mengatur sikap orang percaya. Oleh sebab itu disini kami akan membahas tentang “Peraturan tentang kebaktian”, Yang dikutip dalam kitab Keluaran 20:22-26.

Perintah yang ditekankan di nats kitab keluaran 20 : 22-26 ialah, bahwa Allah yang kehadiran-Nya telah dimanifestasikan kepada seluruh bangsa Israel, tidak boleh disamakan dengan patung apa pun ciptaan manusia. Tidak perlu bangunan rumit sebagai alat bagi Israel untuk menghampiri Allah, cukup sebuah mezbah sederhana yang terbuat dari tanah liat, atau batu-batuan biasa (ay. 24-26). Penekanan Allah di sini ialah berkaitan dengan kebaktian, terutama mezbah (Ayat 23). Sesuai dengan firman Allah kepada mereka, mereka tidak bisa beribadah kepada allah-allah kecuali Tuhan. Mereka tidak bisa membuat patung-patung atau berhala-berhala dari emas atau perak, dan dari logam-logam lain yang kurang bernilai. Orang-orang Kanaan membuat patung- patung yang dibalut emas atau perak. Namun patung-patung, apakah patung-patung ilah ataukah patung-patung dewa-dewa asing, tidak mungkin disamakan dengan Allah yang berdiam di langit, yang berfirman dari langit, tidak dapat disejajarkan dengan barang duniawi. Sesudah Musa pergi, Allah berbicara dalam pendengaran Musa saja, secara pribadi. Ia menyampaikan seluruh kelanjutan perintah sampai akhir pasal 23, yang kebanyakan merupakan uraian tentang kesepuluh hukum. Musa harus pertama-tama menyampaikannya secara lisan, dan sesudah itu dengan tertulis, kepada umat Israel.

Kekasih Tuhan.. mereka diarahkan untuk membuat mezbah penyembahan. Yang dimaksudkan adalah mezbah sementara yang sesekali mereka dirikan di padang gurun, Untuk membuat mezbah yang sangat sederhana, yaitu dari tanah atau batu tetapi bukan dari batu pahat (ay. 24-25). Supaya tidak tergoda untuk membayangkan patung pahatan, mereka dilarang memahat batu yang hendak dijadikan mezbah menjadi suatu bentuk. Mereka harus menumpuk batu-batu itu seperti apa adanya, dalam keadaan aslinya. Maksud Allah menyuruh mereka membuat mezbah yang sangat rendah (ay. 26), supaya mereka tidak perlu menapaki anak tangga untuk mencapainya. Anggapan semakin tinggi altar itu maka semakin dekat pula letaknya dengan sorga sehingga korban bakaran itu pun semakin bisa diterima, adalah khayalan dari pemahaman orang Timur Tengah yang merusak mentalitas mereka dan Allah merubahnya.

Ada beberapa hal perenungan dalam merefleksikan kehidupan saat ini sebagai orang percaya:

Ibadah yang sejati adalah mengabdi kepada Tuhan dengan mempersembahkan berbagai tindakan dan sikap penghormatan dan pemujaan, ketundukan dan ketaatan dengan rasa syukur kepada seluruh tubuh, jiwa dan roh hanya kepada Allah saja.

Unsur-unsur ibadah merupakan ungkapan mengakui bahwa Tuhan itu berdaulat, penuh kuasa, dan penuh kebaikan. Dengan serangkaian pengorbanan pribadi dan manusia mendekati altar Tuhan dengan pengorbanan. 

Penyembahan dihayati dalam kehidupan gereja dengan Yesus sebagai obyek penyembahan melalui himne pujian, doa, pengakuan dosa, pengampunan, ucapan syukur. Kehidupan gereja terdiri dari mempersembahkan korban yang terbaik kepada Tuhan, yaitu tubuh dan jiwa.

Jauhkan diri Anda dari ibadah palsu, yang berpusat kepada keinginan diri sendiri dan bukan tertuju kepada kehendak Tuhan. Memeriksa motivasi dalam peribadatan, bersekutu dengan Allah. Agar tidak tercemar

Ibadah harus meninggikan firman Tuhan.

Ibadah yang benar harus ada pemberitaan firman yang bertanggung jawab, supaya jemaat takut akan Allah , menerima kebenaran dan hidupnya untuk kemuliaan Allah. 

Ibadah yang benar harus sesuai dengan kehendak dan karakter Tuhan. Oleh sebab itu, kita tidak boleh bertindak semaunya dalam beribadah. Ibadah sejati berkaitan erat dengan sikap hidup yang benar di hadapan Tuhan dan sesama. Perintah-perintah Tuhan tidak pernah berkesudahan, Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juru selamat harus ingat bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21- 48.Allah yang suci dan benar memiliki standar yang suci dan benar. Orang-orang yang mengasihi Allah akan terus-menerus berusaha keras untuk hidup seperti yang Dia kehendaki, dimampukan oleh Roh Kudus. 

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

1 Samuel 27:1-12 

Konteks penulisan 1 Samuel 27:1-12 dapat dipahami dengan mempertimbangkan situasi dan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Ini melibatkan perjalanan hidup Daud sebagai seorang pengungsi yang dikejar oleh Raja Saul.Pada masa itu, Daud telah diurapi oleh nabi Samuel sebagai raja masa depan Israel setelah Saul. Namun, Saul merasa terancam oleh kehadiran Daud dan berusaha untuk membunuhnya. Dalam beberapa bab sebelumnya, kita melihat Daud mengalami banyak kesulitan dan penghindaran dari Saul.Dalam konteks ini, Daud merasa terdesak dan terancam oleh kejaran Saul. Dia merasa bahwa hidupnya berada dalam bahaya dan memutuskan untuk mencari perlindungan di negeri orang Filistin, musuh Israel. Daud dan pasukannya pergi ke kota Gat di Filistin, di mana raja Akhis memerintah.

Kekasih-kekasih Tuhan..Dalam upaya untuk mempertahankan dirinya dan menghindari pengawasan Saul, Daud membuat alasan palsu kepada Akhis dan berperilaku seolah-olah dia berada di pihak Filistin. Ini termasuk melancarkan serangan terhadap suku-suku dan desa-desa di sekitarnya, agar terkesan bahwa dia masih setia kepada mereka.Konteks penulisan ini menunjukkan situasi yang sulit dan penuh tekanan bagi Daud. Dia dihadapkan pada pilihan yang sulit antara mengandalkan Tuhan sepenuhnya atau mencari perlindungan dalam cara-cara manusia. Meskipun keputusan Daud untuk pergi ke Filistin dan berbohong bukanlah tindakan yang baik atau bijaksana, kitab 1 Samuel mencatat kebaikan Allah dalam melindungi Daud meskipun kesalahan dan kelemahannya.

Konteks ini menunjukkan bahwa Daud, seperti manusia lainnya, menghadapi tantangan, ketakutan, dan kesulitan dalam hidupnya. Namun, ini juga menegaskan kesetiaan Allah dalam mengarahkan langkah-langkah Daud. Dalam konteks penulisan ini, kita dapat melihat bagaimana perjalanan hidup Daud terus berkembang dan bagaimana ia belajar dari kesalahannya. Hal ini juga memberikan kita pelajaran tentang pentingnya mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam situasi sulit dan menjauhkan diri dari jalan yang salah.

Beberapa refleksi teologis yang mungkin diambil dari pasal ini:

Ketidaksempurnaan dan Kelemahan Manusia: Kisah Daud dalam pasal ini mengingatkan kita bahwa bahkan orang yang dipilih dan diurapi oleh Allah, seperti Daud, juga bisa membuat keputusan yang tidak bijaksana. Daud memilih untuk mencari perlindungan di antara musuh Israel, dan bahkan berbohong kepada raja Filistin. Hal ini mengingatkan kita akan keterbatasan dan ketidaksempurnaan manusia. Namun, Allah tetap setia kepada kita meskipun kita seringkali jatuh dan melakukan kesalahan.

Kesetiaan Allah: Meskipun Daud membuat kesalahan dalam memilih jalannya, Allah tetap melindungi dan memberkati dia. Allah menggunakan keputusan yang buruk ini untuk memelihara dan melindungi Daud dalam keadaan sulitnya. Hal ini menggambarkan kasih karunia dan kesetiaan Allah yang melampaui pemahaman manusia. Terlepas dari kesalahan kita, Allah tetap setia dan memberikan kasih karunia-Nya kepada kita.

Kekuatan Iman dan Kepercayaan kepada Tuhan: Kisah Daud dalam pasal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga iman dan kepercayaan kepada Tuhan dalam setiap situasi. Meskipun Daud dalam kesulitan dan tekanan, ia seharusnya mengandalkan Allah sepenuhnya. Namun, ia memilih untuk mengandalkan rencananya sendiri dan mencari solusi dunia. Ini adalah peringatan bagi kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan tidak berpaling kepada cara-cara dunia yang mungkin terlihat menguntungkan, tetapi tidak selalu sesuai dengan kehendak Allah.

Kasih Karunia Allah yang Melampaui Kesalahan: Meskipun Daud membuat kesalahan dan berbohong, Allah tetap memberkati dan memeliharanya. Allah menggunakan keadaan ini untuk melindungi Daud dan memeliharakan dia. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kasih karunia Allah tidak tergantung pada keberhasilan atau kebaikan kita, tetapi berdasarkan anugerah dan kemurahan hati-Nya. Allah selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat, memperbaiki kesalahan, dan mengalami pemulihan-Nya.

Dalam keseluruhan, pasal ini mengajarkan kita tentang kasih karunia, kesetiaan, dan kebijaksanaan Allah. Meskipun kita dapat membuat kesalahan, Allah tetap setia dalam melindungi dan memberkati kita. Refleksi teologis dari pasal ini mengajak kita untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya, menghargai anugerah-Nya, dan belajar dari kesalahan kita untuk tumbuh dalam iman dan ketaatan kepada-Nya.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 22:1-17

Kekasih Tuhan.. kita melihat ayat 1-4 yang membicarakan tentang pencurian dan kita kembali pada 10 Hukum yang ke 8 tentang peringatan: Jangan mencuri (Kel. 20:15). Kenapa manusia dilarang keras oleh Allah tidak boleh mencuri barang milik sesamanya? Pencurian adalah sifat tamak, tidak adil, egois dan juga dengki, iri yang berarti tidak mengasihi sesamanya karena sesungguhnya, perbuatan mencuri memiliki banyak akar kejahatan. Mencuri dalam konsep Perjanjian Lama bisa juga berarti membenci sesamanya atau membunuh yang berarti melanggar perintah Musa ke 6. Selain ke 8, mencuri juga melanggar perintah ke 10, dosa memiliki dengan tamak milik orang lain. Jadi dari pencurian telah melanggar 3 hal hukum Musa! Itulah sebabnya Allah berkata jangan mencuri!

Dalam perenungan saat ini kita melihat dalam Ay. 1 mengatakan: Apabila seorang mencuri seekor lembu atau seekor domba dan membantainya atau menjualnya, maka ia harus membayar gantinya yakni lima ekor lembu ganti lembu itu dan empat ekor domba ganti domba itu. Hukuman ini lebih berat dibandingkan di ayat ke 4 yang mengatakan jika yang dicurinya masih terdapat padanya dan dalam keadaan hidup, baik lembu keledai atau domba, maka ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat. Pencuri tetap dihukum dengan cara mengembalikan  kerugian walaupun barang curian masih terdapat padanya, selain dikembalikan kembali kepada si pemilik jadi si pemilik tidak kehilangan apa-apa namun ia juga berhak mendapatkan “kompensasi” kerugian dua kali lipat. Namun jikalau barang curian telah dijual atau disembelih kasus penghukuman itu lebih berat. Maka Allah yang adil dan sempurna pun mengerti kesulitan manusia. Ia berikan ganjaran yang begitu berat kepada si pencuri untuk mengganti lima kali lipat lembu yang ia curi.  Ay.2, jikalau pencurian di malam hari dan ketahuan lalu dibunuh maka si pemilik bebas dari hukuman. Kenapa bebas dari hukuman padahal mencabut nyawa orang lain? Sesungguhnya tindakan ini dapat di katakan sebagai bela diri. Yang berarti melindungi diri, keluarga atau orang lain dari aksi kekerasan. Sedangkan jikalau pembunuhan terhadap pencuri terjadi setelah matahari terbit maka si pembunuh berhutang darah (3). Dengan kata lain nyawa ganti nyawa.

Kekasih Tuhan.. kita melihat ayat 5-6. Ayat 5 ada kasus jikalau hewan ternak secara sengaja dibiarkan lepas sehingga makan rumput, buah-buahan atau sayuran tetangga maka hukumnya adalah ganti rugi dengan memberikan hasil yang terbaik dari ladang atau kebun anggurnya sendiri. Ayat 6 dan tanpa sengaja api itu merambat dan menghanguskan tumpukan gandum yang belum dituai atau menghanguskan ladang atau harta benda. Yang menarik ialah sekalipun tidak bermaksud untuk melukai tetap Tuhan menuntut keadilan untuk mengganti kerugian sepenuhnya. Dari hukum Tuhan mengajarkan kepada bangsa Israel supaya berhati-hati terhadap tindakan yang salah, apalagi dengan kesengajaan yang jelas adalah dosa yang semakin membawa manusia kepada penghukuman. Allah begitu peduli terhadap harta benda seseorang yang juga mengajarkan mereka dalam menata kehidupan. 

Kekasih Tuhan.. yang berikut ayat 7-15, kita akan melihat bagaimana Allah memberikan hukum tentang pinjam meminjam. Pertama ayat 7-9. Apabila ada orang yang menitipkan kepada temannya uang atau barang dan itu dicuri dari rumah orang itu, maka jikalau pencuri itu kedapatan ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat. Pada waktu orang akan bepergian dalam waktu yang cukup lama sudah tentu ia akan menitipkan barangnya yang berharga kepada tetangga yang berdekatan. Dalam kasus ini sedikit berbeda, orang yang akan bepergian menitipkan uangnya atau barang kerumahnya. Dan pada waktu kecurian dan kalau kedapatan, lebih mudah karena proses hukum berlaku sesuai dengan ketentuan saat itu dengan cara membayar dua kali lipat. Tetapi jikalau pencuri itu tidak kedapatan maka tuan rumah yang dititipi barang harus pergi menghadap rumah Allah dan bersumpah bahwa ia tidak mengambil harta kepunyaan temannya (ay. 8). Dan yang lebih menakutkan lagi disumpah di hadapan Allah yang mengartikan hidup dan matinya diserahkan kepada Allah. Dan siapa yang dipersalahkan Allah orang itulah yang harus membayar ganti rugi dua kali lipat. Semuanya ini berlaku untuk barang apapun baik tentang hewan, barang, pakaian (ay. 9). Persoalan pinjam meminjam binatang (ay. 10- ay. 15). Sama halnya dengan yang pertama. Jaman itu adalah jaman pertanian dan ternak. Jadi kalau orang akan bepergian jauh tidak mungkin akan membawa semua ternaknya. Jikalau ada seseorang menitipkan binatangnya kepada temannya entah itu lembu, domba, keledai atau binatang apapun dan binatang itu mati atau patah kakinya atau di halau orang dengan kekerasan dengan tidak ada yang melihatnya (ay. 10). Maka caranya adalah sama, harus disumpah di hadapan Tuhan apakah orang ini mengambil ternak kepunyaan temannya atau tidak (ay. 11).  Dalam hal pinjam meminjam pun Tuhan memberikan peraturan. Dan jikalau binatang itu memang untuk sewa dengan pembayaran uang atau untuk bisnis maka kerugian itu sudah termasuk dalam sewa (15). Hal ini pun juga sangat masuk diakal. Pemilik Hewan sudah sepenuhnya mengerti, namanya hewan untuk sewa yang memiliki jam kerja begitu tinggi dan risiko sakit dll, maka si pemilik sudah seharusnya memperhitungkan semua.

