Langsung ke konten utama

BAHAN PART SENIN 13 NOVEMBER 2023

 Yohanes 14:1-14

Jangan Bimbang Hatimu. Dalam Injil Yohanes 14, Yesus mengajak para murid-Nya, dan dengan demikian juga mereka, untuk tidak bimbang hati. Pesan ini tidak hanya sekadar kalimat penyemangat, melainkan undangan untuk meletakkan keyakinan mereka kepada Allah. Ketika Yesus berkata, "Aku adalah jalan, kebenaran, dan hidup," Ia bukan hanya memberikan suatu ajaran, tetapi Ia mengundang mereka untuk berjalan bersama-Nya. Iman bukan hanya tentang mengenal kebenaran, melainkan hidup sesuai dengan kebenaran itu. Ketika mereka hidup dalam kebenaran, mereka menemukan hidup yang sejati, hidup yang penuh makna dan tujuan. Refleksi: Dalam keluarga kita, mari renungkan bersama-sama pesan penuh makna dari Injil Yohanes 14: "Jangan Bimbang Hatimu." Pesan ini tidak hanya sekadar kata-kata penyemangat; lebih dari itu, pesan ini adalah undangan tulus untuk meletakkan keyakinan kita kepada Allah, bahkan di tengah-tengah kehidupan yang penuh tantangan. Yesus, dalam kata-kata-Nya yang penuh kasih, mengajak kita untuk melepaskan kekhawatiran dan kecemasan yang mungkin merayap ke dalam hati kita. "Jangan Bimbang Hatimu,". Ini adalah panggilan untuk mempercayakan setiap aspek hidup kita kepada Allah yang Maha Kuasa. Dalam hidup yang diarahkan oleh kebenaran-Nya, kita akan menemukan hidup yang sejati, penuh makna, dan berarti. Setiap langkah dan setiap pilihan hidup menjadi bagian dari perjalanan yang diberkati dan diarahkan oleh Allah. Kehidupan keluarga menjadi lebih berharga ketika kita menjalani hari-hari dengan tujuan yang jelas, yaitu menghormati dan menyenangkan hati Allah. Sebagai keluarga Kristen, marilah merenungkan pesan ini bersama-sama. Jangan biarkan kecemasan mengambil alih hati kita, tetapi percayakanlah segalanya kepada Allah. Marilah kita berjalan bersama Yesus, menjalani hidup dalam kebenaran-Nya, menemukan kehidupan yang penuh makna dan tujuan dalam kasih dan kemurahan-Nya.

"Aku adalah Jalan". Yesus menyatakan diri-Nya sebagai jalan. Ini bukanlah jalan biasa yang hanya membawa mereka dari satu tempat ke tempat lain, melainkan jalan menuju Bapa. Ketika mereka mengikuti Yesus, mereka tidak akan tersesat, karena Dia adalah jalan yang benar dan pasti. Ini merupakan panggilan bagi mereka untuk hidup dalam kebenaran-Nya dan mengikuti jejak-Nya. Refleksi: Dalam keluarga kita, marilah kita merenungkan kata-kata penuh makna dari Yesus yang menyatakan, "Aku adalah Jalan." Ini bukanlah semata-mata jalan seperti yang biasa kita temui dalam perjalanan sehari-hari. Yesus mengajak kita untuk melihat-Nya sebagai jalan menuju Bapa, sumber segala kebenaran dan kehidupan yang abadi. Ketika Yesus menyatakan diri-Nya sebagai jalan, Ia tidak hanya memberikan petunjuk atau arahan ke arah yang benar, melainkan Dia adalah jalan yang hidup dan memimpin kita menuju Bapa yang penuh kasih. Ini adalah panggilan kepada keluarga kita untuk tidak hanya memandang Yesus sebagai teladan, tetapi untuk mengikuti jejak-Nya dalam setiap langkah hidup kita. Jalan ini tidaklah biasa; ini adalah jalan yang membawa kita ke dalam kebenaran-Nya. Saat kita mengikuti Yesus, kita dapat yakin bahwa kita tidak akan tersesat. Dia adalah jalan yang benar, pasti, dan aman. Ini bukan hanya tentang destinasi akhir, melainkan perjalanan hidup kita sehari-hari. Panggilan untuk hidup dalam kebenaran-Nya adalah tantangan dan kehormatan bagi keluarga kita. Melalui kehidupan sehari-hari, kita diundang untuk menjadikan Yesus sebagai pusat dari segala tindakan dan keputusan kita. Ini berarti hidup sesuai dengan ajaran-Nya, mengasihi sesama seperti Ia mengasihi kita, dan berbuat adil sebagaimana Dia berbuat adil. Sebagai keluarga yang mengikuti Yesus, marilah kita membangun fondasi rumah tangga kita pada prinsip-prinsip-Nya. Janganlah kita tergesa-gesa atau terpaku pada jalan yang dunia tawarkan, tetapi bersama-sama berjalan di jalan yang benar bersama Yesus. Melalui kehidupan yang diberkati dan diarahkan oleh-Nya, kita akan menemukan kedamaian, sukacita, dan tujuan yang sejati dalam hidup keluarga kita.