Kekasih Tuhan… Kita perlu patut bersyukur kepada Allah dengan adanya tatanan hukum yang mengatur kehidupan orang percaya. Dengan adanya hukum Allah melakukan semua kebaikan umat manusia Agar dosa tidak membatasi kedekatan Allah dengan ciptaan-Nya. Dan juga kita mempelajari dan melihat Hukum Allah yang tidak membedakan antara kaya, miskin, raja atau imam. Hukum Israel begitu berbeda karena Israel menyembah Allah yang benar yang menawarkan perlindungan yang sama dibawah hukumnya. Tuhan tidak hanya berada disamping orang kaya melainkan juga pembela orang miskin. Semakin kita mempelajari hukum- hukum di kitab Keluaran, semakin jelas kita melihat hukum Allah ternyata benar dan begitu baik.

AMIN

BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Yohanes 2 : 1 – 12

Dalam perjalanan hidup ini apa yang akan kita lakukan ketika kita mengalami kekurangan? Misalnya kekurangan dalam hal makanan, pakaian  dll. Sudah pasti yang kita lakukan jika terjadi kekurangan ialah kita akan berusaha dengan segala macam cara untuk memenuhi apa yang menjadi kekurangan kita. Misalnya dengan kita giat untuk bekerja/berusaha, kita meminta pertolongan dari orang lain, dan pastinya kita meminta pertolongan dari Tuhan lewat doa, supaya Tuhan menolong kita dengan caraNya.

Bacaan Firman Tuhan saat ini merupakan tanda mujizat pertama yang dibuat Yesus pada perkawinan di Kana yang di Galilea yaitu mengubah air menjadi anggur. Dan hal ini dilakukan Yesus untuk menolong tuan pesta yang berada dalam kekurangan (kehabisan anggur) pada saat pesta. Dan inilah cara Yesus untuk menyatakan kemuliaanNya dan membuat para murid dan orang – orang yang berada pada saat itu percaya kepadaNya. Pada perkawinan di Kana diceritakan terjadi kekurangan dalam hal ini kehabisan anggur. Kita bisa membayangkan dalam suasana pesta yang meriah, yang menyenangkan, tiba – tiba harus mengalami kekurangan (kehabisan anggur), tentu sangat memalukan bagi tuan rumah atau tuan pesta bila gagal menyediakan anggur bagi tamu – tamunya. Apalagi tamu yang di undang, yang ada juga ditempat itu adalah tamu istimewa seperti Yesus bersama para muridNya dan ibu Yesus juga hadir ditempat itu. Ketika terjadi kekurangan (kehabisan anggur) maka Maria ibu Yesus mengambil inisiatif atau tindakan untuk menyampaikan kepada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur. Pada waktu Maria menyampaikan hal itu kepada Yesus, maka Yesus berkata, mau apakah engkau dari pada Aku ibu? Saat Ku belum tiba. Kalau mendengar jawaban Yesus terhadap ibunya, terlihat agak aneh kedengarannya, bahwa Yesus berkata kepada ibuNya demikian. Tetapi tujuanNya ialah untuk memberi petunjuk kepada Maria akan apa yang harus dilakukanNya, karena perintah – peritah yang diterima oleh Yesus datangnya hanya dari Allah Bapa. Juga maksud dari ucapan Yesus, Ia mau menjelaskan kepada ibuNya bahwa pikiran dan kepentingan manusia tidak sama dengan pikiran dan kepentingan Yesus. Sehingga waktu bertindak dengan cara yang disarankan ibuNya belum tiba. Tetapi dari perkataan Yesus ini, Maria memberi perintah kepada pelayan – pelayan untuk melakukan apa yang menjadi perintah Yesus untuk mereka lakukan dengan kekurangan yang terjadi karena Maria yakin pasti Yesus akan menolong mereka.  Dan mereka taat untuk melakukannya. Sehingga apa yang menjadi kekurangan mereka pada akhirnya dapat terpenuhi karena Yesus. Karena Yesus mereka dapat menghidangkan anggur kepada tamu- tamu dan karena kehadiran Yesus juga menolong mereka yang sedang berada dalam kekurangan( kehabisan anggur). Dengan pertolongan Yesus kepada mereka membawa mereka untuk lebih mengenal dan percaya kepada Yesus. Jangan mereka hanya menampilkan tampilan luar saja yang kelihatannya baik, yang secara fisik dilihat orang tetapi dalam diri mereka sendiri tidak ada pengenalan yang baik tentang Yesus. Karena itu mereka bersyukur terlebih bagi tuan pesta dan juga mempelai laki- laki yang diberitahukan oleh pelayan bahwa ia sudah memiliki anggur yang baik dalam hal ni pengenalan yang baik tentang Yesus yang telah menolong mereka.Setelah mujizat itu terjadi di Kana segai yang pertama dari tanda – tandaNya maka selanjutnya Yesus bersama para MuridNya, ibuNya, saudara – saudaraNya pergi ke Kapernaum dan tinggal beberapa hari saja di sana.  

Dari Firman Tuhan ini kita dapat belajar banyak hal :

Yang namanya kekurangan sudah tentu menjadi bagian dalam hidup kita. Contonya, Kekurangan dalam hal kebutuhan hidup kita yaitu makanan, pakaian, uang, harta kekayaan, dll. Dengan kekurangan yang ada bisa membuat kita mempertanyakan kuasa Tuhan atau kita bertanya dimanakah Tuhan  atau kenapa Tuhan tidak menolong saya? Karena itu kita belajar dari sikap Maria yang meminta pertolongan Tuhan dan juga dari pelayan – pelayan yang taat pada perintah Tuhan. Ketika kita datang pada Tuhan pasti Tuhan menolong kita karena Ia peduli dengan keadaan kita. Dan kita yakin dengan pertolongan Tuhan yang indah pada waktuNya bagi hidup kita. 

Kita belajar untuk taat pada perintah Tuhan lewat FirmanNya. Kalau kita taat pada perintah Tuhan maka tidak akan pernah sia – sia apa yang kita lakukan.  Karena tidak ada satu hal pun yang Tuhan nilai sia – sia jika kita melakukannya dengan sepenuh hati dan penuh kesungguhan. 

Ketika kita sudah merasakan pertolongan Tuhan maka kita dituntut untuk lebih memiliki pengenalan yang baik tentang Tuhan. Jangan kita hanya mengatakan bahwa kita ini orang yang percaya Tuhan tapi sikap hidup kita atau hubungan kita tidak akrab dengan Tuhan. Karena itu peristiwa di Kana menghantar kita untuk tahu siapa Yesus yang kita percaya. Dan tidak hanya sebatas tahu saja tetapi harus percaya dengan sungguh – sungguh pada Yesus. Karena kita bisa melihat bahwa hal yang tidak mungkin atau mustahil bagi manusia menjadi mungkin bagi Tuhan atau bagi Tuhan tak ada yang mustahil.  

A M I N


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 22:21-27

Mengenai tanggung jawab sosial terhadap anggota masyarakat lemah, Kitab Keluaran 22:21-27 berfokus pada  peraturan  pelaksanaan  terkait  dengan sikap bangsa  Israel kepada kaum asing, janda, anak yatim dan miskin, yakni dengan cara menyatakan belas-kasihan dan keadilan kepada mereka.  Hal ini berarti, bukan hanya kesewenang-wenangan yang  harus dihindari  oleh  bangsa  Israel,  melainkan juga keaktifan  untuk menyatakan  perbuatan baik. Hal   yang   patut mendapat   perhatian adalah   bahwa   segala   peraturan   pelaksanaan   ini mendahului  kehidupan  Israel  sebagai  suatu  bangsa. Sehingga dapat  disimpulkan  bahwa peraturan tersebut sudah dibuat jauh sebelum bangsa Israel menyelesaikan perjalanan mereka dan menetap di tanah Kanaan atau perjanjian. Dalam Keluaran 22:21 menyatakan bahwa: "Janganlah kau tindas atau kau tekan seorang orang  asing,  sebab  kamu  pun  dahulu  adalah  orang  asing  di  tanah  Mesir.” Dalam nats ini, Allah memberikan perintah sekaligus larangan  bagi bangsa  Israel untuk  jangan menindas atau jangan menekan. Kedua kata “menindas dan menekan” biasanya dilakukan oleh orang-orang yang  menganggap  diri  berkuasa  dan  menentukan  segala  sesuatu  bagi  orang  lain.  Biasanya kelemahan  orang  lain  menjadi  jalan  untuk  mengaktualisasikan  kekuatan  untuk  menindas. larangan keras ini ditujukan bagi semua orang dan khususnya bagi Israel, baik secara individu  maupun  kolektif  untuk  tidak  menekan,  menghancurkan  dan  menindas  orang asing. Kata “menindas” atau “menekan” disini dapat merujuk pada tindakan diskriminatif atau tindakan  yang  ditujukan untuk merugikan orang  lain.  Selain itu,  istilah  menekan  atau menindas  juga  dapat  berarti mengambil  keuntungan  dari kelemahan orang lain. Selanjutnya,  ungkapan  larangan jangan  kau  tindas dan jangan  kau  tekan ditujukan kepada setiap umat Israel yang berhubungan dengan orang asing. Istilah orang asing yaitu mereka sebagai orang yang singgah untuk beberapa waktu, orang yang tak dikenal/ orang baru. Bahkan orang asing tidak mendapat perlindungan dari kelompoknya,  maka  mereka rentan terhadap segala tindak kejahatan atau kekerasan. 

Pribadi berikutnya yang tidak boleh mengalami penindasan adalah  janda  dan  anak yatim. Janda dan anak yatim juga berada pada posisi yang sejajar dengan orang asing, dalam pengertian bahwa mereka adalah orang-orang yang kekurangan/ tanpa banyak penghasilan35dan hidup bergantung pada masyarakat dimana mereka tinggal. Menurut definisi, seorang janda akan berada di luar struktur sosial masyarakat yang normal dan karena itu mudah untuk   menjadikan   mereka   sebagai korban   dan mudah  untuk membuatnya melarat. Tanpa perlindungan laki-laki, sulit bagi seorang janda untuk bertahan hidup; posisinya  dalam masyarakat   dipandang   rendah. hal yang dapat dijadikan dorongan bagi bangsa Israel untuk menyatakan kasih dan kepedulian kepada mereka yang  terabaikan  secara  tepat  dan  aktif, yakni:  1)  Ingatlah, sebelumnya kamu di  tanah  Mesir adalah hidup  sebagai orangasing (ay. 21b). Ingatan ini mengungkapkan pengalaman bangsa Israel sebagai budak ditanah Mesir (Kel. 1). Pentingnya mengingat sejarah ini untuk menggugah ungkapan syukur umat Allah atas karya pembebasan yang diberikan-Nya kepada mereka, sehingga merekapun termotivasi untuk memperlakukan dengan baik semua orang yang tidak berdaya di sekitar mereka. Bangsa Israel harus mengingat bahwa di masa lalu mereka pernah mengalami kesengsaraan hidup dan bahwa mereka bukanlah apa-apa dan tidak bernilai. Oleh karena itu, mengingat siapa mereka di masa lalu membantu umat Israel untuk tidak bertindak gegabah. Bangsa ini telah mengalami kesulitan hidup di masa lalu, jadi mereka tidak boleh memperlakukan orang lain seperti pengalaman yang pernah mereka alami; 2) Mengingatkan bahwa Allah menghukum mereka yang menindas dan memperlakukan orang-orang tersebut dengan tidak semestinya. Dalam hal ini Allah mendengar teriakan mereka dan bangkit untuk menyatakan kasih-Nya (ay.23, 24, 27). Pada ayat 23 dikatakan: “Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku  akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.” Dalam hal ini, Tuhan dikenal sebagai pribadi yang menyatakan kasih serta senantiasa mendengar keluh kesah  umat yang  berseru  kepada-Nya.  Ayat  ini  merupakan pernyataan  dan  juga  perintah yang disampaikan Tuhan kepada seluruh umat-Nya bahwa jika terdapat seorang asing yang tertindas dan selanjutnya datang kepada Tuhan untuk memohon perlindungan dengan cara berseru-seru  atau  meminta pertolongan kepada-Nya,  maka Dia akan  mendengar  seruan mereka dan segera bertindak untuk menyatakan kasih-Nya. Selanjutnya, ayat 24 mengatakan: “Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu  dengan  pedang,  sehingga  isteri-isterimu  menjadi  janda  dan  anak-anakmu  menjadi  yatim.” Ayat ini mengungkapkan murka Allah kepada barangsiapa yang menindas orang asing yang berseru  kepada  Allah. Murka Allah  ini menyatakan kasih  dan  keadilan  Allah  terhadap ciptaan-Nya. Murka Allah disini ditunjukkan melalui membinasakan semua penindas yang pada akhirnya, keluarga penindas tersebut mengalami situasi dan kondisi yang sama dengan kaum tertindas, yakni menjadi janda dan anak yatim.Pada ayat 25 menekankan aturan tentang perlakuan terhadap orang Israel yang miskin yang oleh karena keterpaksaan harus meminjam uang dan keberadaannya dalam posisi yang lebih lemah baik secara ekonomi maupun status sosial. Dalam hal ini, ada dua larangan yang harus mendapat  perhatian,  yakni:  1)  Jangan  bertindak  selaku  penagih  hutang 2)  Jangan  membebankan  bunga atas utang. Kedua   larangan ini dapat digabungkan  menjadi  satu  larangan,  yaitu untuk  tidak berlaku sebagai penagih  hutang kepada orang miskin yang telah meminjam uang dengan membebankan bunga hutang.  ayat  26-27a. Pada ayat ini menjelaskan bahwa jaminan (jubah) itu harus dibebaskan. Orang Israel mengenakan dua pakaian, yakni bagian dalam dan bagian luar. Hal  ini bertujuan agar pada  saat  tidur  dalam  cuaca dingin, orang miskin  tidak dalam  kedinginan,  karena mereka  tidak memiliki cara  untuk menghangatkan  tubuh mereka.  Selanjutnya, apabila  si  miskin  kedinginan  dan  berseru-seru kepada  Allah maka peminjam  akan  menerima hukuman dari  Allah. Sekali  lagi,  hal  ini menunjukkan bahwa jeritan dari orang miskin yang tertindas diperhatikan oleh Allah

AMIN



  BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

Lukas 18:18-30

Kekasih Tuhan.. Injil Lukas 18:18-30 adalah bagian dari Injil Lukas  Ini adalah kisah tentang seorang pemuda kaya yang datang kepada Yesus dan bertanya mengenai cara memperoleh hidup yang kekal. Mari kita lihat tafsiran dari pasal ini. Pada ayat 18, seorang pemuda kaya mendekati Yesus dan bertanya, "Guru baik, apa yang harus kulakukan untuk mewarisi hidup yang kekal?" Pemuda ini ingin tahu apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan kehidupan kekal atau hidup abadi. Dia menganggap Yesus sebagai seorang guru yang memiliki jawaban untuk pertanyaannya ini.

Yesus kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa hanya Allah yang baik. Ini adalah pengingat bahwa hanya Allah sendiri yang sempurna dan baik secara mutlak. Yesus kemudian mengajarkan hukum-hukum Allah kepada pemuda itu, yang berkaitan dengan perintah-perintah yang melibatkan hubungan dengan sesama manusia. Pemuda itu mengaku telah memenuhi hukum-hukum itu sejak masa mudanya. Namun, Yesus memberikan tantangan kepada pemuda itu untuk melepaskan kekayaannya dan memberikannya kepada orang miskin. Tantangan ini sebenarnya adalah untuk menguji apa yang paling berharga bagi pemuda itu, apakah itu harta benda atau relasi dengan Allah.

Sayangnya, pemuda itu sangat kaya dan cinta akan harta bendanya, sehingga dia merasa sedih dengan perkataan Yesus dan pergi dengan sedih. Pemuda itu terlalu terikat pada harta dunia dan tidak siap untuk melepaskan semuanya demi mengikuti Yesus sepenuhnya. Melihat pemuda itu pergi, Yesus kemudian berkata bahwa sulit bagi orang kaya untuk memasuki Kerajaan Allah. Ini bukan berarti bahwa orang kaya secara otomatis tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, tetapi Yesus mengingatkan kita bahwa cinta yang berlebihan terhadap harta benda dan keterikatan pada dunia ini dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk sepenuhnya mengikuti Yesus. Yesus melanjutkan dengan mengatakan bahwa apa pun yang dikorbankan untuk-Nya akan digantikan dengan berlipat ganda dalam kehidupan ini dan hidup yang akan datang. Dia menggambarkan bahwa bagi mereka yang meninggalkan segala sesuatu untuk mengikutinya akan menerima pahala dan berkat yang besar. Akhir dari pasal ini, Yesus mengatakan bahwa banyak orang yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Ini menggarisbawahi pentingnya sikap hati dan niat dalam mengikuti Yesus, bukan hanya kepatuhan formal atau perbuatan luar saja.beberapa poin yang dapat diambil untuk ibadah keluarga :

Prioritaskan Kerajaan Allah: Pemuda kaya dalam cerita ini sangat mencintai kekayaannya dan enggan melepaskannya untuk mengikuti Yesus. Sebagai keluarga Kristen, penting bagi kita untuk mengajarkan kepada anggota keluarga kita untuk memprioritaskan Kerajaan Allah di atas segalanya. Ini berarti mengasihi dan melayani Allah dengan sepenuh hati serta mengutamakan hubungan kita dengan-Nya dalam segala hal.

Sikap Hati yang Terbuka: Pemuda kaya ini datang kepada Yesus dengan hati yang terbuka dan bertanya tentang hidup yang kekal. Sebagai keluarga, kita perlu mendorong dan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anggota keluarga untuk memiliki sikap hati yang terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan rohani dan keinginan untuk tumbuh dalam iman. Doronglah diskusi dan refleksi mengenai kehidupan spiritual dan nilai-nilai Kristen dalam lingkungan keluarga.

Mengajarkan Perintah Allah: Yesus mengingatkan pemuda kaya tentang perintah Allah, seperti "Jangan membunuh, Jangan berbuat zina, Jangan mencuri, Jangan mengucapkan saksi palsu, Hormati ayahmu dan ibumu" (Lukas 18:20). Sebagai keluarga Kristen, kita harus mengajarkan dan mengingatkan anggota keluarga kita akan perintah Allah serta mengarahkan mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab.

Pengorbanan dan Kekayaan: Yesus menguji komitmen pemuda kaya dengan mengatakan kepadanya untuk menjual segala miliknya dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Ini menggarisbawahi pentingnya pengorbanan dalam kehidupan Kristen. Sebagai keluarga, kita dapat mempraktikkan pengorbanan dengan saling berbagi dengan mereka yang membutuhkan, melayani orang lain, dan mengatur prioritas kita bukan hanya pada kekayaan materi, tetapi juga pada kekayaan rohani.

Keajaiban Kasih Karunia Allah: Yesus mengatakan, "Hal yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah" (Lukas 18:27). Mengikut Yesus dan memperoleh hidup yang kekal bukanlah hasil dari usaha manusia semata, tetapi melalui kasih karunia Allah. Sebagai keluarga, kita perlu mengajarkan dan menghidupi pemahaman akan kasih karunia Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Ajarkan anak-anak bahwa keselamatan dan anugerah-Nya adalah hadiah yang diberikan Allah kepada kita tanpa kita layak menerimanya.

Mengutamakan Hubungan dengan Yesus: Yesus mengundang pemuda kaya untuk mengikut-Nya. Demikian juga, sebagai keluarga Kristen, penting bagi kita untuk mengutamakan hubungan kita dengan Yesus. Dalam ibadah keluarga, bacaan Alkitab, doa, pujian, dan refleksi rohani adalah cara-cara untuk memperkuat hubungan kita dengan Tuhan dan untuk membantu anggota keluarga kita untuk mengenal Yesus dengan lebih baik.

Teks ini menyoroti pentingnya mengutamakan hubungan dengan Allah dan kepatuhan terhadap-Nya di atas segala sesuatu, termasuk harta benda. Ini bukan berarti bahwa semua orang harus melepaskan semua harta benda mereka, tetapi Yesus menekankan pentingnya hati yang rendah hati, tangan yang murah hati, dan keterikatan yang tepat terhadap harta dunia dalam mengikuti-Nya. Teks ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk menghargai dan menggunakan harta benda kita dengan bijaksana, serta memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan di atas segalanya.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 23:14-19

Kekasih Tuhan… Perayaan roti tak beragi dirayakan satu hari setelah perayaan paskah. Tujuh harilamanya mereka akan makan roti tak beragi tanpa henti. Mula-mula perayaan paskah sebagai perayaan tersendiri, tetapi pada masa selanjutnya perayaan itu dihubungkan dengan pesta roti tak beragi, kedua perayaan ini dirayakan pada hari yang sama yaitu pada musim semi, pada bulan Abib (Bulan Abib: Bulan pertama pada penanggalan Ibrani. Mulai dari sekitar pertengahan Maret sampai sekitar pertengahan April). Ragi melambangkan kekuatan jahat yang merusak dan TUHAN yang kudus tidak mau berdamai dengan yang jahat.  Ia menuntut umat-Nya menjadi kudus juga. Roti tak beragi itu adalah roti yang baru secara khusus dibuat atau di olah dan dipersiapkan untuk perayaan itu Yang baru tidak boleh bercampur dengan yang lama.

Peristiwa roti tak beragi tak bisa dilepas dan dipisahkan dari peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir, negeri yang menindas mereka. kalimat pada bulan itu engkau keluar dari Mesir (ay. 15). Paskah ada darah domba yang melindungi dari murka Allah, roti tidak beragi mengingat penderitaan masa lalu, mengingat dosa kita dan sekarang telah dibebaskan, dilepaskan dari kegelapan, dari neraka untuk sebebas-bebasnya beribadah kepada Allah dan budak. Israel telah bebas. Hal berikut yang dilakukan oleh mereka ialah berkaitan dengan buah bungaran dari hasil tanaman yang ditanam. Yang dimaksudkan dengan buah bungaran ini yaitu hasil pertama dari tanaman atau hewan yang dipelihara. Maksudnya ialah mendahulukan Allah untuk menerima persembahan tersebut lalu hasil yang lain itu dapat dipergunakan.

KekasiTuhan.. yang kita pelajari dari teks ini

Pertama, Tuhan memerintahkan kepada mereka tidak boleh menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa, apa maksudnya?  Sebagai orang yang telah ditebus mungkinkah memiliki hati yang begitu pelit? Kita harus mengucap syukur karena kebaikannya Tuhan, kita seharusnya berada ditempat penghukuman namun Ia membawa kita menuju pada Kerajaan Sorga kekal. Sudah seharusnya berikan yang terbaik kepada Allah selain persembahan dan yang lebih penting lagi adalah hidupmu sendiri berikan kepada Allah untuk mau dipakai menjadi alatnya demi memperluas Kerajaan Sorga.

Kedua, bersyukur kepada Allah atas segala kebaikannya. Hanya karena segala berkat dan kebaikannya maka tanah bisa memberikan banyak kebaikan buat manusia. Setelah manusia bekerja keras pagi siang dan petang untuk mengusahakan tanah lalu tanah menghasilkan. Dan bekerja keras lagi untuk mengumpulkan buah-buahan, sayuran, gandum, anggur, zaitun dan sekarang Allah memerintahkan untuk manusia beristirahat, mengadakan perayaan yang penuh dengan ucapan syukur dan sukacita. 

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

 Lukas 19:45-48

Kekasih Tuhan..beberapa hal yang menjadi catatan penting bagi  kita mengingat dan membacakan yang berkaitan dengan pelayanan Yesus ketika Ia hidup bersama-sama dengan manusia. beberapa poin penting yang dapat dipahami dari Lukas 19:45-48

Penyucian Bait Allah: Peristiwa ini menyoroti tindakan Yesus yang mengusir pedagang dan memperbaiki ketertiban di dalam Bait Allah. Ia menunjukkan kepedulian-Nya terhadap kekudusan tempat penyembahan dan menegaskan bahwa Bait Allah harus dihormati sebagai tempat suci yang ditujukan untuk doa dan penyembahan kepada Allah.

Kritik terhadap Penyimpangan: Dalam mengusir para pedagang, Yesus menyatakan bahwa Bait Allah telah diubah menjadi "sarang penyamun". Ini adalah sebuah kritik terhadap penyalahgunaan tempat ibadah yang seharusnya didedikasikan untuk pelayanan rohani, tetapi digunakan untuk tujuan komersial dan dunia.

Kewibawaan Yesus sebagai Pengajar: Setelah mengusir para pedagang, Yesus tetap tinggal di Bait Allah dan mengajar setiap hari. Tindakan ini menunjukkan kewibawaan-Nya sebagai guru rohani yang berwenang untuk mengajar dalam tempat suci. Hal ini menarik perhatian imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan pemuka-pemuka rakyat, yang merasa terancam oleh pengajaran-Nya yang kuat dan pengaruh-Nya yang semakin bertambah.

Konflik dengan Otoritas Agama: Tafsiran juga mengungkapkan konflik antara Yesus dan para pemimpin agama pada waktu itu. Mereka tidak senang dengan tindakan Yesus mengusir para pedagang dan mengajar di Bait Allah. Hal ini memperkuat penentangan mereka terhadap-Nya dan berupaya untuk membunuh-Nya.

Relevansi bagi Kehidupan Kristen: Teks ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kekudusan tempat ibadah, baik secara fisik maupun spiritual. Kita harus menghormati gereja sebagai rumah doa yang suci dan menjauhkan segala bentuk penyalahgunaan dan pengabaian terhadap tempat penyembahan. Selain itu, kita juga harus mengingat bahwa kita sebagai individu dan keluarga adalah "rumah doa" bagi Roh Kudus, sehingga kita harus menjaga hati dan pikiran kita agar tetap kudus dalam pelayanan kepada Tuhan.

Dalam pasal ini, kita melihat Yesus memasuki Bait Allah dan menemukan bahwa tempat ibadah tersebut telah menjadi tempat yang salah digunakan. Ia melihat para pedagang dan mereka yang memperjualbelikan hewan di dalam Bait Allah, yang seharusnya menjadi tempat suci untuk beribadah kepada Allah. Dengan tindakan tegas, Yesus mengusir mereka semua dan menggulingkan meja-meja mereka.Peristiwa ini menunjukkan kepada kita pentingnya menghormati tempat-tempat kudus dan menjadikannya sebagai tempat penyembahan yang sesuai. Bait Allah adalah tempat yang ditujukan bagi umat Allah untuk menghadap-Nya dalam doa, penyembahan, dan pelayanan yang kudus. Namun, dalam kisah ini, Bait Allah telah disalahgunakan menjadi tempat perniagaan yang mencari keuntungan duniawi.Renungan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya menjaga kekudusan tempat ibadah fisik, tetapi juga menjaga kekudusan hati kita sendiri. Yesus ingin bahwa kita, sebagai umat-Nya, menjadi rumah doa yang hidup bagi-Nya. Kita harus menjaga agar hati kita tetap fokus pada penyembahan dan pelayanan-Nya, serta menjauhkan segala hal yang dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan.

Sebagai keluarga, kita dapat merenungkan bagaimana kita menjaga kekudusan tempat ibadah kita dalam rumah tangga kita masing-masing, baik dalam hati kita sendiri maupun dalam hubungan kita dengan keluarga dan sesama. Kita dapat berkomitmen untuk menjadikan rumah kita sebagai tempat doa dan penyembahan yang kudus, dan untuk saling mendorong dan memperkuat iman kita sebagai keluarga.Keluarga sebagai "rumah doa" harus menghidupkan praktek doa bersama. Melalui doa bersama, keluarga kita dapat saling menguatkan dalam iman, berbagi kebutuhan, dan mencari bimbingan dari Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Doa bersama juga menciptakan ikatan rohani yang kuat antara anggota keluarga dan memperkuat persatuan kita dalam menghadapi tantangan dan cobaan.Keluarga sebagai "rumah doa" harus menjadi tempat di mana pengajaran Alkitab dan prinsip-prinsip iman secara teratur dibagikan dan dipelajari. Kita dapat mengalokasikan waktu untuk membaca Alkitab bersama, mempelajari dan mendiskusikan ajaran-ajaran-Nya, serta menerapkan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari keluarga kita.Sebagai "rumah doa," keluarga kita harus memberikan teladan yang kuat dalam pengabdian dan ketaatan kepada Tuhan. Kebersamaan kita dalam doa dan penyembahan harus tercermin dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Dengan memberikan teladan yang baik, kita dapat menginspirasi anggota keluarga lainnya untuk memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan dan menghidupkan kekudusan dalam kehidupan mereka.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 23:20-33

Kekasih Tuhan.. kita mengetahui Malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki kekuatan begitu luar biasa yang diberikan Allah. Selain Melayani dan memuji Allah siang dan malam sampai selama-lamanya, Malaikat juga diperintahkan untuk melayani, membantu dan melindungi orang-orang percaya. Beberapa kisah nyata peran malaikat dalam kehidupan Bangsa Israel terjadi atas kehidupan Bangsa Israel yang mengalami pertolongan. Untuk itu dalam penugasan malaikat Allah yang dinyatakan dalam kehidupan mereka, yaitu: Menjaga diri dan mendengarkan perkataannya, jangan mendurhaka kepadanya, melakukan perintahnya karena perintah yang disampaikannya ialah perintah yang telah difirmankan Allah kepadanya. Tugas malaikat dalam menjalankan perintah Allah ialah berperang bersama-sama mereka, menyatakan firman Allah kepada mereka. Sehingga di dalam ketaatan mereka, Bangsa Israel dapat menikmati akan janji Allah bagi mereka untuk mendapatkan tanah perjanjian tersebut. Ketika mendengarkan dan mengikuti akan perintah Allah maka pelanggaran-pelanggaran diampuni, musuh-musuh di kalahkan, melenyapkan semua rintangan dan halangan. Tuhan mengajar bangsa Israel agar percaya pada setiap janji-Nya. Janji itu nyata lewat penyertaan-Nya sepanjang perjalanan mereka keluar dari tanah Mesir. Allah mengirimkan malaikat-Nya guna melindungi mereka dari bahaya, sekalipun mereka melewati wilayah musuh. Bangsa Israel dapat berjalan tanpa kekhawatiran. Keselamatan mereka terjamin sampai nantinya tiba di tempat yang telah Tuhan sediakan. Ia akan memelihara mereka dengan mengirimkan malaikat-Nya berjalan terlebih dahulu. Namun, Tuhan mengingatkan kalau janji-Nya bukanlah sembarang janji. Israel harus melakukan sesuatu untuk menerima janji itu. Ia menegur bangsa Israel supaya mendengarkan dan mematuhi setiap perintah-Nya. Salah satunya adalah agar tidak menyembah allah lain.