"Jika Kamu Meminta Sesuatu dalam Nama-Ku" Yesus memberikan janji bahwa apa pun yang diminta dalam nama-Nya akan dilakukan. Ini bukan sekadar janji kekayaan materi, melainkan undangan untuk berdoa dengan keyakinan dan dalam kehendak-Nya. Doa bukan hanya sarana untuk meminta, tetapi juga sebagai wujud ketaatan dan ketergantungan kepada Allah.

Refleksi: Dalam renungan keluarga kita hari ini, kita akan merenungkan kata-kata penuh makna dari Yesus: "Jika Kamu Meminta Sesuatu dalam Nama-Ku." Dalam perkataan ini, Yesus memberikan janji yang luar biasa kepada kita, undangan untuk berdoa dengan keyakinan dan ketaatan kepada-Nya. Yesus, dengan penuh kasih, menjanjikan bahwa apa pun yang kita minta dalam nama-Nya akan dilakukan. Namun, mari kita pahami bahwa janji ini tidak hanya terbatas pada kekayaan materi. Ini adalah undangan untuk berkomunikasi dengan Allah, bukan sekadar untuk meminta, melainkan sebagai bentuk ketaatan dan ketergantungan kepada-Nya. Doa bukanlah hanya sarana untuk mengungkapkan keinginan atau kebutuhan kita, tetapi juga sebagai wujud hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Ketika kita berdoa dalam nama Yesus, kita menunjukkan ketaatan kepada kehendak-Nya. Ini adalah doa yang disertai dengan keyakinan bahwa Allah tahu apa yang terbaik bagi kita, dan kita bersedia menyerahkan keputusan-Nya. Melalui doa, kita menyatakan ketergantungan kita kepada Allah sebagai sumber segala kekuatan dan hikmat. Ini adalah bentuk kerendahan hati dan pengakuan bahwa tanpa-Nya, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Yesus mengajak kita untuk mengakui-Nya sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup, dan dalam doa, kita menyatakan ketergantungan kita sepenuhnya kepada-Nya. Sebagai keluarga Kristen, marilah kita menjadikan doa sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. Berdoa bersama-sama sebagai keluarga membawa kita lebih dekat kepada Allah dan satu sama lain. Marilah kita berdoa dengan keyakinan bahwa Allah mendengarkan dan akan bertindak sesuai dengan kehendak-Nya yang baik. Dalam renungan dan doa kita, semoga keluarga kita tumbuh dalam iman, ketaatan, dan ketergantungan kepada Allah. Melalui janji ini, kita dapat merasakan kehadiran-Nya yang mendalam dalam setiap aspek kehidupan kita, membimbing, memberkati, dan menjaga keluarga kita di setiap perjalanan hidup.

AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Renungan Pemuda 1 Korintus 13:1-7 Tema: Kasih yang Sejati

  Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis tentang kasih yang sejati, kasih yang melampaui kata-kata dan sekadar perasaan. Ketika kita mendalami pasal ini, mungkin kita merasa terinspirasi dan berefleksi oleh makna kasih yang begitu dalam, tetapi di sisi lain kita juga dinasehati. Betapa sering kita mengaku mengasihi, tetapi sikap dan tindakan kita belum mencerminkan kasih yang diajarkan Paulus. Teman teman muda, dalam 1 Korintus 13 dikenal sebagai "Pasal Kasih" karena di sinilah Paulus menguraikan apa itu kasih yang sejati dan bagaimana kasih itu seharusnya diwujudkan. Kasih yang sejati bukanlah sekadar rasa senang atau sayang di dalam hati. Kasih, menurut Paulus, adalah sesuatu yang hidup dan aktif, sesuatu yang nyata dalam tindakan manusia. Jika kita hanya merasa sayang tetapi tidak menunjukkan tindakan yang penuh kasih, apakah itu benar-benar kasih? Tentu tidak. Paulus mengatakan, “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan malaikat, ...

BAHAN IBADAH RUMAH TANGGA

 BAHAN PART GKS JEMAAT GAURA KELUARAN 1:1-22 MEMAHAMI RENCANA ALLAH DALAM KETERPURUKAN Kekasih Tuhan.. Ada banyak cara Tuhan dalam membentuk spiritualitas manusia, kita dibentuk oleh Allah dengan pergumulan, pengujian, pencobaan bahkan juga penindasan. Namun di dalam semuanya itu, ketika diperhadapkan dengan situasi tersebut, kita di tuntut untuk melihat dan menemukan maksud Allah dalam mengijinkan semua hal itu terjadi. Dalam teks pembacaan hari ini, kita dapat melihat pertanggungjawaban Allah dalam mempersiapkan  dan memenuhi akan panggilan-Nya terhadap Bangsa Israel menjadi umat pilihan Allah (Kejadian 46:3-4). Mereka yang hidup sebagai orang-orang yang ada dalam tanah perbudakan merasakan banyaknya penderitaan dan juga penindasan. Hal ini tidak mudah bagi mereka untuk melewati proses tersebut. Setelah Yusuf mati (ay. 7) kekuatan Bangsa Israel yang ada di tanah Mesir menjadi melemah dan merekapun dijadikan sebagai hamba yang akan diperbudak untuk kepentingan bangsa Mesir. B...

Filipi 4:6-7 "Jangan Khawatir, Berdoa.

Jangan Khawatir, Berdoa. Pemuda dan pemudi Pernah tidak kalian merasa khawatir? Mungkin tentang ujian, teman, atau masa depan atau cita dan cinta?  Hari ini, kita belajar dari Firman Tuhan di Filipi 4:6-7  Artinya ini buat kita: 1. Jangan Khawatir:    - Tuhan tidak mau kita terus-menerus cemas. Khawatir cuma bikin hati dan pikiran kita tidak tenang. Khawatir tidak menyelesaikan masalah, malah bikin kita stres. 2.Berdoalah:    - Saat kita khawatir, Tuhan mau kita bicara sama Dia. Ceritakan semua keinginan dan masalah kita dalam doa. Tidak perlu formal, cukup kita menyampaikan apa yang ada di hati kita. Tuhan selalu mendengar dan memahami setiap kata yang kita ucapkan. 3. Bersyukur    - Dalam doa, jangan lupa bersyukur. Ingat semua berkat dan kebaikan yang Tuhan sudah kasih. Bersyukur karena Ia membuat kita sadar betapa besar kasih Tuhan dalam hidup kita. 4 Damai Sejahtera Allah    - Tuhan janji akan memberi kita damai ...