Pertama, janji penyertaan Allah dinyatakan melalui utusan (bhs. Ibr. mala\'k berarti utusan atau malaikat) Allah yang akan menghantar mereka masuk ke Tanah Perjanjian (ayat 20). Mereka harus taat penuh kepada utusan Allah ini sama seperti kepada Allah sendiri (ayat 21). Buah ketaatan itu adalah Allah sendiri yang akan melawan para musuh mereka (ayat 22-23). Kedua, mereka hanya boleh menyembah Dia (ayat 25a) dan tidak boleh berpaling kepada berhala-berhala yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir (ayat 24). Kesetiaan kepada Allah membuahkan kesejahteraan dan kelimpahan dalam hidup mereka (ayat 25-25b). Ketiga, Tuhan menjanjikan Tanah Perjanjian bagi mereka karena Tuhan sendiri akan melawan dan menimbulkan ketakutan di antara bangsa-bangsa “kafir” yang menghuni tanah tersebut (ayat 27-31). Mereka harus taat kepada-Nya, tidak berkompromi sedikit pun dengan penduduk “kafir” tersebut (ayat 32). Hal ini penting karena kehidupan agama dan sehari-hari bangsa kafir ini dapat menjadi godaan besar bagi umat Israel untuk jatuh dalam dosa penyembahan berhala (ayat 33). Ketidaktaatan kepada Allah berakibat fatal, yaitu janji-janji penyertaan, kemenangan, dan kepemilikan Tanah Perjanjian tidak akan tergenapi. Seperti yang dialami kelak, umat Israel harus meninggalkan Tanah Perjanjian itu masuk ke dalam pembuangan karena dosa-dosa mereka. Bagaimana dengan ketaatan kita sebagai orang percaya saat ini? Bagaimana cara memposisikan diri kita sebagai orang percaya di dalam kehidupan kita dalam menghadapi persoalan dan pergumulan kita di dalam dunia ini?

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

YESAYA 41: 8-16

Kekasih Tuhan.. ayat-ayat ini merupakan bagian dari kitab Yesaya, di mana Allah meneguhkan dan menghibur umat-Nya, terutama kaum Israel yang telah dipilih-Nya. Renungan ini dapat memberikan pengharapan dan kekuatan bagi keluarga mereka saat menghadapi tantangan dalam hidup. Ada beberapa hal maksud Tuhan yang dikehendaki bagi mereka melalui teks ini:

Dipilih dan Dikuatkan oleh Allah: Allah mengingatkan kaum Israel bahwa Dia telah memilih mereka sebagai hamba-Nya yang khusus. Hal ini juga berlaku bagi mereka sebagai umat Allah saat ini. Mereka dipilih untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya dan dikuatkan oleh-Nya dalam perjalanan hidup mereka.

Allah Menyertai Mereka: Allah menjamin bahwa Dia akan menyertai mereka. Kehadiran-Nya di samping mereka adalah sumber kekuatan dan perlindungan. Mereka tidak perlu takut atau bimbang karena Allah adalah Allah mereka.

Allah Menolong Mereka: Allah menegaskan bahwa Dia akan menolong mereka dalam setiap situasi yang sulit. Ketika mereka berhadapan dengan musuh atau tantangan dalam hidup, Allah adalah pemimpin dan penolong mereka yang setia.

Keputusan Terakhir Allah: Meskipun ada orang-orang yang melawan mereka atau berusaha membahayakan mereka, Allah menjanjikan bahwa mereka akan mengalami kegagalan dan kebinasaan. Allah memegang kendali dan akhirnya akan memenangkan mereka.

Bersorak-sorak dan Memegahkan Allah: Mereka dipanggil untuk bersorak-sorai kepada Tuhan dan memegahkan-Nya dalam hidup mereka. Saat mereka mengalami kemenangan atau keberhasilan, itu adalah kesempatan untuk memberi kemuliaan kepada Allah, yang telah memberikan kekuatan kepada mereka.

Kekasih Tuhan.. teks ini merupakan pesan Tuhan yang diberikan kepada umat-Nya, Israel. Namun, kita sebagai umat Allah saat ini juga dapat mengambil pelajaran berharga dari pesan ini. Di tengah tantangan dan ketidakpastian dalam hidup, kita bisa merenungkan beberapa aspek yang terkandung di dalamnya:

Identitas yang diberikan oleh Allah: Allah memilih dan memanggil umat-Nya sebagai hamba-Nya. Hal ini juga berlaku bagi kita sebagai umat-Nya saat ini. Kita adalah orang-orang yang dipilih oleh Tuhan dan dipanggil untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya.

Janji hadirnya Tuhan: Allah menegaskan bahwa Ia akan menyertai kita. Kita tidak perlu takut, karena Dia akan menjadi kekuatan dan penolong kita dalam segala hal. Ketika kita merasa lemah, Ia akan memberi kita kekuatan-Nya. Ia adalah Allah yang setia dan tidak akan meninggalkan kita.

Allah melindungi dan membinasakan musuh-musuh: Meskipun mungkin ada orang-orang yang melawan atau merugikan kita, Allah berjanji bahwa Ia akan menghancurkan segala kekuatan yang berusaha melawan kita. Ia adalah pemimpin yang kuat dan melindungi umat-Nya. Kita tidak perlu takut terhadap ancaman atau serangan dari musuh-musuh kita, karena Allah ada di pihak kita.

Kuasa Allah untuk mengubah situasi: Allah memiliki kuasa yang besar untuk mengubah segala sesuatu. Bahkan dalam situasi yang mustahil atau tampaknya tidak mungkin, Allah dapat melakukan mujizat. Ia dapat mengubah dataran kering menjadi telaga yang melimpah, menghaluskan bukit-bukit, dan membangun keindahan di tengah-tengah kekeringan. Kuasa-Nya tidak terbatas oleh apa pun, dan Ia mampu mengubah hidup kita menjadi sesuatu yang luar biasa.

Renungan ini mengingatkan kita bahwa kita memiliki Allah yang kuasa di pihak kita. Kita tidak sendirian dalam perjalanan hidup ini. Jadi, mari kita tingkatkan iman dan percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita, memberi kita kekuatan, melindungi kita, dan mengubah situasi yang sulit menjadi berkat. Melalui ibadah keluarga, kita dapat mempererat hubungan dengan Tuhan dan sesama anggota keluarga, serta memperkuat fondasi iman dalam kehidupan sehari-hari.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 24:1-11

Kekasih Tuhan… Dalam pembacaan malam hari ini berkaitan dengan Perintah Allah (ayat 1-2). Musa diperintahkan untuk memimpin Harun, dua putra Harun, Nadab dan Abihu, dan tujuh puluh tua-tua Israel untuk mendaki gunung dan menyembah dari kejauhan. Hanya dia yang boleh naik ke puncak gunung, dan orang-orang berada di kaki gunung. Pembagian menjadi tiga tingkat ini menunjuk kelak ke tabernakel (kemah pertemuan) yang juga akan dibagi menjadi tiga tingkat, umat memasuki halaman untuk melakukan pengorbanan, dan para imam memasuki tempat kudus untuk menyalakan dan membakar dupa, hanya imam besar yang memasuki Ruang Mahakudus satu kali satu tahun. Gunung Sinai adalah tempat kudus sementara, dan tabernakel adalah tempat kudus yang bergerak. 

Tata upacara dalam membuat perjanjian (ayat 3-8). Musa turun gunung, menulis perintah Allah, dan memimpin umat untuk membangun mezbah dan korban. Mezbah mewakili kehadiran penyertaan TUHAN, dan dua belas tugu mewakili dua belas suku Israel. Mezbah dan tugu masing-masing mewakili pihak-pihak dalam perjanjian. Darah yang dipercikkan di atas mezbah dan pada orang-orang adalah darah perjanjian. Korban bakaran dan korban keselamatan dipersembahkan pada saat perjanjian, sama seperti pengadaan perjanjian lainnya dalam Perjanjian Lama. Persembahan korban bakaran mewakili persembahan secara total kepada Allah, tanpa menyisakan atau menyimpan sedikit pun juga. Persembahan keselamatan mewakili persekutuan antara TUHAN dan manusia, dinikmati bersama oleh para peserta. Umat itu menanggapi tantangan Musa dua kali, dengan mengatakan bahwa mereka bersedia mematuhi perintah Allah (termasuk Sepuluh Perintah dan Perjanjian), dan TUHAN menyatakan diri di antara persekutuan dengan para tua-tua Israel dan yang lainnya, mempersiapkan untuk tujuan membuat perjanjian, melalui Kemah Pertemuan, Allah menyertai bersama-sama dengan umat-Nya. Kehormatan pemimpin (ayat 9-11). Musa membawa Harun, Nadab, Abihu, dan tujuh puluh tua-tua ke atas gunung, mereka mewakili umat, menyembah Allah dari kejauhan, dan menikmati persembahan keselamatan. Ini adalah klimaks dari upacara perjanjian dan kehormatan terbesar yang Allah berikan kepada mereka.

Kekasih Tuhan…. Sebuah campur tangan Allah yang menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat dan mengontrol sejarah dunia serta sejarah keselamatan umat-Nya, Ini merupakan bentuk inisiatif kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Dalam hikmat-Nya, Ia memperdaya Firaun yang melihat pasukan Israel berbalik arah seakan Allah Israel tidak sanggup menuntun umat-Nya ke tanah perjanjian. Memberikan contoh dan pembelajaran bagi anak-anak Tuhan, bahwa walaupun seribu tangan manusia tidak dapat menolong kehidupan ini, tapi hanya dibutuhkan satu tangan Tuhan yang kuat yang dapat memelihara, menyelamatkan dan menaungi kehidupan manusia, ketika manusia telah melakukan bagiannya, maka Allah akan melakukan bagian-Nya dan saat itu manusia hanya dapat terdiam dan terkagum melihat kemahakuasaan Allah dalam karya-Nya. Pada hakekatnya ialah mengenai kedaulatan Allah akan segala yang akan terjadi kepada bangsa Israel, ketika bangsa Israel ketakutan karena dikejar oleh Firaun dan pasukannya, sedangkan di depan mereka terhadang oleh laut Teberau, Tuhan menyatakan lagi kuat kuasa-Nya dengan tindakan yang membuat mata semua orang Israel tercengang-cengang karena kehebatan-Nya, suatu peperangan yang dilakukan Allah untuk melindungi dan menaungi umat-Nya dari musuh. Ada kalanya masalah dan situasi yang sulit terjadi dalam hidup ini, yang mungkin membuat hati dan pikiran ini menjadi kacau balu, panik, takut dan sebagainya, namun ingatlah bahwa kepanikan dan ketakutan dapat melemahkan harapan dan iman sehingga dengan mudahnya putus asa, marilah belajar dari kisah Musa, walaupun di tengah situasi yang sulit ia tetap menaruh iman dan pengharapannya hanya kepada Allah, karena ia percaya bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkannya. Milikilah iman yang teguh, tetaplah berharap kepada Allah, rencana Tuhan selalu menjadi rencana yang terbaik, waktu Tuhan bukan waktu kita. Yang dibutuhkan ialah ketaatan kita pada perintah Allah dan melakukan semua perintah Allah.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

 ROMA 1:16-17

Kekasih Tuhan..Injil adalah kabar baik tentang keselamatan yang datang melalui iman kepada Yesus Kristus. Ini adalah kebenaran yang oleh iman diterima, bukan oleh upaya manusia semata. Tidak ada usaha manusia yang bisa menyelamatkan diri sendiri, tetapi hanya melalui iman dalam karya penebusan yang dilakukan oleh Yesus Kristus di kayu salib. Melalui iman, kita diterima sebagai orang benar di hadapan Allah, dan hidup yang kita jalani sebagai orang percaya dipimpin oleh iman itu sendiri. 

Ayat 16 mengingatkan mereka bahwa Injil adalah kabar baik yang diberikan oleh Allah untuk menyelamatkan semua orang yang percaya. Firman Allah bukan hanya untuk satu kelompok etnis atau bangsa tertentu, tetapi untuk semua orang di seluruh dunia. Sebagai orang Kristen, mereka harus berani dan tidak malu untuk membagikan Injil kepada orang lain. Allah memberikan kuasa-Nya kepada mereka melalui Roh Kudus agar mereka dapat menjadi saksi-Nya di dunia ini. Marilah mereka hidup dengan keyakinan bahwa Injil adalah kabar baik yang memiliki kekuatan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.

Ayat 17,  mengungkapkan pentingnya iman dalam hidup orang percaya. Kebenaran Allah yang sejati dinyatakan melalui Injil. Ini adalah kabar baik yang mengungkapkan rencana-Nya untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan membawa mereka kepada pertobatan. Firman Allah mengajarkan bahwa kehidupan orang benar tergantung pada iman. Hidup yang benar, baik di sini di dunia maupun di hadapan Allah, hanya dapat dicapai melalui iman yang tulus kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi mereka.

Ayat-ayat ini adalah pengungkapan yang kuat tentang kekuatan Injil Kristus. Paulus, penulis surat Roma, merasa malu untuk memberitakan Injil karena menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga dan kuat. Dia percaya bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang mampu menyelamatkan semua orang yang percaya, tidak peduli apakah mereka orang Yahudi atau non-Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa pesan Injil memiliki kekuatan yang melebihi perbedaan budaya, ras, atau latar belakang seseorang. Ini adalah kabar baik yang universal yang ditujukan untuk semua orang di seluruh dunia. Beberapa hal yang menjadi Renungan kita pada saat ini:

Kekuatan Allah untuk menyelamatkan: Injil adalah kekuatan Allah yang aktif dalam menyelamatkan setiap orang yang percaya. Ini mengingatkan kita bahwa keselamatan kita bukan karena upaya atau kebaikan kita sendiri, tetapi karena anugerah Allah yang bekerja melalui iman kita. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri, tetapi kita membutuhkan kekuatan dan kasih karunia Allah.

Kebenaran yang datang dari Allah: Injil adalah kabar baik yang mengandung kebenaran yang datang langsung dari Allah. Kebenaran ini hanya bisa diterima melalui iman. Ini menunjukkan bahwa iman adalah kunci untuk memahami dan mengalami kebenaran Allah yang menyelamatkan. Ketika kita memiliki iman yang teguh, kita mampu mempercayai janji-janji Allah dan hidup dalam kebenaran-Nya.

Kebenaran yang menghasilkan kebenaran: Keimanan kita kepada Allah melalui Injil tidak hanya membawa keselamatan, tetapi juga menghasilkan perubahan hidup. Ketika kita hidup dalam iman, Roh Kudus bekerja dalam kita untuk mengubah hati dan pikiran kita, sehingga kita dapat hidup dalam kebenaran dan ketaatan kepada Allah.

Renungan ini mengingatkan kita tentang pentingnya iman yang teguh dalam hidup kita sebagai orang percaya. Injil Kristus adalah kabar baik yang membawa kekuatan dan kebenaran Allah kepada setiap orang yang mempercayainya. Melalui iman, kita dapat mengalami keselamatan, hidup dalam kebenaran, dan menyaksikan perubahan hidup yang dihasilkan oleh kuasa Allah. Mari hidup dengan tidak malu membagikan Injil dan memperkuat iman kita setiap hari.Bagi keluarga kita, renungan ini mengajarkan kita tentang pentingnya membagikan Injil kepada orang lain dan tidak malu untuk melakukannya. Kita tidak boleh meremehkan kekuatan Injil dan dampaknya yang hidup-mengubah. Kita harus memahami bahwa setiap orang membutuhkan keselamatan dan harapan yang hanya dapat ditemukan dalam Kristus. Oleh karena itu, marilah kita hidup sebagai saksi bagi kebenaran Injil dalam segala aspek kehidupan kita, baik melalui kata-kata maupun tindakan kita.

Renungan ini juga mengingatkan kita bahwa hidup yang benar hanya dimungkinkan melalui iman dalam Kristus. Bukan melalui upaya manusia semata, tetapi melalui hubungan pribadi dengan Kristus dan penggenapan kehendak-Nya dalam hidup kita. Mari kita hidup dalam iman yang teguh dan percaya bahwa hanya melalui Kristus kita bisa hidup dengan maksud sejati dan memiliki harapan yang pasti.Dalam keluarga kita, mari berkomitmen untuk hidup sebagai saksi bagi kebenaran Injil, dan untuk menjalani hidup kita dengan iman yang teguh dan mengarahkan keluarga kita kepada Kristus. Biarkan kebenaran dan kuasa Injil mengubah hidup kita dan menginspirasi kita untuk berbagi kabar baik ini kepada orang lain, sehingga mereka juga dapat menemukan keselamatan dan hidup yang sejati dalam Yesus Kristus.

AMIN



 BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN  25:1-9

Setelah Allah menampakkan diri di gunung Sinai, lalu dilanjutkan dengan pemberian hukum yang dimulai dari pasal 20 sampai pasal 23. Baik 10 hukum, tentang perbudakan, jaminan nyawa sesama manusia, juga harta, orang yang tidak mampu dan peraturan tentang hak-hak manusia. Maka setelah itu diteguhkan melalui covenant atau perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Dan mulai memasuki pasal 25 kita akan belajar mengenai tempat ibadah yang untuk pertama kalinya didalam sejarah Israel. Mulai dari pasal 25 sampai pasal yang terakhir, membicarakan tentang perintah untuk mendirikan tempat ibadah dan juga peraturan peribadahan. 

Kekasih Tuhan …Nats ini adalah petunjuk Tuhan kepada umat-Nya melalui Musa mengenai mendirikan Kemah Suci dan juga persembahan khusus. Ketika saat itu bangsa Israel masih di padang gurun dalam perjalanan menuju tanah perjanjian, tanah Kanaan. Dalam bahasan ini secara khusus akan dibicarakan mengenai persembahan. Mengapa kita harus memberikan persembahan? Teks sebelumnya dalam Keluaran 23:15 dikatakan “…janganlah orang menghadap hadirat-Ku dengan tangan hampa”. Artinya ketika kita menghadap Tuhan harus dengan membawa ucapan syukur sebab Tuhan telah berkarya dalam kehidupan kita. Tetapi dalam membawa ucapan syukur atau persembahan kepada Tuhan harus dilakukan dengan benar, sehingga persembahan kita menjadi dupa yang harum di hadapan Tuhan. Jika kita membaca nats Keluaran 25: 1 – 9 ini, ada tiga hal yang sangat penting kita perhatikan dan renungkan mengenai memberikan persembahan dengan benar; Pertama, Berikan Persembahanmu Karena Pengenalan Akan Tuhan; Umat Israel diperintahkan Tuhan untuk memungut bagi-Nya persembahan khusus dari setiap orang yang terdorong hatinya. Orang yang tergerak hatinya karena pengenalan akan karya Tuhan di dalam hidupnya. Karya Tuhanlah yang menggerakkan hati kita memberikan persembahan bukan karena terpaksa atau dipaksa, bukan pula memberikan dengan bersungut-sungut tetapi memberikan persembahan dengan sukacita. 

Kedua, memberikan Persembahan Yang Terbaik Untuk Tuhan; Dalam nas ini dari ayat 3 – 7, Tuhan memberikan daftar yang harus dipersembahkan umat Israel kepada-Nya. Semua yang didaftar tersebut adalah perbendaharaan yang terbaik dan berharga  yang dimiliki umat Israel. Demikianlah kita saat ini, dituntut untuk memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan sebab kita pun sudah menerima yang terbaik dari Tuhan. Apa yang terbaik dari perbendaharaan yang kita miliki itulah yang harus kita persembahkan. Berbicara persembahan yang terbaik bukanlah melulu berbicara mengenai berapa banyak yang harus kita berikan, tetapi yang paling penting adalah apakah kita memberikan persembahan tersebut karena dorongan pengenalan akan karya Tuhan di dalam hidup kita atau tidak. Sebab dengan mengenal akan karya Tuhan dan berkat-Nya dalam kehidupan kita pastilah hati kita tergerak untuk mempersembahkan yang terbaik.

Kekasih Tuhan..Dalam setiap ibadah yang kita ikuti terdapat seruan untuk memberikan persembahan. Kita sangat penting untuk tetap merenungkan makna dari memberikan persembahan sehingga hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang rutinitas kita lakukan tanpa makna. Oleh sebab itu, dalam setiap memberikan persembahanmu ingat dan renungkanlah bahwa: persembahan itu didasari dorongan hati akan pengenalan karya Tuhan di dalam hidup kita sehingga kita mempersembahkan yang terbaik dan mempersembahkan hidup kita menjadi tempat kudus bagi Tuhan. 

AMIN




BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

YAKOBUS 4:13-17

Kekasih Tuhan..Dalam bacaan kita saat ini kita melihat nasihat Yakobus kepada orang-orang yang percaya agar mereka tidak menjadi orang-orang yang hidup dalam kecongkakan. Yakobus juga mengingatkan kepada mereka ketika mereka membuat rencana dan tujuan untuk masa depan mereka, mereka harus mempertimbangkan apa yang menjadi kehendak Allah, agar dalam hidup mereka menjadi orang yang senantiasa mengandalkan dan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Yakobus juga mengingatkan kepada mereka supaya mereka jangan menjadi orang  yang memegahkan diri atas apa yang ada pada mereka saat ini karena semua yang dimiliki bukan hasil dari usaha sendiri semata dan juga bukan karena kehebatan dari setiap orang-orang yang ada disekitar mereka.

Pengendalian diri dalam perencanaan: Yakobus menekankan pentingnya memiliki sikap rendah hati dan realistis dalam merencanakan masa depan. Dia menegaskan bahwa mereka tidak dapat dengan yakin merencanakan dan mengendalikan segala hal dalam hidup mereka, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Oleh karena itu, mereka perlu mengakui ketergantungan mereka kepada Allah dan mengizinkan kehendak-Nya mempengaruhi rencana dan tindakan mereka.

Kebijaksanaan dalam pengelolaan waktu dan sumber daya: Yakobus menyinggung tentang orang-orang yang berencana untuk melakukan perniagaan dan memperoleh keuntungan di suatu kota. Pesan yang disampaikan di sini adalah bahwa mereka perlu bijaksana dalam mengelola waktu, usaha, dan sumber daya yang mereka miliki. Mereka tidak boleh mengabaikan kebutuhan keluarga dan tanggung jawab mereka dalam mencari keuntungan semata, tetapi harus mengutamakan hal-hal yang lebih penting dalam hidup, seperti hubungan dengan Allah dan keluarga.

Mengatasi kesombongan dan sikap megah: Yakobus menegaskan bahwa kesombongan dan sikap megah adalah jahat. Mereka tidak boleh membanggakan diri atau memandang rendah orang lain dalam perencanaan atau pencapaian mereka. Sebaliknya, mereka harus memiliki sikap rendah hati dan mengakui bahwa segala yang mereka miliki adalah karunia dari Allah. Mereka perlu menghormati sesama dan menghargai kontribusi mereka dalam hidup mereka.

Melakukan kebaikan dan kebenaran: Yakobus menyimpulkan dengan mengatakan bahwa jika mereka tahu apa yang benar dan baik, mereka harus melakukannya. Ini menekankan pentingnya mengamalkan kebenaran dalam tindakan mereka sehari-hari. Kebaikan dan kebenaran harus menjadi bagian integral dari hidup mereka sebagai umat Kristen. Mereka harus berkomitmen untuk mengasihi sesama, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjalani hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan.

Ayat-ayat ini memberikan renungan penting bagi keluarga Kristen dalam merencanakan masa depan mereka dan menjalani hidup yang saleh. Berikut ini beberapa poin yang dapat menjadi renungan bagi keluarga dalam konteks Yakobus 4:13-17:

Ketergantungan pada Kehendak Allah: Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mengakui ketergantungan kita kepada Tuhan dalam segala rencana dan tindakan kita. Ketika merencanakan masa depan, penting bagi keluarga untuk memiliki sikap rendah hati dan mengatakan, "Jika Tuhan berkehendak dan kami hidup, maka kami akan melakukan ini atau itu." Mengakui kehendak Allah dan memohon petunjuk-Nya dalam setiap langkah hidup kita akan membawa berkat dan kedamaian.

Mengatasi Kesombongan dan Megah Diri: Yakobus menegaskan bahwa segala kesombongan dan megah diri adalah jahat. Dalam kehidupan keluarga, kita perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam kesombongan yang merusak hubungan dengan sesama dan dengan Tuhan. Sebaliknya, kita harus menunjukkan sikap rendah hati, saling menghormati, dan berbagi karunia yang diberikan oleh Allah dengan keluarga, tetangga, dan orang-orang di sekitar kita.

Kebenaran yang Diamalkan: Ayat terakhir menekankan pentingnya mengamalkan kebenaran dalam tindakan kita. Dalam keluarga, kita diajak untuk tidak hanya memiliki pengetahuan akan kebenaran, tetapi juga untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini melibatkan kesetiaan dalam melaksanakan tanggung jawab keluarga, seperti mencintai dan menghormati satu sama lain, mengajarkan nilai-nilai Kristen kepada anak-anak, dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Kekasih Tuhan..Renungan ini mengajak keluarga untuk merenungkan bagaimana mereka merencanakan masa depan dan menjalani hidup sehari-hari. Dalam segala hal, keluarga perlu mengakui ketergantungan mereka kepada Tuhan, menjauhi kesombongan, dan mengamalkan kebenaran dalam tindakan mereka. Dengan mengarahkan hidup keluarga berdasarkan prinsip-prinsip ini, keluarga dapat mengalami kedamaian, keberkatan, dan kesuksesan yang sesuai dengan kehendak Allah. Dalam perjalanan hidup kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus saat ini adalah hal yang pasti bahwa kita selalu bersyukur kepada Allah. Bersyukur Ketika berhasil dalam segala perencanaan dan usaha, bersyukur ketika suatu pekerjaan sukses dan dapat diselesaikan dengan baik. Tetapi firman Tuhan saat ini  juga mengingatkan kita agar kita menjadi orang-orang yang tidak mengagungkan kehebatan kita dan mengatakan bahwa semua itu krena usaha saya sendiri tetapi marilah kita bersyukur dan menyatakan kepada Tuhan bahwa segala sesuatunya hanya karena Tuhan yang menganugerahkan rahmat-Nya kepada kita. 

Amin



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN  25:10-22 

kekasih Tuhan…kehadiran Tuhan di takhta-Nya dengan hukum-Nya untuk menyatakan penghakiman atas pelanggaran umat-Nya. Namun ketika upacara penebusan dilakukan dan darah dipercikkan di tutup pendamaian, maka Tuhan menyatakan pengampunan-Nya. Perintah Tuhan kepada Israel ini bukan bertujuan membebani mereka, melainkan sebuah kesempatan untuk mengalami kehadiran Tuhan yang berdaulat atas hidup mereka, yaitu untuk menghakimi dosa lalu mengampuninya. Takhta dan tumpuan kaki: kemuliaan Allah dinyatakan pada tutup pendamaian, setara dengan takhta-Nya, dan tabut perjanjian adalah tumpuan kaki-Nya. TUHAN adalah Raja Agung, dari sini Ia memberi perintah dan memerintah Kerajaan. 

Pertama, Kemuliaan dan kesederhanaan: tabut perjanjian dari kayu akasia dibalut emas, emas murni adalah simbol kemuliaan Allah, tetapi bentuk yang sederhana, menjelaskan bahwa tidak ada apa pun yang dapat menambah kemuliaan Allah. Ketiga Ibadah penyembahan dan wahyu penyataan: tabut perjanjian dan takhta pendamaian adalah tempat di mana Allah dan manusia bertemu. Takhta pendamaian juga merupakan tempat Allah mengungkapkan dan menyatakan wahyu kebenaran, Musa sering masuk datang ke hadapan takhta pendamaian tabut perjanjian untuk mendapatkan makanan rohani dan membagikannya kepada umat-Nya.

Kekasih Tuhan.. Allah memerintahkan umat-Nya di gunung Sinai, melalui Musa, untuk membuat Tabut Perjanjian. Bagaimana bentuk tabut itu? Apa saja yang harus ada di sana? Semua itu ditentukan oleh Allah (10-21). Fungsi tabut adalah sebagai tempat loh batu pemberian Tuhan (16). Tabut ini juga menjadi tempat di mana Allah berkenan menemui umat-Nya. Pada saat pertemuan itu, Allah akan memberikan perintah kepada umat-Nya (22). Tabut Perjanjian bisa juga merupakan simbol perkenanan Allah untuk bertemu dan berbicara kepada umat-Nya. Jadi, kekuatannya bukan pada tabutnya, namun pada otoritas yang tidak terlihat di belakangnya, yaitu Allah. Perintah sekaligus ketetapan-Nya akan diwahyukan dalam persekutuan itu. Lewat semua sarana ini, Allah ingin menyapa umat-Nya. Ia rindu bergaul karib bersama bangsa pilihan-Nya itu.

Kekasih Tuhan.. Tuhan hendak bertemu umat-Nya, Ia hadir di tengah-tengah umat-Nya. Tabut perjanjian itu adalah lambing kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Tutup pendamaian berada di atas loh.  Pada tutup pendamaian ( Ay. 22) imam besar akan memercikkan darah anak domba sebagai pengampunan dosa, agar murka Allah tidak ditimpakan. Ketika umat Tuhan melanggar hukum-hukum Allah, maka umat Tuhan berada di bawah murka Allah. Namun tutup pendamaian itu menutupi dosa, sehingga Allah mengampuni dosa umatNya.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

AYUB 1:1-22

Kekasih Tuhan tentu di dalam kita menjalani kehidupan, kita akan di perhadapkan dengan berbagai macam situasi dan keadaan baik suka maupun duka, keadaan yang menyenangkan bahkan keadaan yang tidak menyenangkan. Saat kita di perhadapkan dengan keadaan yang menyenangkan, keadaan yang baik, tentu mengucap syukur ini akan sangat mudah untuk kita sebutkan dan lakukan. Akan tetapi pertanyaannya ketika kita di perhadapkan dengan keadaan yang tidak menyenangkan, mudahkan bagi kita untuk tetap mengucap syukur.

Kekasih Tuhan, Ayub 1:1-22 ini mengkisahkan tentang seorang Ayub yang berasal dari tanah US, Ayub ini adalah seorang yang saleh dan jujur serta takut akan Tuhan di ijinkan untuk mengalami percobaan (ujian iman). Percobaan mengandung 2 arti yaitu percobaan yang datang dari Iblis, dengan maksud membinasakan dan percobaan yang datang dari Tuhan dengan maksud membentuk, menguatkan dan menyucikan.

Percobaan yang di alami oleh Ayub ini adalah pencobaan yang kedua. Tentunya kisah mengenai Ayub ini bukanlah kisah yang asing dalam pendengaran kita. Kita tahu bersama bahwa Ayub mengalami pencobaan di mana Ayub ini kehilangan harta kekayaannya, hamba-hambanya meninggal, semua ternak miliknya mati bahkan anak-anaknya meninggal dan juga tidak hanya itu Tuhan masih menguji Ayub pula dengan ia mengalami penyakit yang sangat menjijikkan dan menyakitkan dalam waktu singkat, dalam sekejap mata kehidupan Ayub berubah 360° . Tentunya keadaan yang demikian yang di alami oleh Ayub bukanlah suatu hal yang mudah, sebagai manusia biasa tentu ini sangat sulit untuk menerima kenyataan pahit tersebut. Akan tetapi inilah yang unik dan sungguh luar biasa dari Ayub ini, ditengah keadaan yang sangat sulit dan tidak mungkin untuk mengeluarkan kalimat yang mungkin mustahil untuk bisa di ucapkan kita pada saat keadaan demikian. Pertanyaannya untuk kita semua yang ada saat ini adakah Ayub masa kini? Adakah di antara kita yang saat mengalami situasi yang buruk, saat mengalami masalah, sempatkah kita mengucap syukur dan memuliakan nama Tuhan seperti yang Ayub ini lakukan? Atau malah sebaliknya saat kita mengalami masalah kalimat yang kita ucapkan adalah makian, kutukan sumpah serapah dan lain sebagainya.  Atau saat ada masalah yang datang kita mulai mempersoalkan keadaan dan mempersalahkan Tuhan?.

Ada 3 poin penting yang perlu kita petik disini dari sikap Ayub ini yaitu:

Ayub memiliki iman yang kuat. Keteguhan iman inilah yang memampukan Ayub untuk tetap mengucap syukur saat ia mengalami pencobaan. Saat kita memiliki iman yang teguh, sekalipun kita di perhadapkan dengan berbagai masalah, keadaan yang tidak menyenangkan kita,maka kita tidak akan mudah digoyahkan.

Ayub menyadari status dirinya. Ayub sadar bahwa ketika ia datang ke dunia ia tidak membawa apa-apa, Ayub sadar bahwa baik harta kekayaan, hewan bahkan anak-anaknya adalah milik Allah yang diberikan dan di percayakan sementara waktu kepadanya. Ayub juga sadar bahwa statusnya adalah penerima dan pengelola. Kesadaran inilah yang memampukan Ayub untuk tetap bersyukur walaupun ia telah kehilangan segala yang ia miliki. Ayub sadar bahwa semua itu punya Tuhan dan Tuhan berhak mengambilnya kembali.

Ayub selalu berpikir positif terhadap Tuhan. Ayub percaya bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan hal buruk bagi hidupnya. Apa yang terjadi padanya,ia tahu bahwa itu akan mendatangkan kebaikan baginya.

Kekasih Tuhan belajar dari Ayub, kita pun digiring untuk memiliki 3 poin diatas, saat kita memiliki iman yang teguh, menyadari status diri kita dan selalu berpikir positif terhadap Tuhan maka ini pula yang akan menolong kita bersyukur di tengah persoalan.


amin


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 25:23-30

Kekasih Tuhan… Sekarang kita sama-sama belajar alat yang kedua yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk dibuat, jadi alat yang pertama adalah Tabut Perjanjian, dan selanjutnya adalah Meja Roti Sajian. Meja Roti sajian salah satu alat yang ada di ruangan suci,alat yang sudah ditentukan baik panjang,lebar dan tingginya, dinamakan Meja Roti sajian,karena memang meja ini hanya dikhususkan untuk meletakan roti sajian,yang terdiri 2 susun dan masing-masing susun terdiri 6 roti.

Kekasih Tuhan.. Keluaran 25:23-30 menceritakan tentang instruksi yang diberikan oleh Allah kepada Musa mengenai pembuatan meja emas untuk tabut perjanjian di Kemah Pertemuan. Instruksi ini mencakup bahan, ukuran, dan perhiasan yang harus digunakan dalam pembuatan meja tersebut. Melalui bacaan ini, beberapa hal yang dapat menjadi refleksi iman kita, yaitu:

1. Simbolisme tabut perjanjian: Meja emas ini ditempatkan di dekat tabut perjanjian yang berisi loh batu dengan Sepuluh Perintah Allah. Tabut perjanjian merupakan simbol hadirat Allah di antara umat-Nya dan janji-Nya memimpin dan melindungi mereka. Meja emas yang terletak di sebelahnya melambangkan hubungan yang diinginkan Allah dengan umat-Nya. Ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bersekutu dengan Allah dan hidup berdasarkan perintah-Nya.

2. Keberlimpahan dan berkat: Meja ini diperintahkan untuk dibuat dari emas murni, dikelilingi oleh mahkota emas, dan diberi cincin emas sebagai tempat untuk memasang kayu penyangga. Semua ini melambangkan keberlimpahan dan berkat Allah dalam hidup kita. Allah memberikan kepada kita dengan melimpahkan dan kemurahan-Nya, dan sebagai tanggapan, kita harus hidup dalam penghormatan dan terima kasih kepada-Nya. Meja emas ini mengingatkan kita untuk hidup dalam kesadaran akan berkat-Nya dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan.

3. Pemberian yang teratur: Allah memberikan instruksi tentang makanan yang harus diletakkan di atas meja ini, yaitu roti sajian yang harus ditempatkan di hadapan-Nya secara teratur. Ini menunjukkan pentingnya memberikan kepada Allah yang terbaik dari hasil kerja kita dan mengutamakan hubungan kita dengan-Nya. Ketika kita memberikan dengan kerendahan hati dan konsisten, kita menunjukkan penghormatan kita kepada Allah dan menunjukkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah anugerah dari-Nya.

4. Pengutamaan kehadiran Allah: Meja emas ini merupakan tempat bagi kehadiran Allah. Ketika roti sajian ditempatkan di atas meja itu, Allah berjanji untuk hadir di tempat pertemuan dengan umat-Nya. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya mencari hadirat Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Kehadiran-Nya memberi kita kekuatan, penghiburan, dan bimbingan. Kita harus menyediakan ruang dalam hidup kita untuk bersekutu dengan-Nya dan merenungkan Firman-Nya agar kita dapat hidup dalam kehadiran-Nya yang memberkati.

5. Kebutuhan akan iman dan ketaatan: Meja emas ini merupakan bagian dari rencana Allah untuk memberdayakan umat-Nya dan membangun persekutuan dengan mereka. Pembuatan meja yang sesuai dengan petunjuk-Nya memerlukan iman dan ketaatan dalam kehidupan sehari-hari.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

EFESUS 2:1-10

Kekasih Tuhan.. Dalam pasal ini, Paulus menggambarkan kondisi spiritual orang percaya di Efesus sebelum keselamatan mereka dan kekuatan transformasi anugerah Allah melalui iman kepada Kristus. Ayat 1 mengakui bahwa mereka pernah mati oleh pelanggaran dan dosa, yang berarti mereka terpisah secara rohani dari Allah. Mereka mengikuti cara hidup dunia dan dipengaruhi oleh penguasa kerajaan udara, yang merujuk kepada Setan. Ayat 3 menekankan bahwa semua orang, termasuk orang percaya di Efesus, hidup dalam dosa dan berhak mendapatkan murka Allah. Mereka memuaskan keinginan jasmani dan mengikuti keinginan dan pikiran jahat mereka sendiri. Ayat 4-5 membawa harapan dengan menyoroti kasih dan rahmat Allah yang besar. Terlepas dari kejahatan mereka, Allah, karena kasih-Nya, menghidupkan mereka bersama-sama dengan Kristus. Melalui anugerah-Nya, mereka diselamatkan dari dosa-dosa mereka. Keselamatan ini tidak diperoleh melalui usaha atau perbuatan baik mereka sendiri, tetapi merupakan pemberian dari Allah. Dalam ayat 6-7, Paulus menjelaskan bahwa Allah tidak hanya menghidupkan mereka bersama-sama dengan Kristus, tetapi juga membangkitkan mereka dan duduk bersama-sama dengan-Nya di tempat-tempat surgawi. Hal ini menggambarkan posisi rohani mereka dalam Kristus dan menunjukkan kekayaan kasih dan kemurahan Allah yang ditunjukkan kepada mereka. Ayat 8 menegaskan bahwa keselamatan mereka diperoleh melalui kasih karunia Allah melalui iman. Ini bukanlah hasil usaha mereka sendiri; melainkan merupakan pemberian dari Allah. Mereka tidak boleh memegahkan diri mereka sendiri berdasarkan jasa atau perbuatan baik mereka. Terakhir, ayat 10 menyimpulkan bahwa mereka adalah ciptaan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang telah disiapkan Allah sebelumnya. Meskipun mereka tidak diselamatkan oleh perbuatan, keselamatan mereka seharusnya menghasilkan kehidupan yang berubah, mendorong mereka untuk melakukan perbuatan kebenaran dan melayani sesama.

Secara keseluruhan, Tafsiran Efesus 2:1-10 menekankan kekuatan transformasi anugerah Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. Hal ini menyoroti sifat tidak pantas dari keselamatan mereka, peran kasih dan rahmat Allah, dan panggilan untuk menjalani hidup yang didedikasikan untuk melakukan pekerjaan baik sebagai tanggapan terhadap kasih karunia penyelamatan Allah.

Mari kita renungkan bersama Efesus 2:1-10 untuk memahami kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Kondisi Awal Kita ; teks ini mengingatkan kita bahwa sebelum kita mengenal Kristus, kita hidup dalam dosa dan pemberontakan terhadap Allah. Kita tidak memiliki hubungan yang hidup dengan-Nya, dan hidup kita dikendalikan oleh keinginan duniawi dan pemimpin jahat yaitu setan. Kita berada dalam keadaan yang putus asa dan terpisah dari kehidupan yang benar.

Anugerah dan Kasih Allah; ini memberikan harapan yang luar biasa. Meskipun kita berdosa dan tidak layak, Allah yang kaya akan kasih-Nya memperlihatkan anugerah-Nya kepada kita. Allah tidak hanya mengasihi kita, tetapi Dia juga memberikan kasih karunia-Nya melalui Yesus Kristus. Allah menghidupkan kita bersama Kristus dan mengangkat kita ke tempat-tempat surgawi. Ini adalah bukti betapa besar dan tidak terbatasnya kasih dan kemurahan hati Allah terhadap kita.

Keselamatan oleh Anugerah dan Iman; keselamatan kita adalah hasil dari anugerah Allah melalui iman. Tidak ada usaha atau perbuatan baik yang dapat membuat kita pantas menerima keselamatan. Sebaliknya, keselamatan adalah pemberian Allah kepada kita, yang hanya dapat diterima melalui iman yang teguh kepada Yesus Kristus. Tidak ada tempat untuk kesombongan atau pembenaran diri dalam keselamatan ini, karena semuanya adalah anugerah murni dari Allah.

Karya yang Dipersiapkan oleh Allah; Setelah kita menerima keselamatan oleh anugerah melalui iman, pasal ini mengajarkan bahwa kita diciptakan kembali dalam Kristus untuk melakukan perbuatan baik. Allah telah menyiapkan pekerjaan-pekerjaan yang baik ini sebelumnya, dan kita dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan berbuat baik sebagai tanggapan atas anugerah dan kasih Allah yang telah diberikan kepada kita.

Marilah kita berterima kasih kepada Allah atas anugerah dan kasih karunia-Nya yang tak terhingga, dan hiduplah sebagai bukti yang hidup dari perubahan yang Dia lakukan dalam hidup kita. Semoga kita terus tumbuh dalam pengenalan akan kasih Allah dan menjadi saksi-Nya yang setia di dunia ini. 

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 25:31-40

Kekasih Tuhan…Teks Keluaran 25:31-40 berbicara tentang instruksi atau arahan yang diberikan oleh Allah kepada Musa mengenai pembuatan kandil (lampu pelita yang hampir sama dengan lampu gas) emas untuk tempat kudus di Kemah Pertemuan. Instruksi ini memberikan panduan yang sangat terperinci tentang bagaimana kandil harus dibuat, termasuk jumlah cabang, mangkuk, dan bunga yang harus ada. Perlu untuk kita ketahui bersama bahwa kandil atau kaki dian merupakan satu- satunya sumber cahaya didalam kemah suci (seperti di dalam Gereja, ada kandil atau kaki dian yang ditaruh berdiri di depan mimbar, untuk kemudian diberikan nyala lilin diatasnya). Dari Keluaran 25:31-40 mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memberikan yang terbaik kepada Allah, menjadi terang di tengah dunia yang gelap.

Dalam perenungan kita melalui bacaan ini, ada beberapa hal yang menjadi refleksi iman yang dapat kita ambil:

1. Keindahan dalam persembahan: Kandil emas ini merupakan bagian dari persembahan orang Israel kepada Allah. Allah tidak hanya memerintahkan pembuatan kandil berdasarkan kegunaannya saja, tetapi juga menuntut keindahan dan kecemerlangan dalam persembahan mereka. Ini mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita memberikan sesuatu kepada Allah, baik berupa waktu, bakat, atau harta, kita harus melakukannya dengan penuh kerendahan hati dan kualitas terbaik yang kita miliki.

2. Cahaya di tengah kegelapan: Kandil tersebut menjadi sumber cahaya di tempat kudus. Ini mencerminkan Allah sebagai sumber cahaya spiritual yang menerangi hidup kita. Di dunia yang penuh dengan kegelapan moral dan rohani, kita sebagai pengikut Allah dipanggil untuk menjadi terang dan memancarkan cahaya-Nya kepada orang lain. Kita harus menjadi saksi-Nya dan menunjukkan jalan yang benar dalam kehidupan kita sehari-hari.

3. Kecermatan dalam rincian: Instruksi yang diberikan untuk membuat kandil ini sangat terperinci. Hal ini menunjukkan bahwa Allah peduli dengan setiap rincian dalam pelayanan-Nya. Allah ingin kita melibatkan diri dengan penuh perhatian dan ketelitian dalam pekerjaan kita untuk-Nya. Ketelitian dan kecermatan dalam pelayanan kita menunjukkan penghormatan kita kepada Allah dan memperlihatkan integritas kita sebagai hamba-Nya.

4. Penggunaan bakat dan keterampilan: Pada saat itu, ada para tukang yang ahli dalam pekerjaan logam seperti emas. Allah memanggil orang-orang yang berbakat dan berpengetahuan untuk membuat kandil ini sesuai dengan petunjuk-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa Allah memberikan kepada setiap orang bakat dan keterampilan yang unik. Kita diundang untuk menggunakan bakat dan keterampilan kita dalam pelayanan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya.

5. Kekudusan dan kehadiran Allah: Kandil ini ditempatkan di tempat kudus, di mana Allah berjanji untuk hadir di antara umat-Nya. Melalui kandil ini, Allah memberikan jaminan bahwa Dia akan selalu hadir dan membimbing umat-Nya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam hidup kita, kita harus mencari kekudusan dan hadirat Allah. Kita perlu menciptakan ruang dalam hidup kita untuk bersekutu dengan-Nya dan mengalami kehadiran-Nya yang memberkati.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

MAZMUR 28:1-9

Mazmur 28 dimulai dengan seruan Daud kepada Tuhan, "Ya TUHAN, kepada-Mu aku berseru; bukit batuku, janganlah diam terhadap aku, supaya aku jangan menjadi sama dengan orang-orang yang turun ke dalam kubur." (Mazmur 28:1). Daud merasa sangat membutuhkan Tuhan dalam situasinya. Ia menyadari bahwa hanya Allah yang bisa menyelamatkannya dari musuh-musuhnya dan memberikan kehidupan yang abadi. Mazmur ini menggambarkan kerinduan dan kepercayaan seorang pribadi kepada Tuhan dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam penderitaan atau kesulitan, orang tersebut memohon pertolongan Tuhan dan mengakui kekuatan dan perlindungan-Nya. Mazmur ini juga menekankan pentingnya percaya dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan dan keselamatan. 

Kekasih Tuhan.. Dalam ayat-ayat selanjutnya, Daud menggambarkan karakter Allah yang kuat dan setia. Ia meminta agar Tuhan mendengarkan seruannya dan memberikan perhatian-Nya. Daud mengaku bahwa dia bergantung sepenuhnya kepada Tuhan sebagai batu karang dan benteng pertahanan yang kokoh. Ia mengakui bahwa hanya dalam Tuhanlah ia akan menemukan kekuatan dan perlindungan. Selanjutnya, Daud mengungkapkan keinginannya untuk mengalami karya Tuhan di dalam hidupnya. Ia berdoa agar Tuhan tidak meninggalkannya bersama orang-orang fasik, tetapi memberinya balasan yang sesuai dengan perbuatan mereka. Daud mengakui setiap orang akan menerima ganjaran yang pantas sesuai dengan perbuatannya di hadapan Tuhan. Dalam bagian terakhir dari mazmur ini, Daud memuji Tuhan karena Dia telah memperhatikan seruannya. Ia bersyukur dan berbicara tentang Allah yang menjadi kekuatan dan perisai bagi umat-Nya. Daud meminta agar Tuhan memberkati dan menyelamatkan umat-Nya, serta memimpin mereka seperti gembala yang baik.

Renungan: 

Seruan kepada Tuhan: Mazmur ini dimulai dengan permohonan kepada Tuhan agar Tuhan mendengarkan dan memperhatikan seruan penulis mazmur. Ini mengingatkan kita bahwa dalam situasi apa pun, kita selalu dapat berpaling kepada Tuhan dalam doa. Kita dapat menyampaikan segala kebutuhan, kekhawatiran, dan kerinduan kita kepada-Nya.

Berdoa melawan kejahatan: Penulis mazmur juga memohon kepada Tuhan untuk menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik dan kejahatan yang mereka lakukan. Ini mengajarkan kita bahwa ada keadilan Tuhan dan Dia akan memperlakukan setiap orang sesuai dengan perbuatan mereka. Kita dapat percaya bahwa Tuhan adalah hakim yang adil.

Percaya kepada Tuhan: Penulis mazmur menegaskan bahwa Tuhan adalah kekuatannya dan perisainya. Dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan dan perlindungan. Ini mengingatkan kita untuk meletakkan kepercayaan kita sepenuhnya pada Tuhan dan mengandalkan-Nya.

Puji dan syukur: Penulis mazmur mengekspresikan sukacita dan nyanyian pujian atas pertolongan Tuhan. Dia memuji Tuhan karena telah mendengar seruannya dan memberikan belas kasih-Nya. Ini mengajarkan kita untuk hidup dalam kesyukuran dan selalu memuji Tuhan atas segala yang Dia lakukan dalam hidup.

Perlindungan dan berkat Tuhan: Mazmur ini menyatakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang teguh bagi orang-orang yang diurapi-Nya. Kita dapat mencari perlindungan Tuhan dan bersandar pada-Nya dalam setiap situasi. Tuhan juga memberikan berkat kepada umat-Nya dan menggembalakan mereka dengan kasih-Nya.

Renungan dari Mazmur 28:1-9 mengajarkan kepada kita untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam segala situasi kehidupan. Ketika kita menghadapi kesulitan, masalah, atau ancaman, kita harus mengarahkan hati kita kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya. Allah adalah tempat perlindungan yang kokoh bagi kita dan Dia adalah satu-satunya sumber kekuatan yang benar. Renungan ini juga mengajarkan kita untuk tidak berputus asa ketika menghadapi cobaan atau tantangan dalam hidup. Meskipun dalam situasi yang sulit, kita dapat berseru kepada Tuhan, percaya kepada-Nya, dan bergantung sepenuhnya pada-Nya. Tuhan adalah kekuatan kita dan Dia akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita. Dalam segala hal, mari memuji Tuhan dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya.

AMIN





BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 26:1-31

Kekasih Tuhan.. Pasal Keluaran 26:1-31 membahas tentang instruksi yang diberikan oleh Allah kepada Musa mengenai pembuatan tabir atau tirai yang memisahkan antara Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus di Kemah Pertemuan. Ada beberapa Hal yang perlu kita renungkan secara bersama-sama:

Kepatuhan terhadap Petunjuk Allah: Allah memberikan petunjuk yang sangat spesifik mengenai pembuatan Kemah Tabernakel. Setiap ukuran, bahan, dan detailnya sangat penting. Demikian pula dalam keluarga, kita perlu menjadikan firman Allah sebagai otoritas tertinggi dalam membangun keluarga yang berkenan kepada-Nya. Ketika kita menghormati petunjuk-Nya dan ketaatan terhadap-Nya berkat-Nya mengalir dalam keluarga kita.

Kerjasama dalam Keluarga: Dalam pembangunan Kemah Tabernakel, setiap suku Israel memiliki peranannya masing-masing dalam memberikan sumbangan dan melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dalam keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri, tetapi semuanya saling melengkapi dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yaitu memuliakan Allah dalam keluarga kita.

Kualitas dan Ketekunan dalam Pelayanan: Pembuatan Kemah Tabernakel membutuhkan ketekunan dan kualitas yang tinggi. Allah menghendaki agar pekerjaan tersebut dilakukan dengan hati-hati dan dengan penuh rasa hormat. Demikian pula, dalam keluarga kita, pelayanan kepada anggota keluarga lainnya harus dilakukan dengan kasih, kesabaran, dan ketekunan. Ketika kita memberikan yang terbaik dalam pelayanan kita kepada keluarga, kita akan melihat hubungan kita semakin kuat dan berkat-Nya melimpah dalam keluarga kita.

Keberadaan Allah di Tengah Keluarga: Kemah Tabernakel adalah tempat kediaman Allah di tengah-tengah bangsa Israel. Begitu juga, kita perlu menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan keluarga kita. Dengan memprioritaskan ibadah dan persekutuan keluarga dengan Tuhan, kita akan mengalami kehadiran-Nya yang memberkati dalam setiap aspek kehidupan keluarga kita.

Kekasih Tuhan.. Renungan yang bisa diambil dari pasal ini adalah pentingnya kesucian dan pemisahan dalam beribadah kepada Allah. Tabir ini merupakan simbol fisik dari pemisahan antara Allah yang suci dan manusia yang berdosa. Sebagai umat Allah pada zaman ini, meskipun kita tidak lagi menggunakan tabir fisik, kita masih dipanggil untuk hidup dalam kesucian dan pemisahan dari dosa dan pengaruh negatif dunia ini. Pasal ini juga mengajarkan tentang kerja sama dan kerja tim. Pembangunan Kemah Pertemuan ini melibatkan banyak orang yang memiliki keterampilan khusus dalam pembuatan kain, pengukuran, dan pekerjaan lainnya. Mereka harus bekerja bersama dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah melalui Musa. Hal ini menekankan pentingnya kerja tim dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah kepada kita sebagai keluarga atau gereja. Kesetiaan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah juga menjadi renungan penting dalam pasal ini. Setiap detail, dari ukuran hingga tata letak tabir, diperintahkan oleh Allah dan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Ini menunjukkan betapa Allah menghargai kesetiaan dan ketaatan kita dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan-Nya kepada kita. Dengan mengambil renungan dari pasal ini, kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita. Kita harus hidup dalam kesucian, menjauhkan diri dari dosa, dan hidup dalam pemisahan dari dunia yang jauh dari nilai-nilai Allah. Kita juga perlu bekerja sama dan saling mendukung sebagai keluarga atau gereja dalam mengerjakan tugas-tugas Allah. Dan yang terpenting, kita harus setia dalam melaksanakan tugas-tugas itu dengan penuh ketaatan kepada Allah.

AMIN 



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

2 Korintus 13:11-13

Kekasih Tuhan.. Ayat-ayat yang kita baca malam hari ini merupakan penutup dari Surat Paulus kepada jemaat di Korintus. Dalam ayat-ayat ini, Paulus memberikan beberapa pesan penting kepada jemaat  sebagai orang percaya. Ayat 11: "Terakhir, saudara-saudara, bersukacitalah, sempurnalah, menghiburlah, sama pikirkanlah, hiduplah dalam damai sejahtera, dan Allah kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu." Rasul Paulus menutup suratnya kepada jemaat di Korintus dengan mengingatkan mereka untuk bersukacita, menjalani hidup yang sempurna, menghibur satu sama lain, memiliki pikiran yang sama, hidup dalam damai sejahtera, dan membiarkan kasih dan damai Allah menyertai mereka. Pesan ini mengajak jemaat untuk hidup dalam kesatuan dan persatuan, saling mencintai, dan hidup dalam damai dengan Allah dan sesama. Ayat 12: "Salam dari semua orang kudus." Paulus menyampaikan salam dari semua orang kudus kepada jemaat di Korintus. Ini menunjukkan solidaritas dan persaudaraan antara gereja-gereja yang ada pada waktu itu. Gereja-gereja tersebut juga menyampaikan pesan cinta dan dukungan mereka kepada jemaat di Korintus. Ayat 13: "Karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua." Paulus mengakhiri suratnya dengan berdoa agar karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai seluruh jemaat di Korintus. Ini adalah doa untuk kehadiran dan pengaruh ilahi dalam hidup mereka, sehingga mereka dapat hidup dalam kesatuan dan kuasa Allah. Tafsiran ini menggarisbawahi pentingnya persatuan dalam gereja, kasih sesama, dan kehadiran Allah dalam kehidupan orang percaya. Ayat-ayat ini juga mengingatkan kita akan karunia dan kasih Allah yang menguatkan dan memberkati gereja.

Kekasih Tuhan.. Ada beberapa hal yang menjadi penekanan Rasul Paulus kepada mereka ialah Pertama, Paulus mengingatkan mereka untuk hidup dalam sukacita. Kehidupan Kristen seharusnya dipenuhi dengan sukacita yang berasal dari iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Meskipun kita menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, kita dapat mengandalkan kuasa dan anugerah Allah untuk menjaga sukacita dalam hidup kita.Kedua, Paulus mendorong kita untuk memperbaiki hubungan kita dengan sesama. Ia mengatakan agar kita "sempurna dalam penghiburan, satu pikiran, dan hidup dalam damai sejahtera." Ini mengajarkan kita untuk berusaha menjaga persatuan dan kesatuan di antara kita sebagai umat Kristen. Kita harus berusaha memperbaiki hubungan yang rusak, mengasihi sesama dengan tulus, dan hidup dalam damai yang Allah berikan. Ketiga, Paulus mengingatkan kita akan kehadiran Allah dalam hidup kita. Allah adalah sumber kasih dan damai sejahtera. Ketika kita hidup dalam kesatuan dengan Allah dan sesama, Allah akan menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita. Kehadiran-Nya memberikan penghiburan dan kekuatan bagi kita. Terakhir, Paulus menyatakan kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita semua. Ini adalah pengingat bahwa sebagai orang percaya, kita tidak sendirian. Kita memiliki anugerah kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus, kasih dari Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus. Dalam persekutuan ini, kita diberdayakan dan dihantarkan untuk hidup dengan penuh kasih dan kebenaran.

Dalam ayat-ayat ini, terdapat beberapa pesan penting yang dapat menjadi renungan bagi kita:

Bersukacitalah: Paulus mengajak kita untuk bersukacita dalam Tuhan. Sukacita adalah hasil dari pengenalan kita akan hadirat Tuhan dan hubungan kita dengan-Nya. Meskipun kita mungkin menghadapi tantangan dan cobaan dalam hidup, kita dapat bersukacita karena kita memiliki Tuhan yang setia.

Bertobatlah: Tobat adalah sikap hati yang sungguh-sungguh untuk mengubah arah hidup kita yang salah dan mengarahkannya kembali kepada Tuhan. Paulus mengingatkan kita untuk selalu memeriksa hati dan tindakan kita, dan jika diperlukan, kita harus bersedia untuk bertobat agar hubungan kita dengan Tuhan dan sesama menjadi lebih baik.

Sempurnalah: Paulus mengingatkan kita untuk berusaha mencapai kesempurnaan dalam hidup kita. Meskipun kita mungkin tidak akan mencapai kesempurnaan mutlak di dunia ini, kita tetap dipanggil untuk mengusahakannya dengan mengikuti teladan Kristus dan bertumbuh dalam kekudusan.

Dihiburlah: Hidup ini tidak lepas dari kesedihan, kekecewaan, dan penderitaan. Tetapi Paulus mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian. Allah adalah sumber penghiburan kita. Dalam kesulitan kita, kita dapat mencari hiburan, penghiburan, dan kekuatan dalam hubungan kita dengan-Nya.

Bersatu dalam kasih: Persatuan dalam kasih adalah panggilan bagi setiap orang percaya. Kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, saling melayani, dan saling mendukung satu sama lain. Persatuan dalam kasih memperkuat gereja dan menjadi saksi kuat bagi dunia akan kebaikan Tuhan.

Hiduplah dalam damai sejahtera: Damai sejahtera adalah hadiah dari Allah yang diberikan kepada mereka yang hidup dalam hubungan yang benar dengan-Nya. Damai sejahtera tidak hanya berarti ketiadaan konflik, tetapi juga ketenangan dan kepastian dalam hati kita, meskipun dunia di sekitar kita mungkin kacau.

Paulus mengakhiri suratnya dengan menyatakan bahwa kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih karunia Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita. Ini adalah jaminan bahwa kita tidak sendirian dalam hidup ini. Allah melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kita dan memberikan Roh-Nya untuk mendampingi kita sepanjang perjalanan kita.Semoga renungan ini memberkati dan mengingatkan kita akan panggilan kita untuk hidup dalam sukacita, kasih, damai sejahtera, dan persatuan dalam Kristus

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 27:1-8

Renungan Keluaran 27:1-8 adalah bagian dari kitab Keluaran dalam Alkitab, yang berisi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada Musa untuk membangun Kemah Suci di padang gurun. Bagian ini khususnya menggambarkan pembangunan mezbah tembaga untuk korban bakaran di dalam Kemah Suci. Pada ayat-ayat ini, Allah memberikan instruksi kepada Musa tentang bagaimana membangun mezbah tembaga. Mezbah ini akan menjadi tempat untuk mempersembahkan korban bakaran kepada Allah. Mezbah tembaga harus memiliki ukuran yang tepat, yaitu berukuran lima hasta panjangnya, lima hasta lebarnya, dan tiga hasta tingginya. Hasta adalah suatu ukuran panjang yang sebanding dengan panjang lengan manusia, sekitar 45 cm. Allah juga menyuruh Musa untuk membuat tanduk-tanduk tembaga pada empat penjuru mezbah, yang akan digunakan untuk memegang persembahan-persembahan yang akan dipersembahkan. Selain itu, Allah menyuruh Musa untuk membuat jaring tembaga di sekeliling mezbah, yang akan berfungsi sebagai pagar atau pagar pembatas.

Melalui instruksi ini, Allah menunjukkan kepentingan penyembahan yang sungguh-sungguh dan teratur. Mezbah tembaga ini adalah tempat di mana umat Israel akan mempersembahkan korban-korban bakaran mereka sebagai tanda penghormatan dan kesetiaan kepada Allah. Pembangunan dan penggunaan mezbah ini merupakan bagian dari sistem ibadah yang ditetapkan oleh Allah untuk umat-Nya.

Renungan dari pasal ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menyembah Allah dengan hati yang tulus dan teratur. Meskipun kita tidak lagi menggunakan mezbah tembaga atau mempersembahkan korban bakaran secara harfiah, prinsip di baliknya tetap relevan. Allah menginginkan kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang tulus, mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan hidup yang hidup dan yang kudus (Roma 12:1). Selain itu, kita juga diajarkan tentang pentingnya memiliki tata tertib dalam ibadah kita kepada Allah. Seperti yang terlihat dalam instruksi yang diberikan oleh Allah kepada Musa, Allah menghendaki agar ibadah dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya dan dengan tata aturan yang ditentukan-Nya. Dalam kehidupan kita sehari-hari, penting bagi kita untuk menjalani ibadah dan kehidupan rohani kita dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Firman Allah.

Renungan Keluaran 27:1-8 mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki hati yang tulus dalam penyembahan kepada Allah dan hidup dengan tata tertib yang sesuai dengan kehendak-Nya. Semoga kita dapat terus belajar dan bertumbuh dalam penyembahan yang benar dan hidup yang dipersembahkan kepada-Nya. Renungan ini mengajarkan kita tentang kerapatan rinci dan keakuratan yang diberikan oleh Tuhan dalam instruksinya. Setiap bagian dari Bait Suci dan perlengkapannya memiliki tujuan dan makna yang mendalam. Ini mengajarkan kita pentingnya ketelitian dan ketaatan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Tuhan. Selain itu, mezbah itu sendiri adalah tempat di mana korban bakaran dipersembahkan kepada Tuhan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya mempersembahkan diri kita sebagai persembahan hidup kepada Tuhan. Mezbah juga melambangkan hubungan antara manusia dan Allah, di mana kita dapat mencari dan mendekati Allah melalui persembahan kita. Renungan ini juga mengingatkan kita tentang kerahasiaan yang diungkapkan dalam setiap rincian yang diberikan oleh Tuhan. Ketika kita meluangkan waktu untuk memahami dan merenungkan Firman Tuhan, kita dapat menemukan kebenaran dan pengajaran yang dalam di balik setiap detail-Nya. Melalui renungan ini, kita diingatkan untuk hidup dengan teliti, taat, dan penuh penghormatan terhadap kehendak Allah. Setiap tugas yang diberikan kepada kita oleh Tuhan memiliki tujuan dan makna tertentu. Dengan melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan setia, kita dapat memuliakan Allah dan tumbuh dalam iman kita.

AMIN


BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

MATIUS 7:24-27

Pada renungan ini, Yesus menggunakan perumpamaan rumah yang dibangun di atas batu dan rumah yang dibangun di atas pasir untuk menggambarkan dua jenis hidup yang berbeda. Rumah yang dibangun di atas batu melambangkan orang yang mendengarkan perkataan Yesus dan melaksanakannya, sedangkan rumah yang dibangun di atas pasir melambangkan orang yang mendengarkan perkataan Yesus, tetapi tidak melaksanakannya. Perumpamaan ini mengajarkan pentingnya melakukan perkataan Yesus dalam hidup kita. Orang yang mendengar perkataan-Nya dan melaksanakannya dianggap bijaksana dan memiliki dasar yang kuat. Mereka akan teguh dalam iman dan bisa menghadapi tantangan dan godaan dalam hidup tanpa roboh. Dalam konteks yang lebih luas, perumpamaan ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya membangun hidup kita di atas dasar yang kokoh, yaitu Yesus Kristus. Hanya dengan mempercayai dan mengikut-Nya, kita akan memiliki pondasi yang kuat untuk menghadapi perjuangan hidup dan berjalan dalam kebenaran-Nya. Perumpamaan ini mengajarkan pentingnya mendengarkan dan melaksanakan ajaran-ajaran Yesus dalam kehidupan kita. Rumah yang dibangun di atas batu melambangkan orang yang mendengar dan melaksanakan ajaran-Nya, sementara rumah yang dibangun di atas pasir melambangkan orang yang mendengar, tetapi tidak melaksanakan ajaran-Nya. Di sisi lain, orang yang hanya mendengarkan perkataan-Nya tetapi tidak melaksanakannya dianggap bodoh dan memiliki dasar yang lemah. Ketika tantangan datang, iman mereka tidak bertahan, dan hidup mereka akan mengalami kerusakan yang besar. Namun, jika kita hanya mendengar ajaran-Nya tanpa melaksanakannya, kita berada dalam bahaya. Ketika ujian datang, seperti hujan, banjir, dan angin dalam perumpamaan ini, hidup kita yang berdasarkan fondasi yang lemah akan rubuh.

Kekasih Tuhan.. Sehubungan dengan peristiwa sukacita keluarga hari ini kita kembali melihat bahwa gambaran peletakan batu pertama ini menjadi refleksi secara teologis tentang peranan Allah dalam kehidupan kita dan bagaimana kita melihat karya- karya Allah di dalam kehidupan kita jika kita melandasi kehidupan kita dalam Yesus Kristus. Beberapa Hal menjadi refleksi kita:

Bersyukur kepada Tuhan: Peletakan batu pertama rumah adalah kesempatan untuk bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk memiliki rumah sebagai tempat perlindungan dan kediaman bagi keluarga. Hal ini mengingatkan kita akan anugerah dan kemurahan Tuhan yang telah memberikan kita sumber daya dan kemampuan untuk membangun rumah.

Mengakui kepemilikan Tuhan: Refleksi rohani juga melibatkan pemahaman bahwa rumah yang dibangun adalah hasil dari anugerah Tuhan dan bukan semata-mata usaha atau kemampuan kita sendiri. Kita diingatkan bahwa sebagai anak-anak Tuhan, kita adalah pengelola dari apa yang Tuhan berikan kepada kita, termasuk rumah yang kita bangun.

Menyadari pentingnya fondasi yang kuat: Seperti peletakan batu pertama menjadi awal pembangunan sebuah rumah, demikian pula fondasi yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam hidup Kristen. Refleksi rohani dapat mengingatkan kita akan pentingnya membangun hidup kita di atas fondasi yang kokoh, yaitu iman yang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus dan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Firman-Nya.

Mengarahkan hati pada kediaman rohani: Meskipun rumah adalah tempat fisik, refleksi rohani dapat mengingatkan kita bahwa kita juga memiliki kediaman rohani yang tak terlihat. Kita diingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Kudus tinggal di dalam kita. Oleh karena itu, selain membangun rumah yang nyaman secara fisik, penting bagi kita untuk merawat dan membangun hubungan rohani kita dengan Tuhan.

Menyediakan tempat kerinduan dan keramahtamahan: Rumah Kristen juga bisa menjadi tempat yang ramah dan menyambut bagi orang lain. Refleksi rohani dalam peletakan batu pertama rumah mengingatkan kita akan panggilan untuk mengasihani dan melayani sesama, dan menggunakan rumah kita sebagai tempat yang hangat dan penuh kerinduan bagi mereka yang datang.

Dalam refleksi rohani tentang peletakan batu pertama rumah, intinya adalah mengarahkan hati kita pada Tuhan, mengakui kepemilikan-Nya, dan membangun fondasi yang kuat dalam iman. Ini adalah waktu yang baik untuk berdoa, bersyukur, dan mempersembahkan rumah dan hidup kita kepada Tuhan, serta memohon berkat-Nya untuk rumah dan keluarga yang akan tinggal di dalamnya.

AMIN



BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA

KELUARAN 27:9-19

Saudara-saudara yang terkasih, hari ini kita akan mempelajari bagian dari kitab Keluaran, yaitu Keluaran 27:9-19. Bagian ini membahas tentang Bait Suci dan hal-hal yang terkait dengan tempat kudus di hadapan Allah. Melalui teks ini, kita akan melihat betapa pentingnya bagi kita untuk melangkah ke hadirat Allah dan mengenal-Nya dengan lebih dalam.

I. Perhatian Terhadap Tempat Kudus

Ayat 9-15 menjelaskan tentang pendirian halaman Bait Suci dan pagar sekelilingnya. Tuhan memberikan instruksi rinci tentang bagaimana halaman harus dibangun dan diatur. Ini menunjukkan pentingnya Allah terhadap tempat-Nya yang kudus. Demikian pula, kita juga harus memperhatikan tempat kudus dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Setiap kali kita datang ke rumah ibadah atau melibatkan diri dalam ibadah, kita harus melakukannya dengan hati yang penuh hormat dan kesucian.

II. Pembakaran yang Terus-Menerus

Ayat 16-19 berbicara tentang perintah Tuhan untuk menjaga api yang terus-menerus terbakar di atas mezbah. Api ini harus selalu menyala dan tidak boleh padam. Ini melambangkan kesetiaan dan perhatian yang harus kita miliki dalam menghidupkan api iman dan pengabdian kita kepada Allah. Kita diingatkan untuk tidak membiarkan api rohani kita padam, tetapi untuk memelihara semangat dan gairah kita dalam melayani Tuhan dengan tekun dan setia.

Aplikasi:

Menghormati Tempat Kudus: Mari kita belajar menghormati dan menghargai tempat-tempat yang dianggap kudus dalam kehidupan kita. Dengan melakukan itu, kita menunjukkan rasa hormat kita kepada Allah dan menghargai kehadiran-Nya.

Menjaga Api Rohani Terbakar: Penting bagi kita untuk menjaga api iman dan semangat kita terus menyala. Jangan biarkan rutinitas atau kebosanan menghentikan api itu. Carilah kesempatan untuk menghidupkan kembali semangat kita melalui doa, pembacaan Firman, persekutuan dengan orang percaya lainnya, dan pelayanan aktif di gereja.

Mengenal Allah dengan Lebih Dalam: Memahami dan mengenal Allah adalah suatu perjalanan yang tak pernah berakhir. Jangan puas dengan pengetahuan yang dangkal, tetapi carilah untuk lebih dalam mengenal karakter, kehendak, dan kehadiran-Nya melalui doa, pembacaan Firman, dan persekutuan dengan Roh Kudus.

Kesimpulan: Saudara-saudara, sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk menghormati tempat kudus dan menjaga api rohani kita tetap menyala. Melalui perhatian kita terhadap tempat kudus dan semangat pengabdian kita kepada Tuhan, kita dapat mengalami pertumbuhan yang lebih dalam dalam iman kita dan mendekatkan diri kita dengan Allah. Mari kita berkomitmen untuk melangkah ke hadirat-Nya dan mengenal-Nya dengan lebih dalam setiap hari.

AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renungan Pemuda 1 Korintus 13:1-7 Tema: Kasih yang Sejati

  Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis tentang kasih yang sejati, kasih yang melampaui kata-kata dan sekadar perasaan. Ketika kita mendalami pasal ini, mungkin kita merasa terinspirasi dan berefleksi oleh makna kasih yang begitu dalam, tetapi di sisi lain kita juga dinasehati. Betapa sering kita mengaku mengasihi, tetapi sikap dan tindakan kita belum mencerminkan kasih yang diajarkan Paulus. Teman teman muda, dalam 1 Korintus 13 dikenal sebagai "Pasal Kasih" karena di sinilah Paulus menguraikan apa itu kasih yang sejati dan bagaimana kasih itu seharusnya diwujudkan. Kasih yang sejati bukanlah sekadar rasa senang atau sayang di dalam hati. Kasih, menurut Paulus, adalah sesuatu yang hidup dan aktif, sesuatu yang nyata dalam tindakan manusia. Jika kita hanya merasa sayang tetapi tidak menunjukkan tindakan yang penuh kasih, apakah itu benar-benar kasih? Tentu tidak. Paulus mengatakan, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan malaikat, ...

Filipi 4:6-7 "Jangan Khawatir, Berdoa.

Jangan Khawatir, Berdoa. Pemuda dan pemudi Pernah tidak kalian merasa khawatir? Mungkin tentang ujian, teman, atau masa depan atau cita dan cinta?  Hari ini, kita belajar dari Firman Tuhan di Filipi 4:6-7  Artinya ini buat kita: 1. Jangan Khawatir:    - Tuhan tidak mau kita terus-menerus cemas. Khawatir cuma bikin hati dan pikiran kita tidak tenang. Khawatir tidak menyelesaikan masalah, malah bikin kita stres. 2.Berdoalah:    - Saat kita khawatir, Tuhan mau kita bicara sama Dia. Ceritakan semua keinginan dan masalah kita dalam doa. Tidak perlu formal, cukup kita menyampaikan apa yang ada di hati kita. Tuhan selalu mendengar dan memahami setiap kata yang kita ucapkan. 3. Bersyukur    - Dalam doa, jangan lupa bersyukur. Ingat semua berkat dan kebaikan yang Tuhan sudah kasih. Bersyukur karena Ia membuat kita sadar betapa besar kasih Tuhan dalam hidup kita. 4 Damai Sejahtera Allah    - Tuhan janji akan memberi kita damai ...